4

72.2K 3.5K 11
                                    

PART 4

21062019

.

.

Happy Reading guys

Maaf banyak typo
.

.

.

"Adit sini sayang, jangan di berantakin. "suruh Nadya yang baru saja selesai mandi pada Adit.

Kedua tangan mungil itu sibuk mengacak-acak sepatu dan sandal di rak, Adit mengomel dan mencoba berdiri.

Nadya yang melihat Adit tersenyum karena sang anak ingin belajar berdiri secara sendiri.

" Nda nda kan."Adit menghampiri Nadya dan duduk dipangkuan sang bunda sembari menunjuk biskuit didalam toples di atas lemari pakaiannya.

(bunda bunda makan)

"Tau aja kamu ya. "

Nadya tersenyum geli, Adit sangat suka makan seperti dirinya contohnya saat dirinya mengajak Adit disupermaket semua ditunjuk Adit, mainan ditangannya pun hilang entah kemana sungguh bayi bertubuh gempal itu sangat menyukai biskuit.

" Amm nyam nyam. "Adit mengunyah biskuit bertekstur lembut itu dengan suara khas bayinya.

Nadya memotret Adit saat memakan biskuit dan itupun sangat tepat karena wajah Adit juga menatap ke arahnya.

Setelah memotret, Nadya menciumi pipi gembul Adit membuat Adit risih dan merengek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah memotret, Nadya menciumi pipi gembul Adit membuat Adit risih dan merengek.

"Iyaya lanjutin aja makannya, bunda gak ngganggu kamu."gemas Nadya melihat anaknya mulai menangis.

Adit merangkak dan mencari ASInya, Nadya menyibakkan kemejanya ke atas dan menyusuinya. Mungkin sampai usia dua tahun Adit menyusui.

"Adit bunda sayang sama kamu nak. "lirih Nadya mengusap lembut kepala anaknya membuat Adit menghentikan menyusu dan kedua mata bulat itu mengerjapkan beberapa kali.

Kebiasaan ketika melihat wajah orang sedih, Adit akan menatap orang itu dengan cemberut seperti sekarang ini.

" Bunda gak sedih. "

" Nda nda edhih. "(beo Adit) kini Adit turun dari pangkuan ibunya dan mencoba berdiri menghampiri sang bunda yang posisi sangat dekat dengan bertatih-tatih.

" Yaaaakk. "teriak Adit saat berhasil menghampiri Nadya.

Nadya meraih memeluk badan Adit dan mengusap punggung sang anak dengan posisi anaknya yang masih berdiri.

" Belajar pelan-pelan pasti bisa. "ucap Nadya pelan mencoba membantu anaknya berjalan lalu ia akan melepaskan anaknya ketika Adit menepis tangannya.

Ngomong-ngomong soal keadaan rumah Nadya, Nadya memiliki satu kamar, ruang tamu dan kamar mandi. Nadya menaruh peralatan memasak di ruang tamu dan kamar mandinya berada didalam kamar. Untuk menutupi peralatan memasak, ia memasang gorden di tengah dan setengah itu ia buat ruang tamu dan karpet biasa. Didalam kamar, Nadya mempunyai satu kasur / bisa dibilang spon berukuran besar untuk dirinya dan Adit tidur, satu karpet untuk anaknya yang suka bermain di atas karpet, dua lemari berukuran besar dan kecil, meja susun berukuran kecil, banyak boneka disekitar tempat tidurnya dan itu semua pemberian dari Dea.

Nadya memang tak pernah mengunci kamar mandi ketika mandi dan hanya menguci kamar saja sesekali saat mandi ia mengecek keadaan Adit, takut jika ada hal yang tak diinginkan seperti dulu.

Adit hampir saja keluar dari rumah kalau saja tidak ada Dea yang melihat anaknya itu, memang Adit itu tipe anak yang tak bisa diam dan anak yang aktif sekali.

Nadya sedang makan makan malam ditemani sang buah hati yang asyik mengomel sendiri dengan mainanya. Ketika suapan terakhir tiba-tiba Adit memanggil dirinya dan menangis.

"Bundaaaa atit atit. "(bunda sakit sakit) rengek Adit memperlihatkan tangannya berwarna merah karena terjepit mainan mobilnya

Nadya segera meminum air putih lalu menghampiri Adit dan menggendongnya.

" Sini bunda kasih minyak. "Nadya segera memberi minyak pada jari mungil anaknya lalu ia meniup pelan.

Adit masih menangis rewel membuat Nadya menimang anaknya diluar rumah sembari menepuk pelan pantat gembul anaknya.

" Napa anak lo Nad?"tanya Dea yang baru saja pulang mungkin sedang jalan-jalan.

"Kejepit mainannya. "Nadya terus menimang Adit.

" Yaelah kejepit gitu doang. "Goda Dea ketika melihat jari mungil Adit membuat dirinya makin gemas.

Adit memperlihatkan jarinya yang tadi kejepit kepada Dea dengan ekspresi lucu walau menangis.

" Ya ampun pengen gue makan deh anak lo itu. "

" Lo pikir anak gue makanan gitu. "Nadya menurunkan Adit ketika Adit sudah tenang.

Adit menghindar dan masuk kedalam rumah ketika Dea menghampirinya membuat Dea mengejar ke dalam rumah.

Adit tertawa khas bayi dan tetap merangkak sesekali kepala gembul nya melihat ke belakang.

" Udahlah De entar malam gak bisa tidur anak gue. "

" Iyaya, tuh si ocil udah ketawa lagi kan? "Dea berbangga diri padahal memang Adit sudah tak menangis sedari tadi.

" Ocil apaan tuh? "

" Orang kecil lah. "balas Dea lalu ngacir ke dalam rumahnya sendiri.

" huu dasar. "

Nadya masuk kedalam rumah dan menguncinya lalu menyusul sang anak yang sudah berguling di atas tempat tidur bersama boneka kesayangan, boneka lumba-lumba.

" Ngantuk ya? "Tanya Nadya pada sang anak yang mulai menguap.

" Ayo kekamar mandi dulu. "Nadya menggendong anaknya masuk kedalam kamar mandi untuk buang air kecil kemudian memasang popok pada Adit berukuran L saking gemuknya.

" Mimpi indah sayang. "gumam Nadya mencium seluruh wajah Anaknya.

...

"Nda nda tu tu." Adit menunju ke keranjang yang penuh aneka buah-buahan. Saat ini Nadya mengajak Adit ke supermarket untuk membeli kebutuhan Adit seperti popok, bedak dan mungkin akan beli pakaian mengingat anaknya yang makin gembul.

"Apa sayang? "tanya Nadya lalu menatap buah-buahan yang dituju Adit.

Nadya berjalan menuju tempat buah Naga rupanya Adit penasaran dengan buah itu bahkan anaknya ingin turun mengambil buah itu sendiri.

" Hey hey gak boleh nakal, iyaya bunda beliin. "Adit yang digendongan langsung menangis sembari tangannya menunjuk pada buah naga itu.

" Iya bunda ambilkan. "

Tapi sebelum mengambil seseorang mengambil buah itu dadi tangannya dan menyodorkan pada sang penjual.

" Maaf itu punya saya. "Ucap Nadya sopan lalu lelaki itu menoleh ke arah Nadya dan tersenyum.

" Arzan. "pekik Nadya saat melihat orang itu yang sekarang melambaikan tangan pada Nadya.

" Hai Nad apa kabar? "

....

Wah siapa itu Arzan?

Kalau memberi saran itu dengan bahasa yang sopan ya:)

Jangan lupa beri vote dan komentar ya:

My Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang