24

13.1K 602 7
                                    


Sore ini Zahra sudah di ijinkan untuk pulang. Dengan di antar oleh daddy arham dan mommy siska akhirnya Zahra dan Raditya sampai di rumah mereka. Keluarga Al-Farizzi juga keluarga Ilyasa memang tidak mengetahui jika Zahra masuk rumah sakit.

RaLyZa house
15.45 Wib

Zahra/Queen pov

"Assalamualaikum Ai..." salamku pada Aisyah yang menunggu kami di teras.

"Waalaikumsalam..mbak Ara.." jawabnya kemudian ia memelukku erat. Kurasakan bahunya bergetar dan kemudian terdengarlah isak tangis darinya

"Ssstttt tak usah menangis dek..mbak tak apa...mbak baik-baik saja,!" Ujarku sembari mengelus punggungnya.

"Ai takut mbak..takut kalau mbak kenapa-napa,! Maaf seharusnya Ai tak biarkan mbak menghadapi nyonya sendiri..."

"Sssttt tenanglah dek..! Kata mommy mbak tak apa kok..."

"Syah..." panggil bang Ditya membuat pelukan kami terlepas.

"Eh maaf tuan..."

"Ayo masuk dulu..." ujarku kemudian ku rangkul pundak Aisyah yang ternyata lebih tinggi dia sedikit "Ai tolong buatkan minum untuk daddy dan mommy yaa..nanti mbak kenalkan,!"

"Baik mbak..." sahutnya kemudian meninggalkan kami di ruang tamu.

"Humaira..abang ke atas dulu yaa..mau letakkan barang-barang adek,!"

"Iya bang.."

"Princess..." panggil daddy setelah bang Ditya memghilang di lantai dua.

"Ya dad..."

"Kamu pindah ke rumah kamu sendiri saja ya nak.." bujuk daddy lagi.

"Ck...daddy ah..aku kan udah bilang..."

"Daddy tau sayang...tapi disini kamu selalu tersiksa begini,!"

"Ish.. Queen kan dah bilang dad..kalo ini tuh bukan sepenuhnya salah mbak lysha.."

"Daddy tau sayang..tapi daddy tetap khawatir nak.."

"Daddy percaya Queen kan,,,?" Inilah cara terakhirku agar daddy tak memaksakan kehendaknya lagi.

"Oke...tapi jika dia menyakitimu lagi maka daddylah yang akan turun tangan,!"

"Aaaa love you dad..." ujarku kemudian ku peluk tubuh kekar daddy kesayanganku ini. My hero setelah opa dan ayah,,

"Maaf tuan nyonya ini minumnya.." ujar Aisyah mempersilahkan daddy dan mommy.

"Oh iya nak..terimakasih" sahut mommy sembari memperhatikan Aisyah.

"Mom..gadis cantik ini namanya Aisyah,,putri dari pak asep dan mbok imah supir dan ART di rumah kakek,! Tadinya orang tua Aisyah juga bekerja disini tapi karna Queen ingin mengerjakan kewajiban Queen sendiri jadi mama membawa orang tua Aisyah ke rumah kakek,!" Jelasku.

"Oohh..masih sekolah nak,?"

"Iya nyonya.."

"Panggil tante saja..nama saya siska dan ini suami saya arham. Kamu bisa panggil suami saya om,,! Jangan tuan dan nyonya kami bukan majikanmu,!"

"Baik tante..kalau begitu Aisyah permisi dulu karna Aisyah harus mengerjakan tugas sekolah,!" Pamitnya

"Iya..silahkan.." sahut mommy,,kalau daddy jangan di tanya,,daddy adalah orang yang irit bicara pada orang lain. Maka dari itu ia hanya menyimak percakapan antara mommy dan Aisyah.

"Maaf lama...mommy dan daddy makan malam di sini saja ya.." ujar bang Ditya kemudian ia duduk di sampingku. Dan tanpa ragu ku rebahkan kepalaku di pundaknya.

"Boleh..malam ini mommy dan daddy sedang free,!" Sahut mommy antusias.

"Siapa yang masak sayang,?" Tanya mommy yang membuatku terhenyak.

"Eh iya bang...adek masak dulu lah..." sahutku tanpa menjawab pertanyaan mommy.

"Tak usah biar nanti abang pesan saja,! Adek jangan terlalu lelah dulu,!"

"Loh kemana istri pertamamu,?"

"Hm..." gumam bang ditya bingung mau menjawab pertanyaan mommy karna nyatanya selama ini akulah yang memasak.

"Mommy lelah tak,?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Em..sudah tidak..! Kenapa sayang,?"

"Bantu Queen masak..! Queen rindu ayam kecap dan capcai mommy,!" Ujarku manja.

"Kalau begitu biar mommy yang masak..kamu cukup perhatikan saja oke,!"

"Oke mommy...lets go,!" Sahutku antusias. Kemudian kami menuju ke dapur dan meninggalkan dua pria beda generasi itu.

Raditya pov

Alhamdulillah akhirnya humairaku di ijinkan pulang sore ini. Kami pulang di antar oleh daddy dan mommy,,melihat Zahra begitu semangat saat akan memasak bersama mommy membuatku mengukir senyum.

"Anak itu..kalau sudah bersangkutan dengan ayam kecap dan capcai lupa sama yang lain,!" Ujar daddy membuatku memusatkan pandangan ke arahnya.

"Iya dad..adek itu pecinta berat ayam kecap rupanya,! Tak ada bosannya dia,!" Sahutku menimpali.

"Raditya..daddy sudah berusaha membujuknya namun gagal,! Jadi daddy harap kau lebih menjaganya lagi,!"

"Huuufffttt adek memang keras kepala dad.."

"Hemz..persis seperti Idris,!" Kekehnya yang membuatku terkesima,,, bagaimana tidak,? Selama aku menjadi suami Zahra baru kali ini aku melihatnya terkekeh begitu.

Akhirnya kami hanya membicarakan seputar bisnis dan cerita masa kecil Zahra. Ternyata sedari kecil Zahra sudah sangat di manja oleh daddy,,

"Assalamualaikum..." salam seseorang yang menghentikan obrolan ringan kami.

"Waalaikumsalam.." jawabku dan daddy bersama. Melihat siapa yang datang membuat raut wajah daddy menjadi merah menahan marah. Ya aku tau daddy pasti sangat marah pada Lysha.

"Adek sudah pulang ya mas,?" Tanya lysha yang hanya ku jawab dengan anggukkan saja. Bukan maksud mau mengabaikannya tapi rasa kecewa masih mendominasi hatiku.

"Maaf om lysha tak bermaksud..."

"Saya tau akar masalahnya adalah rasa cemburu,! Jika cemburumu menyakiti putriku aku tak akan tinggal diam,!" Potong daddy yang membuatku dan lysha sama-sama terpaku.

Lysha pov

Degh..kata-kata om arham menusuk hatiku. Sedikit membuatku takut,,apalagi cara penyampaiannya yang terkesan seperti mengancam.

"Maaf om.." hanya itu yang bisa kukatakan.

"Maafmu tak akan berarti jika putriku sudah terluka," ujarnya dingin.

Aku tak tau harus menjawab apa lagi karna aku sadar akulah yang bersalah. Seharusnya aku bisa menahan emosiku namun cemburuku membuatku melupakan batasanku. Ku lirik mas adit yang hanya diam saja ketika om arham memojokkanku. Jujur saja aku kecewa kenapa tak ada pembelaan sedikitpun darinya.

"Saya kekamar dulu om," pamitku saat ku rasa tak ada lagi yang om arham akan bicarakan.

"Sayang..nanti kita solat berjamaah kemudian makan malam bersama,!" Ujar mas adit padaku.

"Iya mas,!" Sahutku

Meja makan RaLyZa
19.00

Makan malam kali ini terasa mencekam. Aura dingin dari om arham membuatku merasa kikuk dan sungkan. Ya allah kapan mereka akan meninggalkan rumah kami,? Bukan aku tak suka,,hanya saja aura om arham membuatku merasa terintimidasi dan merasa tidak nyaman.

"Kalau misalkan Queen tak mau pindah dari sini.. bagaimana jika lysha saja yang keluar dari rumah ini,?"

Degh....

ºººº

BL 2019 SG

Yang Ke Dua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang