Agama Allah

1.3K 115 3
                                    

Cukup tunjukkan bagaimana hangat nya Agama Allah, dengan sendirinya hati seseorang akan tersentuh.



Seminggu telah terlewati setelah khodij dan Abi kembali seperti pertama kali berteman, mereka menjadi semakin dekat dan satu hal yang pasti, tidak ada yang berubah dari perasaan masing-masing dan perasaan itu masih tetap tersimpan rapat tanpa mau berkenalan satu sama lain.

Hari ini khodij masuk kedalam kantor dengan raut bingung, semua orang terlihat begitu sibuk, semua orang bekerja dengan hal yang berbeda dari yang seharusnya dikerjakan oleh para pekerja kantor.
"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam. Kak ada apa ini, kenapa semua orang sibuk berjalan kesana kemari dengan membawa berbagai barang ditangannya" tanya khodij langsung.

"Maaf lupa memberi tahu mu. Malam ini ada acara yang digelar perusahaan"

"Acara?"

"Malam ini ada acara ulang tahun perusahaan. Setiap tahun ini dirayakan dan semua orang sangat sibuk mempersiapkan semua yang diperlukan di aula kantor"

"Ah benarkah? Aku baru tahu ada acara tahunan seperti ini. Apa semua orang bebas kerja dan ikut membantu mengurus acara?"

Hiba menganguk "kau bersiaplah dan datang ke aula, kita harus ikut membantu"

Khodijah dengan senang hati menurut. Sangat beruntung rasanya bisa ikut merayakan acara setahun sekali yang diadakan perusahaan besar ini.

Khodijah masuk kedalam ruang aula yang sangat besar, persiapan acara cukup besar hampir 70% telah selesai. Khodij bergabung membantu menghias ruangan, dan memasang meja dan kursi untuk para tamu. Setelah bermenit-menit terlewati dan persiapan acara telah usai, seseorang masuk kedalam aula menyapa para karyawan.

"Wahh ini sangat indah. Kalian pasti bekerja keras" puji Abi.

"Terimah kasih untuk kerja kalian. Makan lah dikantin dengan gratis sekarang"

Para karyawan bersorak bahagia sementara khodij dia hanya tersenyum melihat abi dari kejauhan, saat pria itu menoleh dan mendapati khodij dia ikut tersenyum dan sengaja mengedipkan sebelah matanya. Apa dia tengah menggoda khodij?

.....

Abi fokus menatap pada jalanan didepannya, seorang gadis duduk di jok sebelahnya dengan memejamkan mata. Abi sedikit merasa kasihan membuat gadis itu kelelahan, dengan sedikit senyuman abi menyodorkan sebotol air mineral pada khodijah.

"Minumlah mungkin bisa membantu mu lebih baik"

Khodij tersenyum, dia menerima botol itu. Khodij membuka tutupnya dan akan meminumnya tapi suara Abi Menghentikan  dirinya.
"Kenapa Abi?"

"Apa kau akan minum tanpa mengucap biss- aa.. Aa.. Bis-milah. Ya apa kau akan minum tanpa mengucap itu?"

Khodij menatap pria disampingnya takjub dari mana Abi tahu kalimat itu? Tapi sedikit ada rasa senang Abi menegurnya seperti tadi, dan perasaan khodij berharap jika yang menegurnya adalah mahromnya, suaminya? Aahhh! Lihatlah gadis hina ini kembali mengotori pikirannya dengan hal-hal fana.

Setelah bergumam basmallah khodij menenggak air dalam botol, setelahnya dia mengucap hamdallah merasa tenggorokannya lega.

Mobil berhenti khodij menatap keluar jendela mobil dengan bingung.
"kenapa membawa ku ke masjid?"

"Kau pernah mengatakan, jika kau lelah maka kau akan datang ketempat beristirahat. Di masjid, apa kau tidak ingin menemui tuhan mu?"

Khodij semakin bingung dengan perangai pria disebelahnya. Abi cukup membingungkan, mengingatkan khodij bismillah, membawanya ke masjid. Ada apa dengan pria ini?

Namun begitu khodij tetap turun dia teringat belum mengerjakan sholat isya. Abi menunggunya di luar masjid, sementara khodij sibuk dengan sholatnya Abi memperhatikan semuanya dengan seksama. Aneh tapi abi tetap akan mengakui bahwa kehangatan menyeruak kedalam hatinya, sesuatu yang terasa nyaman saat memperhatikan bagaimana khodij menemui tuhannya.

Abi berfikir, mungkin alasan umat muslim begitu mencintai agama mereka karna rasa nyaman itu, rasa hangat yang mengaliri setiap sudut hati kala melakukan ibadah.

"Allah?"

"Jadi apa kau yang memberikan rasa nyaman ini?" gumam Abi pelan.
.
.

Selesai sholat khodij keluar lagi dengan wajah yang berseri-seri, wajahnya begitu segar dan dia terlihat semakin cantik.
Khodij duduk pada pinggir teras berniat memasang sepatunya, Abi berdiri menjulang tinggi di hadapannya.

"Selesai!" khodij bangkit berdiri.

"Kalau begitu siap untuk jalan?" tanya abi

"Bismillah, aku siap!"

Mereka tertawa lalu berjalan menuju mobil Abi. Khodij bersyukur meski abi orang berbeda keyakinan tapi dia mau mengerti, meski abi bukan orang yang mengerti agama islam, tapi dirinya mau sefaham. Hingga saat ini Abi tidak pernah menyentuh khodij meski mereka begitu dekat karna khodij sudah pernah menegaskan agar Abi tidak melewati batasan itu, dan Abi mengerti.

Mobil berhenti didepan flat kecil khodij, Abi turun dari mobil, mengitarinya dan membukakan pintu untuk khodij. Khodij terkekeh atas perlakuan pria yang sudah dia jatuhi perasaannya. Ahh rasanya menyakitkan kala ingatan itu menyerang lagi, tapi sebisa mungkin Khodij terus percaya pada rabb nya.

"Khodijah!"

Abi dan Khodij spontan menoleh, seorang gadis turun dari mobil lalu berjalan menghampiri mereka. Dan langsung saja ingatan khodij membawanya pada alasan dirinya dan Abi sempat dalam pertengkaran kecil. Dia, gadis itu, Amirah.

Khodij tersenyum meski yang dilihat Amirah senyum itu adalah senyum menyapa nya, gadis itu tidak tahu jika senyuman itu timbul kala mengingat bahwa temannya punya perasaan yang sama dengannya pada pria yang sama pula. Tapi sekarang khodij tidak tahu, manakah perasaan yang lebih dalam untuk pria itu.

"Kau disini Revan? Senang bertemu dengan mu lagi" ucap khodij.

"Oh ya, senang bertemu dengan mu juga. Amirah"

"Kho, aku ingin meminta izin mu. Untuk beberapa hari kedepan bolehkah aku tinggal dirumah mu sementara waktu?

"Semendadak itu? Ada apa?"

"Akan aku beri tahu nanti, tapi berikan izin mu dulu"

Khodij tersenyum, tidak ada dendam atau rasa tidak suka dirinya pada Amirah, bagaimana pun Amirah adalah temannya, keluarganya, lagipula semua orang berhak menyukai dan mencintai seseorang. Dengan senang hati khodij mengangguk memberikan izin, dia senang akhirnya dia tidak sendiri di flat nya ini.

Selanjutnya Abi pamit, khodijah dan Amirah bergegas masuk kedalam flat kecil khodij. Malam ini khodij bahagia! Ada perasaan lega kala ia mulai mampu mengontrol setiap perasaannya termasuk perasaannya pada Abi, ada Amirah yang sudah seperti kakak baginya, terasa sangat baik dan khodij bersyukur atas itu.

Khodijah merabah diatas tempat tidur sedangkan Amirah kini sibuk menonton sebuah film dalam ponselnya sambil menggunakan earphone. Tiba-tiba saja Amirah dengan senyuman manisnya menatap Khodij, entah apa yang ada dipikiran gadis itu.

"Aku lupa bertanya, bagaimana bisa Revan mengantar mu pulang Kho?"

"Dia adalah CEO perusahaan tempat ku magang, dan kurasa karna kami berteman sebelumnya jadi dia berbaik hati mengantar ku pulang?"

"Benarkah?" Amirah memekik kaget dan Khodij hanya mengangguk.

"Kurasa aku menyukainya" tutur Amirah tanpa sadar.

Khodijah menoleh dan dia mendapati Amirah tengah tersenyum sendiri. Khodijah dengan pikiran berkecamuknya memilih untuk tidur saja, dia segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Khodij hanya tidak ingin bermasalah dengan temannya, wajar saja dan tidak ada yang salah jika Amirah menyukai Abi.

***

Assalamualaikum! Terimah kasih telah membaca KHODIJAH.
Terus dukung karya aku, jangan lupa vomen.

Maaf juga untuk typo.

Follow akun ku yah!
❤Marmuqal❤

KHODIJAH (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang