celebrate of ceremony

1.2K 110 0
                                    

Kisah masih terus berlanjut.

Bersamaan dengan tawa, senyuman dan rasa bahagia yang memenuhi hati semua orang, topi hitam itu melayang diatas udara setelah dilempar kuat oleh masing-masing pemiliknya. Suka duka meliputi lapangan yang begitu luas, perasaan bercampur aduk disana.

Sebagian berharap itu hanya sementara, kemudian semuanya akan kembali seperti biasa, belajar, mengobrol dan segalanya, perayaan ini hanya lah hal kecil yang terjadi pada setiap kampus. Sebagian lain berfikir ini adalah puncak nya, kisah baru saja akan dimulai, hidup baru akan berjalan setelah ini. Tapi untuk khodijah? Ini adalah keduanya bagi dirinya. Untuk beberapa alasan Khodij berharap ini semua bukanlah tanda akhir dari keberadaannya di universitas yang telah banyak memberikannya ilmu. Tapi dia juga tahu hidup nya yang sebelumnya harus kembali, indonesia! Negara kelahiran yang selalu ada dihati.

Tawa berlalu, senyuman memudar.

Haru mulai menyelimuti, setiap mata mulai berkaca-kaca, hati mulai memberat akan kenyataan perpisahan.
Seperti inilah memang kehidupan, dimana ada pertemuan disitulah ada perpisahan.
Khodijah dan cellin saling berpelukan, mengutarakan do'a agar nanti sukses dengan jalan masing-masing, bukan hanya mereka berdua, setiap orang yang ada mereka semua saling berpelukan dan menguatkan hati masing-masing.

Disinilah hati khodij terasa mengambang tanpa pijakan, matanya menelisik setiap sudut bangunan univ dari luar, beberapa tahun terlewati bersama kenangan yang begitu banyak ditempat ini. Rasanya sangat sulit untuk bisa mengerti bahwa nantinya hari-hari khodij bukan lagi disini.

Dengan menenteng buket bunga ditangannya, Khodij menghampiri hamzah kakaknya, pria itu tersenyum dan menghamburkan pelukan pada adik terkasihnya.

"Congrats sayang!" ucapnya penuh cinta.

"terimah kasih abang!" khodij mengeratkan pelukannya.

"Hai kho!"

Khodij menolah bersamaan dengan Hamzah, seketika hatinya tidak tertebak. Ada rasa bahagia, dan sedikit khawatir.
Pria itu tersenyum dan Khodij membalasnya. Dia teringat setiap bait do'a yang ia panjatkan, mulai hari ini, apapun yang akan terjadi Khodij siap, dan dia akan belajar mengatur hatinya.

"Kau datang?"

Pria itu mengangguk kecil.

Dimata pria itu, gadis dihadapannya begitu cantik dengan make up tipis diwajahnya. Tapi bukan itu yang dipedulikannya. Dia hanya memikirkan kisahnya setelah ini, gadis itu mungkin benar akan pergi. Rasanya senyuman gadis itu memberatkannya untuk bisa merelakan gadis ini. Sekuat apapun dirinya menolak pada akhirnya mereka tidak akan bersama selamanya, pada akhirnya mereka akan berpisah dan melupakan perasaan masing-masing.

Tapi tetap saja, REVAN ABINDE JACKSON mencintai NAIMATUL KHODIJAH. Cinta Abi hanya menginginkan gadis muslim asal indonesia yang banyak mengajarkannya arti kehidupan selama ini, dan hal itulah yang terus menyiksa Abi.

"Selamat untuk mu!" ucap Abi seraya menyodorkan buket bunga kecil kearah khodij.

Gadis itu menerima bunganya, tersenyum semakin lebar dan megucapkan terimah kasih.
"Ah Abi, perkenalkan ini kakak ku. Hamzah!"

Hamzah dan Abi sama-sama mengulurkan tangan dan berjabat untuk saling berkenalan.

"Kau pasti sangat bahagia kho, ini hari yang kau tunggu-tunggu."

"Yaa, ini hari yang dinantikan setiap mahasiswa. Dan rasanya melegakan, butuh perjalanan panjang hingga akhirnya bisa sampai disini."

"Itu benar, ini adalah perjalanan yang panjang!".

"Ah dek, Abang harus telfon ayah sama bunda. Kamu ngobrol aja tapi jangan kelewat batas."
Khodij terkekeh, kakaknya tidak pernah berubah. Dia selalu menjaga khodijah untuk urusan agama.

KHODIJAH (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang