11

14.4K 660 29
                                    


Raditya pov

Sebenarnya aku takut jika Lysha menemui Zahra secara pribadi. Tapi aku harus percaya jika mereka akan menyikapi pernikahan ini secara dewasa.

"Nak ayah ingin berbicara sebentar..." ujar ayah Idris sembari menepuk pundakku "Kau tau nak...Queen adalah putri ayah satu-satunya,,apapun akan ayah lakukan demi kebahagiaannya,! Seluruh cinta ayah tercurah untuknya,,jadi jika kau merasa sudah tak mampu membahagiakannya,,jika kau tak mampu mencintainya pulangkan dia pada kami,! Jangan tempatkan putri ayah di situasi yang menyakitkan hatinya,,tolong jangan buat dia menangis,! Pulangkanlah jika kau merasa tak mampu,!" Ujar ayah membuatku tersentak,,kata-kata ayah membuatku merasa jika aku harus membuktikan bahwa aku pun bisa membahagiakan putrinya.

"Insyaallah putri ayah akan mendapatkan apa yang selama ini dia dapatkan,, kebahagiaan dan cinta,!"

"Bisa kau utamakan dia di atas segalanya,? Setelah ketaatanmu pada Allah tentu saja,!"

"Insyaallah yah...doakan yang terbaik untuk rumah tangga kami,!"

"Heemm ayah percaya kau bisa,! Oh iya ku dengar kalian akan tinggal di mension Atmaja selama 7 hari,?"

"Iya yah..daddy meminta kami tinggal di sana selama 7hari,!"

"Kau harus maklum jika mas agam seperti itu,! Cintanya pada Queen sangat besar,,!"

"Iya ayah.."

"Baiklah,,temui Queen dan berkemaslah,! Mension Atmaja ada di Bogor,, nikmatilah liburan kalian,!"

"Terimakasih ayah,!"

"Heeeemmm,!"

Setelah memberi sedikit petuah yang di bumbui ancaman,,ayah Idris meninggalkan aku yang terpaku menatap lantai dua di mana kamar Zahra berada.

Lysha pov
Queen room

"Assalamualaikum dek..." sapaku pada Zahra yang masih sibuk mengemasi barang-barangnya di temani om agam.

"Waalaikumsalam mbak...! Sini masuk,,daddy Queen ingin ngobrol berdua saja boleh,? Queen janji tak lebih dari 30menit. Oke..!"

Zahra memang pengertian sekali dia tahu kalau aku ingin bicara secara pribadi dengannya. Ku lihat raut tak setuju dari om agam tapi karna wajah melasnya Zahra akhirnya om agam mau meninggalkan kami berdua dengan kecupan sayang di kening Zahra sebelum ia keluar kamar. Ah itu semua membuat aku iri,,andaii

"Masuk mbak...." suara Zahra membuyarkan lamunanku.

Huuuffftt
Ku hirup oksigen sebanyak mungkin agar sedikit menenangkan debaran jantung yang menggila. Oke Lysha kamu bisa...batinku menyemangati diri.

"Mbak..are you oke,?"

"Ehm yaa mbak baik.. harusnya mbak yang tanya kamu udah baikan,? Maaf ya mas adit lebih memilih mbak daripada kamu. Mungkin karna mas adit terlalu cinta sama mbak jadi dia khawatir mbak gak nyaman... dari dulu dia emang gitu sama mbak sedikit posesif karna memang mbak cinta pertamanya kali yaa jadinya gituuu...ngomong-ngomong tadi mas adit bilang kalau kalia akan berlibur ke bogor,,have fun yaa dek..! Tolong jaga mas adit,,dia punya alergi sama bawang putih soalnya jadi pastikan semua makanan dia bebas dari bawang putih dan juga mas adit gak begitu suka sayuran jadi jangan paksa dia buat makan sayur oke,! Dek mbak boleh minta satu hal,?"

Queen pov

"Apa mbak,?"

"Tolong jaga hati mu,!"

"Maksudnya,?"

"Tolong jangan jatuh cinta sama suamiku...Zahra kamu punya cinta dari semua orang jadi tolong jangan minta cinta mas adit juga.. biarlah cinta mas adit mbak yang punya,! Kamu bisa layani mas adit lahir batin tapi tolong jangan sampai kamu jatuh cinta sama mas adit,,karna mas adit tak akan mungkin bisa jatuh cinta padamu!" Ujarnya kemudian berlalu dari hadapanku.

Allah...apa mbak Lysha tak mikirkan bagaimana perasaanku,? Dengan mudahnya dia meminta ku untuk tidak jatuh cinta pada bang Ditya...bagaimana mungkin aku tak di ijinkan jatuh cinta pada suamiku,? Tanpa cinta bagaimana bisa aku hidup dengan bang Ditya,? Tanpa cinta bagaimana aku bisa bahagia,?

Rasanya kaki ku tak mampu menompang tubuh ini,,aku patah hati sebelum merasakan indahnya cinta halal suamiku. Mbak Lysha benar..mana mungkin bang Ditya bisa jatuh cinta padaku sedangkan hatinya telah terisi penuh oleh cinta mbak Lysha. Ya allah jika aku bisa memilih jodoh aku tak mau menjadi orang ketiga,,sesak dan sakit yang tak bisa ku bagi pada siapa pun.

Tok...tok..tok..

Ku hapus kasar air mataku,, aku tak ingin ada yang tahu jika aku menangis lagi. Aku tak mau bang Ditya di salahkan atas air mataku ini.

"Masuk.."ucapku setelah ku rasa wajahku lebih segar.

Ceklek

Pintu kamar terbuka dan masuklah bang Ditya dengan senyum manisnya. Ya allah aku tak mungkin tak jatuh cinta padanya karna belum ada 24 jam kami menikah rasa itu telah hadir.

"Dek...ayo kita berangkat daddy dan mommy sudah menunggu,!" Ujarnya membawaku pada kesadaran penuh.

"Ah iya bang..tapi adek masih pusing...tolong bilang sama daddy dan mommy agar menunggu sebentar lagi,!" Sahutku,,pusing hanyalah alasanku untuk menunda sebentar keberangkatan kami.

"Atau kita di sini saja,? Abang janji setelah adek sembuh kita akan mengunjungi daddy dan mommy di bogor,!"

"Minggu depan daddy dan mommy ada seminar di luar kota bang,,sudahlah adek tak apa jika kita berangkat hari ini...tapi sebentar lagi yaa,!" Ujarku.

"Jadi adek mau apa sekarang,?" Ujarnya lembut sembari membelai pipiku. Ya Allah lelaki di hadapanku ini telah halal untuk ku,, lelaki ini berhak mendapatkan semua cinta ku tapi kenapa engkau tak ijinkan itu terjadi,?
Apa aku tak pantas untuk mendapat cinta dari suamiku,?

Mbak di mana ikhlas yang kau katakan sebelum pernikahan kami,? Jika memang tak ada ikhlas itu kenapa kau ijinkan kami menikah,,?

ºººº

Hallo....assalamualaikum sobat....alhamdulillah bisa up lagi...jangan lupa vote dan komen yaa,,,biar aku tau kekurangan karya ku ini,,,oke terimakasih sebelumnya 

BL 2019 SG

Yang Ke Dua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang