37

69.6K 2.1K 86
                                    

Part 37
Happy Reading guys

.

.

.

Kedua mata Nadya mulai berkaca-kaca manatap Adit yang kini juga menatapnya. Nadya berjalan sedikit pincang dan harus menggunakan tongkat untuk menyangga tubuhnya menghampiri Adit.

"Adit. "ucap Nadya menangis memeluk anaknya membuat Bryan otomatis memegangi pinggang Nadya agar tidak terjadi terjatuh karena tiba-tiba Nadya menaruh kedua tongkatnya ke lantai hingga berbunyi pantulan kayu yang memekakan telinga.

" Jangan gerak nanti kamu jatuh, aku gak mau kamu kenapa-napa sama Adit."Bisik pelan Bryan tepat ditelinga Nadya.

Jantung Nadya berdegub kencang ketika berdekatan seperti ini dengan Bryan begitupula Bryan meraskan hal itu. Cinta lama bersemi kembali sepertinys Nadya perlu memikirkan itu.

"Nda. "lirihan Adit membuat mereka kompak menoleh ke arah Adit dan tersenyum lebar.

" Iya Adit, ini bunda. "Nadya tersenyum dan mengecup pelan kening anaknya walau dibalut perban.

" Aku ingin gendong Adit. "ucap Nasya pelan.

" Kamu pangku aja Adit kalau digendong nanti kasian kaki kamu. "Nadya menangguk mengerti.

Bryan menuntun Nadya untuk duduk di atas sofa dan menaruh Adit di pangkuannya. Tubuh Adit menghadap ke arah Nadya.

" Baaaa Adit. "Nadya mengusap pipi Adit yang gembul walau terdapat sedikit bercak luka.

Adit hanya diam menatap Nadya tapi pancaran kedua matanya tersirat jika anaknya bahagia. Dea sedari tadi sudah duduk dengan sendirinya walau tidak dipersilahkan duduk okeh Bryan.

" Tit. "cicit Adit seraya tangannya menunjuk dagunya yang balut perban tebal.

Nadya menatap nanar dagu anaknya yang menbuat anaknya tidak bisa tertawa lepas seperti biasa untuk sementara ini. Nadya tau kondisi anaknya sebelum depresinya kambuh. Bryan tau pasti Nadya merasa sedih melihat anaknya yang hanya bisa diam bahkan bicara pun hanya sedikit-sedikit.

"Ya bunda tau nak, Adit lagi sakit. Semoga cepet sembuh. "Nadya menghapus air mata Adit. Nadya tau anaknya merengek merasakan linu didagunya serta bagian tubuhnya yang diperban.

" Sini bunda usap kaki Adit biar cepet sembuh. "Nadya mengusap pelan kedua kaki mungil anaknya yang diperban sangat tebal juga. Adit menyederkan kepalanya pada dada bundanya. Sangat nyaman. Itu yang dirasakan Adit.

Bryan menatap haru pemandangan itu dimana Nadya ikhlas menerima semua takdir ini pada anaknya. Bryan merasa bersalah karena masalalunya membuat Nasya dan Adit menderita tetapi ia akan berjanji didalam hatinya akan membuat Nadya dan Adit bahagia. Nadya menepuk pelan pantat anaknya karena tertidur sangat nyenyak dipangkuannya. Bryan takjub melihat itu karena selama dirinya merawat Adit, anaknya itu sangat susah tidur bahkan Bryan harus berusaha sangat keras agar anaknya tertidur pulas.

Nadys menoleh menatap Bryan ragu, "Emm bisakah mas menaruhnya di kasur, aku tak tega melihat Adit tidur disini."

" Iya. "

Bryan langsung menggendong Adit dan berjalan menuju kamar yang letaknya dekat dengan ruang keluarga tentunya lantai bawah. Nadya menatap sekitar rumah mewah ini tetapi yang membuatnya heran tak ada foto Bryan dan Berlin.

Berlin?

Oh ya seketika Nadya ingat perempuan itu. Ketika Bryan kembali dan dan duduk diseberang sofa hadapannya.

"Emm mas, Berlin mana? "tanya Nadya bingung menatap Bryan.

" Berlin meninggal sekitar empat bulan yang lalu."ujar Bryan.

My Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang