Meski tidak begitu menyengat, tetapi panas matahari tetap saja mengakibatkan rasa haus dan salah satu cara terbaik untuk menghilangkan dahaga adalah dengan menikmati ice cream yang meleleh setiap kali masuk kedalam mulut. Seperti yang saat ini Khodij dan Abi lakukan, mereka duduk diatas rumput hijauh dibawah teduhnya pohon sambil menikmati ice cream masing-masing.
Ice cream cup menjadi pilihan keduanya, Khodij rasa strawberry dan Abi coklat. Keduanya sibuk menikmati ice cream nya, namun sepintas ide menarik muncul dikepala Abi, dia melirik khodij sebentar kemudian dengan jahil dia mencuri sesendok ice cream milik gadis itu.
Khodij mendongak, dia menatap 'tidak bersahabat'"jangan mulai menggangguku, makan saja ice cream mu." ancamnya dengan tegas.
"Aku hanya mencicipi milik mu. Kenapa harus semarah itu!?"
Khodij tak menjawab dia memilih melanjutkan makannya, merasa diabaikan Abi malah semakin gencar mengganggu khodij. Dengan sengaja dia mencoelkan sedikit ice cream nya pada tangan kanan gadis itu. Bukan dengan tangan Abi, tetapi ia menggunakan sendok kecil miliknya.
Khodij menghela napas, dia sudah memberi tahu pria itu tetapi sepertinya dia tidak mendengarkan. Khodij me-lap ice cream yang lumer diatas tangannya, kemudian tanpa melirik Abi sedikitpun dia malanjutkan makannya lagi.
Abi menatap sengit Khodij. Dan lagi-lagi dia melakukan hal yang sama, menjahili Khodij dengan menumpahkan ice cream diatas tangan gadis itu. Kali ini Khodij benar-benar tidak tahan lagi, tangannya penuh dengan ice cream dan itu terasa dingin serta lengket.
Khodij berdecak, menatap Abi dengan garang serta ekspresi yang menakutkan.
"Kau ini kenapa? Apa kau lihat sekarang tangan ku penuh dengan ice cream!!" bentaknya. Dia benar-benar marah sekarang."Aku suka melihatnya" Abi menyengir
Dengan sekali sentakan Khodij bangkit dari duduknya. Abi ikut berdiri dihadapan gadis yang lebih pendek darinya.
"Kau sangat menyebalkan. Kenapa suka sekali menggangguku, sekarang lihat! Tanganku penuh dengan ice cream. Aahh ini bahkan mengenai baju ku"Sekilas khodij menatap Abi jengkel kemudian berjalan meninggalkan abi.
"Kho! Khodijah jangan marah aku hanya bercanda!" khodij tidak mendengarkan dia terus berjalan maju."Ahh kau ini sangat pemarah rupanya!"
Abi berjalan cepat menyetarai khodij, melewatinya dan menghadang gadis yang saat ini berusaha mempertahankan wajahnya agar tetap terlihat jutek, padahal bibirnya sangat gatal ingin tersenyun.
"Jangan menahannya, tersenyumlah!" ucap Abi geli.
"Entah apa yang kau pikirkan, saat ini aku marah Abi bukan ingin tersenyum!"
"Bahkan kodok dikaki mu pun tahu, kau sangat ingin tersenyum bahkan tertawa!"
Spontan saja Khodij menundukkan pandangannya dan benar dibawah ada seekor kodok yang berada tepat diatas sepatu merahnya. Dengan sekuat tenaga khodij berteriak namun takut untuk bergerak, dia mematung namun mulutnya tidak berhenti me rapp
"Abi tolong lahh singkirkan kodoknya"
"Kumohon bantu Aku, aku berjanji tidak akan marah lagi"
"Abi selamatkan aku sebelum kodok itu melompat kewajah ku. Kumohon usir dia dari kakiku"
Abi tertawa memegangi perutnya melihat wajah khodij yang super lucu saat ketakutan dan terlihat kasihan diwaktu yang sama. Yahh Abi memang jahat karna bukannya membantu dia malah sibuk dengan tawanya.
Jujur saja Khodij sangat takut dengan hewan-hewan kecil seperti kodok, kecoa, belalang dan hewan-hewan menggelikan lainnya.
"Akan kubantu jika kau mau menurutiku"
KAMU SEDANG MEMBACA
KHODIJAH (SELESAI)
RomanceAlhamdulillah sudah rampung Hidup jauh dari keluarga, hidup diantara orang orang yang berbeda kepercayaan dikelilingi orang orang yang berbeda sudut pandang. Dia khodijah! Ketika harus jauh dari keluarga nya demi mengejar cita-citanya tuhannya begit...