"Our firs meeting. Kita tidak sengaja berpapasan, tidak cukup semenit berbasa basi, tidak saling menatap muka, dan tidak saling menyapa nama. Hanya sekilas, tapi sepertinya kau meninggalkan sesuatu padaku"
Setelah melaksanakan sholat isya dan sholat sunnah witir, khodij mulai merebahkan tubuhnya diatas kasur berseprei biru. Matanya menatap langit-langit kamarnya dengan gusar, selalu seperti ini kantuk susah sekali menghampirinya bahkan terkadang dia bisa tidak tidur sampai larut malam, insomnia memang terkadang mengganggu khodij membuatnya tidak bisa melaksanakan tahajjud karna tidak tidur semalaman.
Khodij merapikan posisinya, mengangkat tangan untuk membaca do'a tidur, kemudian mencoba untuk terlelap meski sedikit sulit, tapi akhirnya dia berhasil bergabung dengan alam mimpinya.
***
Khodij tertidur dengan posisi menghadap kanan seperti sunnah nabi, tapi beberapa kejadian dalam mimpi yang ia alami membuat ia sedikit gelisah dalam tidurnya.
'pria itu tersenyum, melambaikan tangan dan semakin mendekat kearah khodij yang berdiri mematung, mata khodij terus terarah pada pria tampan itu bahkan ia nyaris tidak berkedip
Pria itu kini berdiri tepat dihadapan khodij, sadar itu bukan hal yang baik untuk saling memandang khodij menundukkan pandangannya.
"Kenapa menunduk? Apa kau tidak suka melihatku?"Khodij tertegun, dia mengingat jelas suara ini, suara pria yang tidak sengaja menabraknya saat akan mengantar fatimah pulang.
Tangan pria itu terulur mengangkat dagu khodij, kaget! Khodij menjauhkan wajahnya, pria itu seharusnya tidak menyentuh khodij.
"Aku mengerti kita berbeda, tapi apa kau tahu bahwa aku sangat mencintai mu?"
Lagi-lagi khodij kaget, tapi anehnya seolah ada sesuatu yang tertahan ditenggorokannya dia ingin mengatakan sesuatu itu tapi terasa sangat sulit, khodij ingin mengutarakan sesuatu itu tapi seolah ada yang mencegahnya untuk tidak mengatakan apapun.
Hingga bunyi petir yang menggelegar membuat khodij memekik ketakutan, dia menunduk dan menutup telinganya. Petirnya begitu keras dan mengejutkan, khodij tidak menduga petir itu akan datang dihari yang cerah begini'
Khodij terbangun, tubuhnya berkeringat napasnya juga sedikit memburu, mimpinya sangat aneh ini untuk pertama kalinya dia bermimpi hal seperti itu dan ini untuk pertama kalinya dia memimpikan seorang pria.
Khodij termenung membayangkan kembali mimpi nya, dia mencoba menerka apa arti dari mimpi itu dan pria yang ada dalam mimpinya, siapa dia? Suaranya sangat mirip dengan pria yang tidak sengaja menabraknya tadi siang. Apa pria itu adalah pria yang sama yang menggunakan masker? Atau memang hanya suaranya yang mirip.
Ada apa ini, khodij hanya bertemu sekali dengan pria asing itu pertemuan mereka juga tidak begitu berkesan hanya berpapasan secara tidak sengaja tapi pria itu bisa sampai masuk kedalam mimpi khodijah? Siapa sebenarnya pria itu?
Khodij menoleh dan mendapati jam dinding kamarnya menunjukkan pukul dua dini hari. Khodij menggumamkan do'a bangun tidur, bangkit dari tempatnya dan bersiap untuk sholat tahajjud, mencoba menenangkan diri dengan mengadu pada rabb-nya. Selama ini Allah adalah teman curhat khodij dia bercerita pada allah apa saja yang ia alami karna dia tahu tempat berserah dan sebaik baik teman adalah Allah.
Selesai sholat tahajjud 6 rakaat, berdzikir kemudian berdo'a, khodij kembali merebah diatas tempat tidurnya ingatannya menerawang mimpi yang hinggap di tidurnya. Atau mungkin sebanarnya yang lebih tepat adalah khodij tengah mengingat bentuk wajah pria yang keberadaannya menjadi tanda tanya besar di mimpi itu. Senyum pria itu sangat memesona bahkan dalam mimpinya khodij tidak berkedip saat menatap wajah pria asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHODIJAH (SELESAI)
RomanceAlhamdulillah sudah rampung Hidup jauh dari keluarga, hidup diantara orang orang yang berbeda kepercayaan dikelilingi orang orang yang berbeda sudut pandang. Dia khodijah! Ketika harus jauh dari keluarga nya demi mengejar cita-citanya tuhannya begit...