25

48.2K 2K 13
                                    

Part 25

Double up
Happy Reading guys

.

.

.

Bryan menuruti permintaan Agnes mengajaknya untuk ke taman rumah sakit dan tentu saja harus mendapat ijin oleh dokternya.

Bryan mendorong pelan kursi roda Agnes menuju taman setelah sampai Bryan duduk di bangku taman sedangkan Agnes asik melihat anak-anak kecil yang bermain entah itu menangkap seekor kupu-kupu dan lain sebagainya. Bryan menatap nanar pemandangan itu, ia tau jika anaknya ingin sekali diposisi mereka yang bisa menghirup udara bebas, berlari kesana kemari dan sebagainya.

Bryan menatap lembut anaknya mengusap pelan punggung Agnes. Agnes menoleh pada papanya dan tersenyum lebar. Ia tau jika anaknya sedang menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya dibalik senyumannya yang ceria.

'Sekejam itukah cobaan yang kudapatkan'batin Bryan yang ingin sekali menjerit menumpahkan rasa sesal didalam hatinya.

Sejak anaknya di diagnosis mengidap penyakit kanker darah membuat Bryan mengurangi aktifitas pekerjaannya dan menyuruh orang kepercayaannya untuk mengurusi pekerjaannya di kantor.

"Sayang udah yuk balik lagi? "

" Emm iya papah. Mungkin ini telakhil kalinya aku bisa lihat papah, coba deh papah senyum. "Agnes menarik ujung bibir Bryan untuk tersenyum lebar.

Hati Bryan sakit mendengar ucapan Agnes seperti salam perpisahan padanya.

" sayang jangan bilang gitu. Papah jadi sedih. "

Agnes menggeleng pelan," Papah gak boleh sedih. "

Bryan pun mendorong kursi roda yang diduduki Agnes tetapi saat ditengah perjalanan ucapan Agnes yang misterius ini membuat Bryan mengernyit bingung.

" Papah! Suatu saat papah dapat kebahagiaan yang tidak teldugha, "ujar Agnes tersenyum manis.

" Dan papah berdoa agar kondisi Agnes makin membaik. Jadi Agnes harus nurut sama dokter ya?"tanya Bryan memastikan.

"Oke pah. "Agnes mengangguk pasti.

...

Nadya menata pakaian miliknya dan milik Adit di masukkan ke dalam koper berukuran besar. Satu koper itu sangat cukup untuk diisi pakaian miliknya dan Adit. Tas bayi itu akan diisi untuk biskuit, pampers dan kebutuhan lainnya sedangkan tas selempang yang ia bawa hanya untuk diisi dompet dan ponselnya. Beberapa hari lagi mereka berdua akan kembali ke rumahnya.

Nadya sedang melihat sang buah hati yang kini sibuk bermain mobil-mobilan di dekat jendela. Adit juga naik turun kasur disertai suara tawaanya.

Nadya menggelengkan kepalanya melihat keaktifan Adit yang sering membuatnya kewalahan sendiri.

"Bem bem bem. "celoteh Adit ketika menjalankan salah satu mobil mainannya.

Nadya lalu berjalan menuju dapur untuk membuatkan Adit susu. Tak begitu lama Nadya kembali masuk ke dalam kamar dengan membawa botol susu yang langsung diterima Adit.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu dari luar membuat Nadya berjalan menuju ke arah pintu dan setelah dibuka ternyata adalah Reno.

"Lho Reno? Ada apa? "tanya Nadya heran melihat Reno dengan tampilan formal memakai jas kantoran.

" Masak tamu gak disuruh masuk dulu? "

" Eh iya, masuk dulu Ren! "

Reno tersenyum lebar masuk ke dalam rumah Dea padahal sebelumnya ia sangat dilarang keras oleh Dea tapi Reno mah bodo amat. Nadya menuju kamar untuk menggendong Adit dan berjalan ke arah ruang tamu.

My Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang