Part 17
Happy Reading guys
.
.
.
Sesuai janji kemarin kini Arzan duduk manis di sofa ruang tamu bersama Adit bermain bersama seperti kemarin. Sebelumnya Dea terkejut ketika melihat Arzan datang kerumahnya tapi dia langsung melengos masuk kedalam kamar setelah membukakan pintu untuk Arzan karena Nadya sedang mandi.
Beberapa menit kemudian Nadya sudah berganti pakaian memakai kemeja berwarna biru dan celana jeans berwarna putih. Adit memakai baju terusan berwarna biru membuat bayi mungil tampan itu semakin imut.
"De ikut yuk! "ajak Nadya ketika melihat Dea sedang membaca buku novel sedari tadi dikamar.
" Nggak! Males. "balas Dea tanpa menoleh ke arah Nadya.
" Kemarin-kemarin semangat kalau ketemu Pak Arzan eh sekarang diam begini. "goda Nadya terkekeh melihat wajah Dea kian memerah malu.
" Ayo dong ikut gue, pliss deh. "
" Nggak ya nggak."
"Kalau nggak mau yaudah jadi lo itu suka sama Arzan kan? "
"Siapa yang suka sih? Gue cuman kagum doang karena dia cakep." lirih Dea takut Arzan mendengar ucapannya dari luar.
"Beneran nih? "
" Ishh ya ya gue ikut. "Dea langsung merubah posisinya berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi.
Nadya tersenyum lega akhirnya bisa membujuk Dea untuk ikut.
Nadya keluar dari kamar sembari membawa tas selempang dan selendang kain dikalungkan dilehernya berjalan menghampiri Arzan dan Adit.
"Adit sini bunda pakein topi. "Adit diam dan menurut kala Bundanya memasangkan topi.
Adit meminta gendong pada Arzan dan Arzan pun menyambut kedua tangan mungil Adit dan dibawa kedalam gendongannya. Adit terkekeh pelan ketika Arzan menciumi lehernya yang sangat harum bedak bayi.
Dea keluar memakai hodie dengan kepalanya ditutupi tudung hodie tersebut. Arzan sesekali melirik ke arah Dea tapi Dea hanya diam saja. Mereka berjalan menuju mobil Arzan namun saat Dea membuka mobil Arzan, Nadya menyuruh Dea untuk duduk didepan yang otomatis dekat dengan Arzan.
"De duduk didepan gih! "
" Terserah dong gue duduk dimana. "
" Lo duduk didepan aja. "ujar Arzan pelan membuat degup jantung Dea berdetak lebih cepat, perasaan itu masih ada tapi Dea berusaha menghapusnya.
" cepat! "suruh Arzan membuat Dea segera menurutinya sedangkan Adit duduk manis dipangkuan Dea. Nadya yang duduk dibelakang tersenyum melihat keduanya yang sama-sama gengsi pada perasaannya masing-masing. Mobil melaju membelah jalanan ibukota.
...
Setelah sampai di tempat tujuan kini mereka berjalan memasuki kebun binatang. Adit berada di gendongan Arzan sesekali Arzan mencium wajah Adit yang tampak imut sekali apalagi ketika anak itu heboh melihat burung kakak tua yang bisa menirukan suara manusia. Adit tertawa berkali-kali melihat hewan-hewan yang ditemuinya.
Nadya dan Dea berjalan beriringan dibelakang Arzan. Setelah berpuas-puas jalan-jalan, Arzan mengajak untuk makan siang bersama direstoran dekat daerah ini.
"De lo udah bilang kalau mau resign? "tanya Nadya berbisik pada Dea disampingnya.
"Belum, kenapa?"
"Bilang sekarang aja, mumpung ada Arzan. "
" Hmm selesai makan aja. "
" Adit sini sama bunda, om nya juga mau makan. "Nadya mengulurkan kedua tangannya ke arah Adit yang duduk anteng disamping Arzan.
Adit menggeleng tidak mau.
" Gak papa kok Nad, biarin Adit disini sama aku. "
" Hmm baiklah. "
Dea melirik paras Arzan yang rupawan apalagi lelaki seperti Arzab yang pandai mengurus anak kecil seusia Adit.
" Bapakable banget deh. "gumam Dea menyembunyikan senyumannya.
" Gue mau ke toilet dulu De. "pamit Nadya sebentar.
" Aku mau ke toilet dulu ya Zan. "
Kini hanya tinggal mereka bertiga di ditempat itu.
" Hmm Pak Arzan. "panggil Dea pada Arzan yang sedang menyuapi jelly pada Adit lalu menoleh ke arah Dea.
" Iya De? "
" Hmm ak eh saya mau resign dari pabrik bapak. "
Ucapan Dea membuat Arzan tersentak kaget," Kenapa? Ehmm maksud saya mengapa kamu pindah? "
" Saya tidak mau kerja jauh dari Adik saya yang sedang sakit. "
" Lalu kamu akan kerja apa disini? "
" Ya saya bisa kerja apa aja Pak. "
Dea mengernyit mengapa Arzan begitu banyak bicara padanya sejak dulu Arzan hanya menjawab singkat tak menanyakan lebih padanya.
Arzan yang menyadari pun langsung diam dan mulai menyuapi Adit. Ekspresi Arzab sangat datar sekali membuat Dea takut sendiri melihatnya seperti kejadian dulu.
...
Kini mereka sedang dalam perjalanan menuju pulang ke rumah namun saat ditengah perjalanan Dea meminta Arzan untuk mengantarnya ke rumah sakit dulu.
Sejak kejadian dimana Dea ingin keluar dari pabrik milik Arzan kini wajah Arzan berubah menjadi dingin tapi tidak untuk Adit.
Setelah itu kini gantian Nadya yang meminta untuk mengantarnya ke panti jompo membuat Arzan bingung.
"Emang kamu mau ketemu sama siapa sih Nad? "
" Hmm mau ketemu... teman ibu aku Zan. "
" Oh begitu, yaudah aku pulang duluan ya. Ada yang harus aku urus dulu. "
" Iya Zan gak papa kok malah aku yang berterima kasih padamu. Hati-hati ya. "
" Iya, daaa Adit?"
"Hwaaa!"pekik Adit senang melambaikan tanganya pada Arzan.
Nadya berjalan masuk kedalam panti jompo diantar oleh seorang perawat wanita muda yang sebelumnya Nadya sudah meminta ijin untuk bertemu wanita paruh baya bernama Nera.
Sebuah kamar yang cukup luas untuk menampung empat kasur berukuran sedang, terlihat jika Nera duduk santai sendirian di atas kasur memakan cemilan menatap jendela luar yang letaknya didekat kasur.
"assalamualaikum bu, ada seseorang yang ingin bertemu ibu Nera. "
" Waalaikumsalam, iya---Nadya?"wajah Nera berbinar melihat Nadya menjenguknya di panti jompo tapi wajah wanita paruh baya itu berubah bingung melihat Nadya berdiri didepannya menggendong seorang anak kecil nan imut dimatanya.
...
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Boy
Ficção GeralMulai : 08062019 End : 11072019 CERITA TAMAT DAN LENGKAP (GRATIS) Nadya Alyssa Az-zahra Seorang wanita cantik masih muda memiliki seorang anak yang bahkan tidak diketahui oleh suaminya dan mertuanya. Suami yang tidak mencintainya, sering menghina...