22

12.7K 587 9
                                    


RaLyZa house
20.00 WIB

Setelah makan malam Raditya dan Lysha pun masuk ke kamar mereka. Melihat raut wajah sang istri yang begitu berseri membuat Raditya menyunggingkan senyum bahagia.

"Bahagia sekali ya sayang,?"

"Eh ketara ya mas,?"

"Heemm...ini..." ujar Raditya sembari mengelus bibir Lysha " tak berhenti tersenyum,!"

"Ini karna hadiah gelang berlian dari mas adit,! Sangat indah dan mewah,,! Terimakasih ya mas..."

"Sama-sama sayang,,pulang dari kampus mas mampir dulu ke mall ketemu sama Dika dan istrinya terus mas kepikiran deh buat beliin kamu sama adek perhiasan,! Karna adek berhijab maka mas belikan dia bros terus kamu mas belikan gelang ini,!"

"Kok beda,? Pasti lebih mahal punya adek kan,?" Tuding Lysha.

"Enggak dong sayang,,mas belajar adil antara kalian,,jadi walau beda harganya sama,! Sama-sama ada berliannya juga kok,!"

"Hm..mau mas bohong juga aku gak tau kan,? Ya sudah aku tidur dulu aja,!" Sahut lysha kemudian ia berbaring dan memunggungi Raditya.

"Masya allah sayang segitu gak percayanya kamu sama aku ya..kalau pun lebih mahal milik adek..harganya tak begitu timpang kok,!"

"Tuh kaan...!"

"Yang aku maksud mahal adalah punya adek sekedar bros tapi seharga gelangmu yang besar itu,! Buat aku berapa pun harganya asal istri-istriku menyukainya yaa gak masalah,,toh aku kerja juga buat kalian kan,?"

"Sama aja ini gak adil buat aku mas,!"

"Ini malam pertama kita bersama setelah sekian hari aku bersama adek lho...dan kamu mendebatku karna harga sebuah hadiah,, Ya allah,!"

"Aku gak bakal mendebat jika mas adit bisa adil,!" Ketus Lysha.

"Hah percuma mau di jelaskan seperti apa juga kau akan tetap merasa jika aku ini tak berlaku adil,! Aku keluar dulu assalamualaikum,!" Ujar Raditya kemudian ia pergi meninggalkan lysha.

Lysha tak menyangka jika sang suami membiarkan dirinya tetap dalam kondisi marah. Tanpa terasa air matanya menetes,,

Lysha pov

Hiks..hiks..hiks...inilah yang ku takutkan,,suamiku berubah. Dulu ia tak akan meninggalkan aku dalam kondisi marah. Aku yakin sekarang ia tengah bermesraan dengan istri keduanya.

Masih dengan amarah di dalam hati,,ku langkahkan kakiku ke dapur. Mungkin dengan minum air dingin hatiku juga ikut mendingin.

"Lho mbak kok di dapur,?" Tanya Zahra kalem yang membuatku semakin muak dengannya.

"Tak usah basa-basi,! Aku tau jika mas adit pasti sedang di kamarmu dek,,! Aku tak menyangka jika kau berniat untuk memonopoli mas adit,! Ingat ya dek aku ini istri pertama mas adit jadi akulah nyonya rumah ini kau tak punya hak,, akulah yang di utamakan di rumah ini,!" Ujarku dengan nada tinggi di setiap kata.

"Aku tau jika mbak Lysha adalah istri pertama abang,,tapi bukan berarti aku tak punya hak atas abang,! Aku tak membutuhkan hak atas rumah ini karna bagiku cinta dan kasih sayang abang jauh lebih berarti,,jangan kau lupa jika aku adalah cucu wanita satu-satunya keluarga Al-Farizzi dan keluarga Atmaja,,! Aku tak perlu repot-repot untuk mendebatkan hak atas harta suami kita,,sekali lagi mbak,, hati abang jauh lebih penting dari harta milik abang,!" Sahut Zahra yang membuatku semakin marah padanya.

"Oh yaa,? Munafik sekali kau dek,,jika harta mas adit tak berarti untukmu kau tak akan menerima hadiah mahal dari suamiku,!" Sahutku sinis.

"Oooh jadi karna hadiah dari abang yang membuat mbak Lysha cemburu begini,? Ingat satu hal mbak,,aku menerima hadiah dari abang karna itu dari abang,! Tak masalah seberapa rupiah harga dari hadiah itu,,yang aku tau harga dari hadiah itu adalah cinta dan keadilan dari abang,! Kau tau mbak,? Aku bahkan memiliki bros berlian dengan harga yang jauh lebih mahal dari hadiah abang,,hanya saja aku tekankan sekali lagi,,bukan soal rupiahnya tapi soal cinta dan keadilannya,! Abang mencoba untuk adil sama istri-istrinya mbak,! Dan tak seharusnya mbak debatkan soal harga,!"

"Adil katamu hah,? Mas adit itu lebih cinta kamu,!"

"Apa buktinya,?"

"Dia lebih memilih menemanimu yang kabur dari rumah daripada menemaniku yang jelas-jelas aku sendiri di rumah ini,!"

"Itu memang seharusnya kan mbak,? Karna saat itu adalah waktuku dengan abang,, jadi di mana letak tidak adilnya,?"

"Kau di sana bersama keluargamu,,,sedangkan aku sendiri disini,!"

"Mbak hanya kurang bersyukur jadi mbak selalu merasa iri padaku,,tapi wajar sih mbak iri padaku,, aku masih muda,,aku menantu kesayangan keluarga Ilyasa,,aku juga mempunyai keluarga yang lengkap dan sebentar lagi aku akan jadi seorang bunda,,!" Sahutnya yang malah membuatku semakin merasa cemburu dan muak dengannya,,jadi dengan sepenuh tenaga ku layangkan tamparan keras dan ku dorong sampai ia jatuh terduduk.

"Allahu Akbar..aaahh sakit..." ujarnya sembari memegang perutnya.

"Itu tak sesakit hatiku dek...aku harus rela di madu,!" Teriakku kembali dan sekarang aku jambak rambutnya yang memang tak tertutupi hijab.

"Ya allah mbak Ara..." jerit Aisyah yang membuatku melepaskan jambakan rambutku padanya.

"Ai..perut mbak saakkiitt..." rintih Zahra.

"Ya allah darah mbak...." ujar Aisyah semakin panik dan saat aku melihat ke arah bawah ternyata celana piyama Zahra sudah berubah menjadi merah.

"Ya allah bagaimana ini,, tuan sedang keluar,!" Ujar Aisyah yang membuatku terkejut. Jadi mas adit tidak ada di kamar Zahra,? Jadi cemburuku ini tak beralasan,? Ya allah...ku lihat Zahra semakin merintih kesakitan dan kemudian ia jatuh pingsan.

"Ya allah mbak..." jerit Aisyah semakin membuatku merasa bersalah dan takut.

"Assalamualaikum...ya allah adek..." tiba-tiba mas adit datang dari arah ruang tamu.

"Aisyah Zahra kenapa,?"

"Tuan ayo bawa mbak ara kerumah sakit dulu..nanti Aisyah ceritakan semuanya,,sebentar Aisyah ambil hijab mbak dulu,!" Sahut Aisyah.

Mas adit pun mengangkat Zahra kemudian Aisyah berlari ke lantai dua ke kamar Zahra untuk mengambil hijab milik Zahra.

Ya allah apa yang harus aku lakukan sekarang,?

ºººº

BL 2019 SG

Yang Ke Dua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang