Mulai : 08062019
End : 11072019
CERITA TAMAT DAN LENGKAP (GRATIS)
Nadya Alyssa Az-zahra
Seorang wanita cantik masih muda memiliki seorang anak yang bahkan tidak diketahui oleh suaminya dan mertuanya. Suami yang tidak mencintainya, sering menghina...
"Mamah ingin ikut tinggal bersamamu. "pinta Nera menatap sendu kearah Nadya.
" Bagaimana dengan papah mah apalagi Bryan? "
" Papah Bryan meninggal Nad setahun yang lalu saat kamu resmi bercerai dengan Bryan. Papah punya penyakit jantung dari dulu Nad dan mamah tidak menuruti permintaan beliau untuk membatalkan perceraian kalian. Papah berkata bahwa kamu adalah menantu yang sangat baik tapi mamah dan Bryan tidak percaya pada beliau. Mamah menyesal Nad apalagi mamah merasa sangat bersalah pada ibumu Nad bahkan mamah tau ibumu meninggal dari tetanggamu. Sungguh mamah sangat malu sama kamu. Maafkan sekali lagi mamah Nad dan jangan panggil mamah tante. "Nera menunduk sedih merasa malu berhadapan dengan Nadya,menantu yang ia sia-siakan dan seringkali ia hina
" Nadya turut berduka cita atas meninggalnya papah.
" Mah tatap Nadya, tolong jangan menunduk seperti itu. Nadya sudah memaafkan mamah dari dulu karena mamah juga Nadya anggap sebagai ibu Nadya. "lanjutnya.
Nera mendongak menatap haru ke arah Nadya lalu mengambil kedua tangan Nadya dan mencium punggung tangan Nadya tapi tindakan itu langsung dihentikan oleh Nadya.
" Mah jangan! Biarlah Nadya yang mencium tangan Mamah. "Nadya mencium punggung tangan Nera membuat hati Nera merasa tenang.
" Mulia sekali hati kamu nak dan maafkanlah mama sayang. "lirih Nera yang masih merasa bersalah.
" Sudah mah dan mengapa mamah ingin tinggal bersama Nadya? Bukankah mamah bisa ikut Bryan? "
Nera menggeleng kepalanya," Mamah dititipkan ke panti jompo oleh Berlin dan Bryan dengan alasan tidak bisa mengurus mamah yang sakit-sakitan seperti ini. "
" Astagfirullah tega sekali Mas Bryan seperti itu pada mamah apalagi Berlin. "Nadya menatap tak percaya ke arah Nera.
" letak panti jombo tempat mamah tinggali dimana? "
" Letaknya dekat dari sini. "balas Nera dengan senyumanya yang lembut.
"Bagaimana Nad? Apakah kamu setuju mamah ikut tinggal bersamamu?" tanya Nera.
"Hmm bukannya Nadya tidak mau ma tapi sebenernya Nadya tidak tinggal disini. Nadya ke kota ini untuk menemani teman Nadya dan tinggal pun juga dirumah orang tua teman Nadya."
"Oh kalau begitu mamah tidak memaksamu Nad dan mamah meminta sering-seringlah ke panti jompo *** mamah ada disana. Tolong jenguk mamah ya Nad, meskipun disana ramai tapi mamah merasa sepi. "pinta Nera seraya matanya mulai berkaca-kaca.
" Tunggu beberapa hari lagi mah. Nanti Nadya menjemput mamah dan mamah bisa tinggal bersama Nadya di kota ***. "
" Benarkah sayang?"
"Iya mah. Nadya tak tega melihat mamah tinggal dipanti jompo. Hati Nadya sedih melihat mamah kalau disana. "
" mamah janji akan membalas perbuatan baik mu ini nak. "batin Nera.
...
"Eyang Adit udah bisa jalan! "seru Ivy antusias ketika melihat Adit sudah bisa berjalan walau hanya sebentar jatuh lagi.
Ani yang sedang menonton tv diruang tamu ikut senang dan menghampiri Adit saat si mungil berjalan tertatih menuju arah dapur, segera Ani gendong dan menaruhnya di atas karpet samping Ivy yang sedang sibuk dengan bonekanya.
Adit mencoba berdiri dan menghampiri Ivy setelah sampai, kedua tangan mungil itu menggapai rambut Ivy yang terurai tanpa ikatan rambut membuat Ivy teriak kesakitan berusaha melepaskan tangan Adit dibantu oleh Ani.
"Nakal ya Adit. "Ani mencium wajah Adit yang masih bertabur bedak dan memangku si mungil untuk ikut menonton televisi.
Menekan angka tiga pada remot televisinya yang langsung menampilkan upin ipin bermain bersama kawan-kawannya. Adit teriak heboh membuat Ani tertawa.
" Adit belum pernah nonton tv ya? Heboh banget. "gerutu Ivy yang kini ikut menonton kartun duo kembar berkepala plontos itu.
" Aiya ya wahh! "mulut Adit melongo menonton upin dan ipin serta bertepuk tangan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(jangan bingung kalau wajahnya beda-beda fokus sama ekspresinya aja)
" Lucu banget kamu nak jadi pengen punya cucu. "ujar Ani gemas mencubit pelan pipi gembul Adit.
" Oh ya Ivy, kamu tidak sekolah nak? "tanya Ani pada Ivy yang duduk disampingnya.
" Ivy pengen bolos aja Eyang, Ivy kepengen sekolah disini dan tinggal disini bareng tante Nadya. "
Ani hanya menggelengkan kepalanya saja dan tersenyum mengusap pelan rambut Ivy.
" Ivy jangan membolos sekolah itu nggak baik. Ivy kalau jalan-jalan lihat ada beberapa anak kecil yang minta-minta pada orang-orang yang berlalu lalang rela gak sekolah buat cari uang karena kalau gak cari uang nanti gak bisa makan. Sekolah pun tidak karena tidak ada biaya. Seharusnya Ivy bersyukur masih punya papa dan mamah yang bisa membiayai Ivy, makan enak dan Ivy pun minta uang buat jajan atau minta buat beli barang pun Ivy langsung dikasih sama paph kan? "
" Iya eyang, Ivy salah seharusnya Ivy bersyukur hidup enak seperti ini. Maafin Ivy eyang. "Ivy memeluk Eyang Ani dengan penuh kasih. Ani mengusap punggung Ivy sedangkan Adit mah bodo amat yang penting bukan Nadya-bundanya yang dipeluk.