38

14.7K 535 43
                                    


Lysha pov

Aku rasa kalian akan mencaciku dengan ribuan kata-kata kasar. Tapi jika kalian menjadi aku,,kalian akan tau bagaimana rasanya kesepian,,bagaimana hancurnya saat harus kehilangan kesempatan untuk menjadi seorang ibu,, bagaimana sakitnya saat harus berbagi suami dan bagaimana perihnya saat mengetahui istri kedua tengah mengandung.

Salahku juga yang memanfaatkan keadaan untuk memisahkan suamiku dan istri keduanya. Tapi sungguh...jika kau menjadi aku...kau pun akan melakukan hal yang sama.
Saat cinta dan perhatian suamimu terbagi,,saat itulah cemburu menguasai.
Bahkan setelah mereka berpisah pun rasa cinta suamiku masih saja terbagi,,jengah dengan perlakuan suamiku aku mulai mencari kehangatan dari pria lain dan sialnya hal itu menjadi puncak kebencian keluarga suamiku namun aku masih beruntung suamiku dengan mudahnya memaafkan kesalahanku.

Hari ini saat aku menanti kepulangannya dari perjalanan bisnisnya karna semenjak mereka bercerai suamiku ini memilih untuk berhenti bekerja dari yayasan milik mantan istrinya itu,,mas adit pulang dengan wajah yang kusut. Dan kalian tau apa sebabnya,? Lagi-lagi perihal sang mantan istri namun kali ini ada hal yang mengejutkanku yaitu pernikahan kedua zahra dan batita lucu putra suamiku dan mantan istrinya.
Mendengar cerita mas adit aku jadi ingin memiliki ketiganya atau minimal seorang sebagai putraku.
Egois,? Hey...aku hanya berfikir realistis saja... mas adit juga berhak mengasuh anak kandungnya bukan,? Lagipula zahra dengan mudah akan mendapatkan bayi dari suami barunya itu,,tidak sepertiku.

Untung saja mas adit tipe lelaki yang mudah dipengaruhi,,hanya dengan menambah bumbu pada setiap kata ia akan menjadi luluh dan mau mengikuti kemauanku.

****

Hari ini aku mulai memantau kegiatan zahra dan anak-anaknya. Melihat ketiga batita menggemaskan itu dari jauh membuat hasrat untuk memiliki ketiganya semakin kuat terpatri di benakku. Tak tahan hanya melihat kelucuan mereka dari jauh aku pun menghampiri ketiganya saat zahra masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum boys..." sapaku saat aku sudah dekat dengan mereka.

"Tumcalam..." sahut mereka serentak.

"Hay...aku namanya lysha,,kalian bisa panggil aku bunda lysha,!" Ujarku memperkenalkan diri.

"Unda,? Capa toh,? Temen ami,,?" Tanya salah seorang dari mereka yang tampaknya lebih cerewet dari ketiganya.

"Iya..bunda temen ami kalian,,,bisa kita kenalan,?" Tanyaku berusaha untuk lembut,,aku harus bisa ambil hati mereka agar tujuan utamaku tercapai.

"Ooooo,,adek namana aliq..tatak namana zizan tlus abang namana andla,!" Sahut anak yang ku ketahui bernama ariq karna saat menyebut kata adek dia menunjuk dirinya sendiri.

"Ayah kalian kemana nak,?" Pancingku,,aku ingin tau apa mereka mengetahui siapa ayah kandung mereka.

"Buya kelja tok,,ami macuk ambil maem itan,!" Sahut si adek,,kalau di amati si adeklah yang aktif menjawab pertanyaanku sedari tadi. Sedangkan anak yang ia sebut kakak dan abang hanya diam memperhatikan interaksi kami. Aura dingin menguar dari keduanya terutama si abang.

"Ayah nak bukan buya..." sahutku membenarkan.

"Tak ada ayah ate...tami adana abuya...adek ayok macuk..." sahut si kakak.

"Tunggu dulu sayang...kalian mau ketemu ayah kalian,?" Pancingku lagi..aku pikir inilah saatnya aku membawa ketiganya kerumah ku. Selagi tak ada yang mengawasi mereka.

"Tak ada ayah ate...tami punya abuya..tak pelu ayah,!" Sahut si abang sinis.

"Bukan tante sayang...panggil aku bunda,! Abuya kalian itu bukan ayah kalian...ayah kalian itu suami bunda sayang...ayok ikut bunda bertemu dengan ayah kandung kalian,!"

"Ayah tandung apa toh,?" Tanya si adek dengan mimik wajah menggemaskan.

"Ayah kandung itu orang yang sudah membuat kalian ada didunia ini,,nama ayah kandung kalian itu Raditya Ilyasa,!" Jelasku.

"Tak ada ayah tak ada unda...tami tak punya meleka,!" Jerit si kakak membuat zahra tergopoh-gopoh keluar rumah.

"Hallo mantan maduku...ku rasa anak-anak mas adit tumbuh baik dalam pengawasanmu,!" Sambutku saat ia sudah berdiri di hadapanku.

"Assalamualaikum mbak..ada apa ini,? Abang kenapa kakak menjerit begitu,?"

"Ooooo aku hanya memberi tau mereka perihal ayah kandung mereka...mereka berhak tau kalau suamimu itu bukan ayah mereka,!" Sahutku santai.

"Lancang....mbak tak berhak memberi tau mereka,!" Ujarnya yang membuatku tertawa.

"Aku berhak...sangat berhak..karna aku adalah istri sah dari ayah mereka,! Dan ayah mereka berhak tau mereka serta merawat mereka,!"

"Memang mereka bertiga itu siapa,?" Tanyanya dingin.

"Mereka anak-anak suamiku kalau kau lupa,! Dan mereka berhak tau ayah kandung mereka...mas adit berhak atas hak asuh ketiganya,!"

"Kau benar mbak...ketiganya secara biologis memang anak pak raditya..tapi jangan kalian lupa jika beliau sendirilah yang tak mengakui anak-anaknya,!"

"Di akui atau tidak mereka tetap anak mas adit suamiku,,dan aku berhak atas mereka karna akulah istri sah ayah kandung mereka,!"

"Tak akan kubiarkan kalian mengambil mereka dariku,!"

"Baiklah..kita lihat saja,!" Sahutku acuh. Aku sudah membawa tiga orang bodyguard bayaran untuk membawa ketiga batita itu. Aku sudah memperkirakan ini akan terjadi.

"Bawa mereka bertiga..." perintahku.

"Jangan...mbak ku mohon lepaskan anak-anakku,!" Ujar zahra memelas namun tak mempengaruhiku sama sekali.

"Ami tolong adek..iih cakit..."

"Ami....angan pukul ami tami... " jerit si kakak saat melihat zahra ditendang oleh salah satu bodyguardku.

"Mbak..kumohon jangan,!"

"Ayo jalan..." perintahku pada supir pribadiku saat ketiga batita itu berhasil masuk kedalam mobil.

"Mbaaaak....ku mohon jangaaan,!" Teriakan zahra masih terdengar walau samar-samar seiring dengan laju mobil yang semakin menjauh.

"Ateee jahat...." jerit si abang padaku

"Om jahat..." buk..buk...buk...dengan brutalnya ia memukuli supirku.

"Hey...jangan..jangan tutup mata saya nanti kita nabrak,!" Teriak supirku membuatku berusaha untuk melepaskan tangan mungil itu.

"Pak....awas...."

BRAAAAAAAKKKKK

ºººº

BL 2019 SG

Yang Ke Dua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang