God?

1.4K 105 1
                                    

Pagi menyeruakkan kedalam kamar Khodij, pertama kali saat membuka mata dia mendapati Amirah tertidur pulas disampingnya.  Khodij beristigfar berkali-kali saat sadar dia kesiangan dan dia tidak melaksanakan sholat subuh tadi. Aaah, dia sampai lupa untuk bangun subuh, dan jangan tanya bagaiamana tubuhnya dia merasa sekujur tubuhnya sakit.

Khodij dengan lemah melangkah kedalam kamar mandi. Tepat saat berdiri didekat wastafel dia merasa mengingat sesuatu. Seolah telah terjadi sesuatu diwastafel itu. Tapi apa? Dia bahkan tidak ingat bagaimana dia bisa ada dikamarnya.

"Kok rasanya ada Abi ya semalam?" gumamnya.

Tidak terlalu peduli dengan pikirannya khodij segera melanjutkan langkahnya dan mekewati wastafel itu. Beberapa menit membersihkan diri khodij keluar lagi sudah dengan paikan tertutup nya. Dan, huft! Amirah masih saja sibuk dengan mimpinya.

"Amirah bangunlah, apa kau sadar kita berdua berbuat dosa meninggalkan sholat"

"Wake up Amirah, and go to take a bath"

"Kho, 5 menit lagi lah!"

Khodij menghela napas, baiklah terserah gadis ini saja. Khodij memutuskan untuk membuat sarapan untuk nya dan juga Amirah. Saat sibuk dengan bahan-bahan masakannya pikiran Khodij malah tertuju pada pertanyaan bagamana bisa dia sudah ada dirumah dalam keadaan tertidur pulas.
Dan kenapa dia selalu merasa bahwa semalam ada Abi, ada sesuatu yang terjadi, dan dia merasa ada yang aneh pada dirinya.

Bahkan Khodij lupa bagaimana akhir dari acara pesta perusahaan semalam, dia juga tidak ingat kapan dia memutuskan untuk pulang. Aneh sekali. Khodij berusaha keras mengingat semuanya hingga otaknya memutar kejadian dimana Adriana datang dalam kedaan tidak terkontrol dan hilang kendali atas dirinya sendiri karna minuman, dia, ferly, marko dan gery memutuskan membawa gadis itu keruang kesehatan dan Khodij kembali.

Tunggu!

Khodij ingat dia kehausan, dia meminum air dalam gelas tanpa pikir panjang dan dia, tidak-tidak, tapi khodij kini ingat bagaimana rasa dari minuman itu. Apa khodij? Apa dia minum? Apa dia mabuk?

"Aahhk, ishhh!"
Khodij menatap jarinya yang sudah berlumur darah karna terkena pisau tajam. Ahh inilah akibatnya jika tidak fokus pada pekerjaan yang dikerjakan.

"Ada apa?"
Khodij menoleh kesekeliling ruangan rumahnya. Dan saat ini dia mendapati seseorang yang memenuhi kepalanya tengah berjalan kearahnya dengan menenteng dua kantong plastik.

"Kau? Kau disini?"

Abi tidak menggubris dia malah menatapi tangan Khodij yang masih mengeluarkan darah segar. "Cuci dengan air mengalir tangan mu itu!" titahnya.

Khodij mengangguk dia segera menyalakan keran lalu membasuh lukanya hingga darah nya hilang. Setelah itu abi meminta khodij duduk dikursi meja makan dan menyodorkan kapas yang telah diolesi betadin pada Khodij. Khodij menerimanya dan segera mengoleskan pada lukanya.

"Maaf tidak bisa membantu mengobati lukamu, tunggu sampai tidak ada lagi dosa diantara kita" tutur Abi pelan.

"Kau bilang apa?"

"bukan apa-apa, obati saja itu"

Khodij mendelik lalu melanjutkan mengobati lukanya sendiri. Setelah membalut luka nya dengan plester luka, khodij mendongak menatap Abi.
"Kau belum jawab, apa yang kau lakukan disini?"

"Membawakan mu makanan!"

Khodij menatap lama plastik yang Abi letakkan diatas meja. Mengerti apa yang ada didalam pikiran Khodij, abi segera menjelaskan.
"Aku membelinya di islamic cafe yang ada didekat minimarket yang pernah kau tunjukkan padaku, aku tahu kau hanya makan makanan yang kau buat sendiri atau yang berasal dari minimarket itu"

KHODIJAH (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang