35

44.3K 2K 84
                                    

Part 35

Double up

Happy Reading guys

.

.

.

Beberapa hari kemudian seperti biasa Nera saat ini sedang membacakan doa pada Adit setelah sholat subuh untuk segera sadar dari komanya. Dilain sisi salah satu tangan mungil itu bergerak pelan bersamaan dengan kedua mata bulat itu sedikit demi sedikit terbuka lebar menatap sekitar yang nampak asing baginya lalu ketika dirinya mendengar suara merdu seseorang, ia menatap diam orang itu dan seperti mengingat ingat sesuatu. Mulutnya ingin menangis tetapi diurungkan karena sesuatu dibawah bibirnya terasa sakit ketika digerakkan.

Setelah selesai Nera meletakkan kitab suci itu di meja yang memang disediakan tempat buku bacaan-bacaan serta beberapa kitab suci Al-Qur'an berjejer rapi di meja itu kemudian Nera mengambil gelas kaca yang berisi air putih dan meneguknya. Nera masih tak sadar jika sedari tadi dirinya ditatap oleh Adit. Nera pun berniat ingin melihat Adit kemudian kedua matanya berbinar menatap Adit yang sudah bangun dan segera ia memencet tombol untuk memanggil dokter.

"Adit kamu sudah bangun nak? Ya Allah terima kasih akhirnya cucuku sudah sadar. "ucap Nera syukur mendongak menatap ke atas lalu kepalanya menoleh ke arah Adit yang masih diam menatapnya.

Pintu terbuka terlihat seorang dokter pria langsung memeriksa Adit dengan serius disusul oleh beberapa suster yang ikut memeriksa Adit serta membawa catatan berisi perkembangan Adit.

Dokter itu tersenyum lega, "Akhirnya cucu Anda sudah sadar dari komanya selama hampir empat bulan lamanya akan tetapi.."

Nera mengernyit menunggu kelanjutan ucapan dokter itu.

"... Cucu Anda akan kesulitan bicara panjang lebar seperti dulu waktu tidak sakit dikarenakan dagunya ketika ikut gerak bersamaan bibirnya berbicara akan terasa linu baginya. Mungkin itu sebabnya cucu Anda tidak menangis. "ujar Dokter pria itu oanjang lebar disertai senyum sopannya.

Nera mengangguk mengerti dan menatap penuh kasih pada cucunya. Beberapa menit dokter dan para suster keluar dari ruangan Adit.

Nera segera menghubungi beberapa orang mengabarkan jika Adit telah sadar dari komanya.

"Sakit ya nak? "Tanya Nera terharu melihat Adit yang kini menatapnya mungkin Adit masih bingung dengan dirinya sendiri.

Nera mengusap lembut kepala cucunya yang botak menggumamkan sesuatu dan mencium kening Adit.

" Ini nenek sayang. "Adit hanya diam saja.

Pintu terbuka lebar terlihat Bryan segera menghampiri Nera setelah mengucapkan salam dan mendekat ke brankar tempat Adit dirawat.

"Mah ini beneran mah? Ya Allah terima kasih telah mengabulkan doa-doa ku. Kini anakku sudah sadar. "Bryan menatap Adit tetapi dahinya mengernyit jika Adit hanya diam saja.

" Kata dokter jangan khawatir Adit bisa bicara tapi tidak seperti dulu karena dagunya akan terasa sakit jika bibirnya bergerak ingin mengucapkan sesuatu. "Ujar Nera.

" Iya mah. "

Nera pamit pergi karena ingin melihat keadaan Nadya. Bryan menatap sendu ke arah anakya, dirinya sesekali mengecup kepala anaknya.

" Ini ayah sayang yah yah. "Bryan tersenyum ketika Adit menggerakkan salah satu tangannya yang tidak sakit walau hanya sebentar.

Adit membuka mulutnya sebentar," Yah? "

Bryan tersenyum lebar mendengar anaknya memanggil dirinya ayah walau tak jelas.

Adit membukam bibirnya sendiri ketika dirasa dagunya linu. Adit mengeluarkan air matanya menahan sakit disekujur tubuhnya. Bryan ikut menitihkan air matanya dan mengusap lembut air matanya anaknya mungkin jika dagunya tidak robek, Adit akan menangis kencang saat ini.

My Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang