19

40.9K 2.2K 7
                                    

Part 19

Double up nih
Happy Reading guys

.

.


.

Pagi hari Nadya menggendong Adit sedang berbelanja di supermarket yang letaknya lumayan jauh karena ruko yang berada didekat rumah Dea pada tutup. Nadya perlu membeli kebutuhan anaknya yang sudah habis seperti pampres, susu dan sebagainya.

Nadya berjalan menuju pakaian anak-anak. Kedua matanya berbinar melihat sepatu kecil yang sangat lucu dimatanya lalu ia meraih sepatu mungil itu dan mencoba dipasangkan ke kaki Adit. Adit didudukkan di tempat duduk kecil dekat deretan tempat sepatu anak-anak.

"Lucu banget sih anak bunda. "pekik Nadya senang lalu menciumi wajah Adit sedangkan Adit tertawa dan menggoyangkan kedua kakinya yang terpasang sepatu lucu berbentuk beruang.

" Seneng ya anak bunda yang paling tampan ini? Ehmm harganya berapa ya? "gumam Nadya mencari harga sepatu mungil itu dan ternyata harganya sangat mahal membuat Nadya melepaskan sepatu itu dan diletakkan ditempat semula.

Nadya belum pernah membelikan sepatu pada Adit karena ia selalu memasang kaos kaki biasa pada kedua kaki mungil anaknya. Kedua mata Adit menatap polos pada Nadya lalu jempolnya ia masukkan ke mulutnya.

"Gak boleh. "Nadya menarik jempol anaknya agar tidak dimasukkan kemulut.

Nadya berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaannya setelah mengantri.

" Totalnya Rp. 200.000,- mbak. "ujar seorang wanita muda berkerudung memakai seragam supermarket tersebut.

" Oh iya mbak, bentar. "Nadya mengernyit bingung ketika merogoh saku celananya berkali-kali mengecek ternyata tidak ada. Nadya panik ditempat itu, jantungnya berdegub sangat kencang takut jika dompet itu hilang kemudian Nadya mencoba mengingat-ingat sesuatu yang ternyata dompetnya ketinggalan dirumah.

Nadya menepuk dahinya dan menatap seorang kasir dan berkata, "Maaf mbak dom--"

"Ini mbak uangnya. "seorang lelaki bertubuh tegap mengulurkan tangannya memegang uang dua ratus ribu kepada sang kasir.

Nadya melongo tak percaya ada seseorang yang berbaik hati membantunya disaat keadaan genting ini.

Lelaki itu membalikkan badannya dan tersenyum lebar ke arah Nadya tak lupa dengan kedipan maut disalah satu matanya.

"Reno kan? "tanya Nadya memastikan.

" Iya, hai Nad? "Reno melambaikan tangan pada Nadya kemudian matanya menatap Adit yang ikut menatapnya.

" Wah terima kasih ya udah mau bayarin nanti uangnya aku ganti. "Ucap Nadya tersenyum pada Reno.

Jantung Reno berdetak lebih cepat ketika melihat senyuman manis Nadya yang membuatnya susah tidur. Reno memegang dadanya membuat Nadya khawatir.

" Eh Reno kamu tidak apa kan? "

" Ehmm tidak kok tidak apa hehe. "Reno menyengir lebar menunjukkan deretan gigi putihnya.

Nadya menatap penampilan Reno yang sangat formal memakai setelan jas berwarna hijau tosca melekat pas ditubuh tegap lelaki itu nan gagah sekali.

" Oh begitu, ehmm sekali lagi terima kasih ya. Nanti aku ganti tapi aku harus pulang dulu. "Nadya akan berbalik tapi segera ditahan oleh Reno membuat Nadya membalikkan badannya menatap tangannya yang dipegang oleh Reno.

Reno salah tingkah melepaskan tangan Nadya dan berkata," Sebagai gantinya bagaimana kamu ikut denganku? Menemaniku meeting bersama teman ku di restorant yang tak jauh disini?"

Reno mengulurkan tangannya pada Adit namun Nadya menolak dan ingin tetap pergi.

"Tolong lah ayo ikut aku, sebagai utangmu tadi. "

Nadya berpikir sebentar," Hmm okelah tapi jangan malem-malem, Adit bakal merengek terus. "

" Tenang aku jamin Adit juga akan nyaman. "

Keduanya berjalan beriringan bak seperti suami istri karena Reno menggendong Adit yang sangat menggemaskan sedangkan Nadya berjalan disebelah Reno sesekali menatap Adit yang tertawa karena ulah Reno. Ternyata Reno sama seperti Arzan tapi bedanya Reno sangat suka menggoda wanita, itu yang dipikiran Nadya.

"Nama anakmu siapa? "

" Adit. "

Nadya menatap sekeliling restoran yang didatanginya benar-benar sangat mewah membuat Nadya menggigit bibirnya. Nadya merasa baru pertama kali ia diajak oleh seseorang ditempat restorant ini bahkan Bryan dulu tak pernah mengajak makan malam seperti ini.

Nadya menggeleng mengapa harus memikirkan lelaki bodoh itu?

Nadya mengikuti langkah Reno dari belakang tetapi mengapa perasaannya sangat tidak enak ketika mendengar suara seseorang yang menurutnya sangat familiar diindera pendengarannya.

Dan ketika sampai Reno menyapa dua orang yang sudah duduk di meja santai. Nadya menatap tak percaya sosok seseorang yang akan ditemui Reno.

Ternyata....

Bryan

Nadya hampir saja menjerit tapi tangannya ditarik pelan oleh Reno menyuruhnya duduk disampingnya.

"Hai bro lama ya? "tanya Reno basa-basi.

" Ah enggak santai aja bro hehe. "Gugup Bryan namun matanya sesekali melirik ke arah Nadya.

" Eh ini Nadya, Nadya kenalkan itu Bryan sama sekretaris nya namanya Diko. "

" Sudah kenal kali. "Batin Nadya dan Bryan dalam hati.

" Iya. "kedua mengangguk pura-pura ramah.

Bryan juga menatap seorang anak kecil yang sama seperti kemarin waktu ia bertemu Nadya.

" Oh ya ini an-- awss."ringis Reno ketika kaki kiri terasa diinjak oleh seseorang. Reno menoleh menatap tajam kearah Nadya.

"Eh Reno kamu kenapa? Ada semut dikaki mu ya? "tanya Nadya khawatir sesekali matamya mengedip beberapa kali berusaha mengode Reno agar diam.

Reno masih meringis dan mengangguk saja.

Bryan yang melihat Nadya khawatir pada Reno entah mengapa hatinya tebakar rasa cemburu dan ia tak suka melihat interaksi keduanya.

" Emm ini Adit. "Reno sedikit mengangkat tubih Adit membuat Adit menoleh menatap Bryan.

Kedua mata mungil itu mengerjap beberapa kali sambil mengemput jempolnya kemudian terkekeh pelan," Yah yah. "

...

Tbc

My Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang