18

48.8K 2.3K 9
                                    

Part 18
02072019

Happy Reading guys

.

.

.

Setelah mendengar penjelasan panjang yang dilontarkan oleh Nadya membuat Nera terkejut dan menatap tak percaya ke arah Adit yang ternyata ialah cucunya.

Nera menangis tersendu-sendu memeluk kedua kaki Nadya dengan perasaan campur aduk, Nadya yang duduk melihat Nera yang memeluk kakinya menggumamkan permohonan maaf padanya sedangkan Adit merengek merasa tak nyaman dipangkuannya.

"Nadya maafkan mamah, mamah menyesal atas perilaku mamah yang selalu menghinamu, mamah bahkan sering menghinamu mandul padahal kenyataannya tak seperti itu hiks hiks, mungkin nasib mamah yang seperti ini tak sebanding dengan dirimu yang dulu hidup tersiksa karena ulah mamah dan Bryan. Inikah karma buat mamah dari maha sang Kuasa? Maafkan mamah sayang hiks hiks. "Nera masih enggan untuk menatap Nadya, ia merasa malu lalu kedua tangannya ia letakkan pada punggung kaki Nadya.

Nadya menggeleng pelan," Mah ini bukan salah mamah, Nadya juga salah mah. Nadya menyembunyikan kehamilan Nadya dan malah setuju untuk bercerai. "

" Mah duduk disini disamping Nadya, Nadya tak mau jadi anak durhaka membiarkan mamah sujud didepan Nadya. "

Nera duduk disamping Nadya sembari menghapuskan air matanya berkali-kali menatap Adit yang sedang menatapnya. Kedua mata bulat si mungil itu menatap diam ke arah seorang wanita tua yang tak dikenalinya membuat Nera tersenyum tak menyangka jika dirinya mempunyai cucu sangat tampan seperti Bryan bahkan perilaku Adit menatap diam dirinya sama persis apa yang dilakukan Bryan kecil dulu.

Oh dosa apa yang ia buat menelatarkan menantu yang sedang hamil cucunya. Bahkan menantu yang tak ia percayai bisa mengandung dan melahirkan cucunya. Perasaan bersalah terus menghantui Nera sedari dulu kini ia merasa senang telah dipertemukan lagi oleh Nadya dan yang lebih mengejutkan lagi membawa seorang anak yang ternyata anak Bryan.

"Aditya Febian Rayhan, itu nama yang bagus untuknya. Umur satu tahun kan? "tanya Nera sembari mengusap lembut pipi gembul Adit dengan wajahnya yang berbinar.

" Iya mah mau jalan dua tahun. "balas Nadya tersenyum sedangkan tangan mungil Adit terus menggenggam erat baju bundanya menatap wanita tua disampingnya.

" Lucu banget kamu nak, ini nenek sayang. "Nera memperkenalkan diri walau Adit tidak mengerti maksud apa yang diucapkan.

" Adit digendong nenek ya. "Nadya mengangkat si mungil membuat kedua kaki Adit berdiri di atas kedua paha Bundanya menatap sang bunda.

Nadya menuntun Nera menggendong Adit. Aroma bedak bayi membuat perasaan Nera menjadi tenang, ia mencium seluruh wajah mungil cucunya dan menimang layaknya anak itu masih bayi membuat Adit nyaman.

Nadya menatap haru melihat mantan mertuanya yang sangat senang menggendong cucunya serta Nera mengajak cucunya mengobrol.

Setelah beberapa menit kemudian Adit tertidur pulas di gendongan Nera karena Adit belum tidur siang sehabis jalan-jalan tadi.

Nera terus menatap Adit jika ia mempunyai ponsel sepertinya mungkin galerinya akan dipenuhi foto Adit. Nera kembali duduk disamping Nadya yang melihat-lihat majalah.

"Adit kalau tidur tambah ganteng ya sama seperti Bryan. "lirih Nera menatap sendu ke arah Adit yang terlelap dan mencari pinggang untuk dipeluk.

"Ayah macam apa dia? Bahkan anak sendiri pun tak dikenalinya"ucap Nadya dalam hati.

" Nadya sering-seringlah kesini bersama Adit. "

" Iya mah, tapi maaf Nadya juga mempunyai persyaratan. "

My Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang