36

14.6K 623 22
                                    

Sepulang dari rumah sakit azzam zahra dan kembar menuju ke restoran tempat mereka dulu biasa bertemu dengan para sahabatnya.

"Mau mana toh,?" Tanya ariq yang mulai penasaran.

"Bertemu dengan kakak nazwa sayang.."sahut zahra sembari mengelus kepala ariq.

"Tatak awa,?" Ulang ariq.

"Nazwa.." ujar azzam membenarkan

"Awa..." sahut ariq.

"Ikutin buya ya...naz.."

"Naz.."

"Wa.."

"Wa.."

"Nazwa.."

"Awa..." sahut ariq mantap.

"Okelah nak.." ujar azzam akhirnya. Zahra hanya terkikik geli melihat interaksi ariq dan azzam.

"Tatak awa capa toh,,?" Tanya andra

"Putri ate shafa sama om ibnu,!" Jawab azzam

"Ate fafa om inu capa toh,?" Tanya zizan yang kembali merasa asing dengan nama yang disebutkan abuyanya.

"Sahabat buya dan ami,!" Kali ini zahralah yang menjawab pertanyaan sang putra.

"Ooooh...cahabat apa toh,?" Tanya ariq lebih penasaran lagi dengan kata asing yang baru saja aminya ucapkan.

"Sahabat itu teman baik sayang..."

"Aaaaa..cepelti tita cama lili..." sahut zizan antusias. Lili adalah putri dari tentangga mereka di bogor.

"Hem...ya seperti itulah nak,!" Sahut azzam "oke boys kita sudah sampai.."

"Huuuuaaaa...celu celu..." ujar zizan antusias soalnya dia langsung berhadapan dengan restoran yang lumayan mewah.

"Celu apana toh,? Tanya ariq bingung "ndak ada papanya..." lanjutnya sembari mengedarkan pandangan ke sekitarnya.

"Ada papanya adek..ada olang-olang cibuk..." sahut zizan tak mau kalah.

"Cibuk apa toh,? Matan tok"

"Matan juga cibuk adek,!"

"Ndak atak.."

"Iya adek.."

"Ndak.."

"Iya.."

"Boys..lets go,!" Seru azzam menghentikan perdebatan zizan dan ariq, kemudian ia gandeng tangan andra dan zizan sedangkan ariq merentangkan tangannya tanda ia minta di gendong.

"Gendong ami.." rengeknya.

"Sama buya ya nak..kasihan ami keberatan gendong jagoan buya ini," tawar azzam.

"Ndak mau toh,!" Sahut ariq

"Ya sudah..abang sama kakak nanti kita main bola bertiga ya.."

"Ote buya.." sahut andra dan zizan serempak.

Melihat abang dan kakaknya bersama abuyanya membuat ariq ingin ikut bergabung, berjalan bersama mereka.

"Ami tulun toh..mo jayan cama abang tatak cama buya,!"

Dengan senang hati zahra menurunkan si bungsu dari gendongannya.

"Buya..adek jalan tok..ajak ain bola ote,!" Ujar ariq saat ia sudah berada di dekat azzam dan kedua kembarannya.

"Loh adek mau ikut,?"

"Boweh buya,?"

"Tak boleh..." goda azzam.

Yang Ke Dua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang