32

51.8K 2.1K 51
                                    

Part 32

09072019

Happy Reading guys
Mohon koreksi jika ada kesalahan

.

.

.

Kedua tangan Bryan bergetar memegang sebuah dokumen yang berlabel rahasia terletak dipojok kanan. Bryan menatap kedua wanita itu secara bergantian. Satunya adalah seorang dokter dan satu kagi adalah karyawan office girl di perusahaannya.

"Bukalah pak! "suruh Dea yang juga tak sabar ingin melihat hasil tes DNA itu.

Bryan membuka pelan map tersebut dan setelah membaca terperinci dan berulang-ulang dirinya menggelengkan kepalanya tak percaya menatap Dea.

" Bagimana pak hasilnya? "

" Positif, "balas Bryan terbata membuat Dea juga terkejut mendengar ucapan Tn. Abrissam.

" Aku juga ingin lihat. "Dea membaca itu berulang-ulang dan ya ternyata benar jika Adit adalah anak kandung dari Bryan.

"Ini semua--"

"Aku yang melakukannya pak maaf tapi untuk itu tolong segera donorkan darah bapak pada Adit. Keselamatan Adit dulu yang lebih penting. "

Kini Bryan mengangguk entahlah pikirannya masih bingung dengan sendirinya sedangkan Dea akhirnya ia berucap syukur perjuangan Chris yang memegang batang cicak tidak sia-sia.

Dea keluar dari ruangan itu dan berjalan untuk menuju ke ruangan Adit. Di malam hari Dea hanya bisa melihat lewat jemdela dari luar. Dea kembali menitihkan air matanya mengingat Nadya yang tak mau makan apapun.

"Nad makan dulu yuk? "tanya Dea sembari membawa nampan berisi bubur dan air putih, yah makanan khas rumah sakit.

" apakah Adit udah makan ya De? Kalau Adit makan, gue juga mau makan, "lirih Nadya yang masih menatap kosong ke arah pintu, berharap jika seorang dokter ataupun suster menggendong anaknya datang menghampirinya.

Itulah sebabnya Nadya akhirnya di infus agar tidak kekurangan cairan ditubuhnya karena wanita itu masih saja melamun dan menggumamkan nama Adit.

Disisi lain...

Setelah mendonorkan darahnya Bryan berjalan tertatih-tatih menuju ruangan Nadya yang tengah dirawat juga. Setelah sampai diruangan itu Bryan masuk kedalam ruangan itu terlihat jelas Nadya tertidur pulas dengan gurat-guratan kesedihan yang nampak di wajah cantiknya. Bryan tertegun apakah dirinya baru menyadari jika Nadya sangatlah cantik alami dibanding dengan Berlin yang penuh dengan polesan make up?

Bryan menarik kursi untuk duduk disamping brankar Nadya, tangan kekarnya mengusap tangan Nadya sangat lembut, tiba-tiba dirinya teringat kemarin sore dimana tangan kekarnya yang menyeret Nadya sangat kuat lalu ia menarik tangannya kembali tak jadi menyentuh Nadya.

Perasaan bersalah kini menguap di pikiran Bryan. Setelah beberapa tahun akhirnya dirinya merasa bahwa dosanya sangat besar pada Nadya, dirinya memang tak pantas disebut suami yang sering menyiksa batin Nadya. Bryan mengusap air matanya, menangkup wajahnya dan mengacak rambutnya frustasi. Bryan tak bisa berkata apa-apa lagi selain menggumamkan kata maaf pada Nadya. Bryan memegang dadanya yang merasa berdebar sangat kencang takut jika ada sesuatu yang akan terjadi pada Nadya dan anaknya.

Anaknya?

Bryan beranjak berdiri ketika mengingat Adit yang akan dioperasi. Bryan menghampiri Nadya sebentar dan mengecup lembut kening Nadya yang tengah terlapisi perban.

Bryan segera berjalan sedikit berlari menuju ruangan dimana anaknya dirawat. Bryan tak sabar ingin menemui anakanya, anak yang tidak ia ketahui olehnya. Adit, anak yang pernah berada dipangkuannya dan memanggil dirinya ayah tetapi dirinya tak percaya jika Adit adalah anaknya. Disana sudah terlihat Dea, Arzan dan Bram menunggu didepan ruangan Adit.

My Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang