Aisyah jalan pertemuan

1.3K 102 1
                                    

Khodij menatap jam dipergelangan tangannya saat ini tepat pukul 5 sore. Tiba-tiba saja dering ponsel yang berbunyi nyaring mengalihkan perhatian khodij, dengan segera gadis itu mengangkat panggilan yang masuk.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam. Kho abang mau bilang kalau malam ini abang full time dirumah sakit! Jadi gak bisa pulang"

"oh gitu! Yaudah gak papa bang! Aku bisa berdua sama aisy-"

Seketika mata khodij membulat dia kembali melirik jam tangannya dan kini hatinya dipenuhi ketakutan.
"Bang, aisyah? Aisyah udah abang jemputkan!!?" tanyanya setengah berteriak

"Aisyah? Gak lah kho, abang kan ada full time jadi dari tadi dirumah sakit. Kenapa? Jangan bilang kamu belum jemput aisyah?"

Tak ada jawaban, sambungan terputus. Khodij segera menyambar tas serta kunci mobilnya. Perasaannya saat ini benar-benar kalut. Dia merasa ketakutan dan bersalah diwaktu bersamaan.
Bagaimana bisa dia lalai akan tanggung jawab nya? Bagaimana bisa dia mengabaikan putrinya dan sibuk dengan perkerjaan seharian?

Semuanya terasa menekan khodij. Bayangan terjadi sesuatu yang buruk pada putri kecil nya terus memburu hati khodij.
Gadis itu berlari meninggalkan gadung perusahaan dengan berlari kencang.
Bahkan beberapa karyawan yang menyapanya sama sekali tidak dia hiraukan.

Khodij berlari sekuat tenaga dan dia terus merapalkan do'a panjang nya agar tidak terjadi hal buruk pada Aisyah. Hari ini dia benar-benar ceroboh dan dia menyesal atas semua itu.

Khodij masuk kedalam mobil miliknya melajukan mobil itu menuju taman kanak-kanak tempat Aisyah. Dia juga segera menghubungi guru aisyah dan menanyakan apa semua anak-anak sudah pulang atau masih ada yang tinggal disekolah dan ternyata ketakutan khodij menjadi saat guru itu mengatakan jika semua anak-anak pulang sejak siang tadi.

Sebulir air mata jatuh begitu saja dari mata khodij. Dia takut, dia benar-benar takut saat ini.

Sampai ditaman tempat biasa ia menjemput aisyah, sama sekali dia tidak mendapati seorang pun ada disana bahkan setelah ia berkeliling kesegala sudut taman yang cukup luas itu. Nihil, taman benar-benar sepi bahkan nyaris tidak ada orang. Tentu saja ini sudah sangat sore.

Khodij semakin takut, dia kalut dan perasaannya berkecamuk. Dia kemudian berlari menuju mobilnya, menyetir mobil itu kejalan raya didekat taman, berharap dia bisa menemukan aisyah disana.

Segala hal telah khodij lakukan bahkan dia sudah menanyakan satu persatu orang yang dilewatinya bahkan menunjukkan foto aisyah, barang kali salah satu dari mereka ada melihat anak itu. Tapi semuanya gagal, aisyah tidak berhasil ia temukan bahkan hingga saat adzan mulai berkumandang tanda sholat magrib akan segera dimulai.

"Aisyah sayang. Kamu dimana nak? Maafin bunda sayang!" gumam Khodij lemah sambil menundukkan kepalanya pada stir mobil.

Sudah tidak Khodij tahan lagi. Ketakutannya benar-benar memuncak dan Khodij menumpahkan segalanya lewat air mata. Gadis itu menangis dan merenungi setiap kesalahannya. Dia benar-benar lupa jika seharusnya dia menjemput Aisyah, dia sibuk bekerja dan mengurus perusahaan hingga lupa waktu. Sekarang dia menyesal dan takut sendirian.

Khodii menoleh saat ponselnya berbunyi. Dia mengangkat panggilan yang berasal dari Angga.

"Assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

"Kamu dimana? Kenapa tadi tiba-tiba matiin telfon?"

"Bang.. Hiks!" spontan Khodij menutup mulutnya.

"Kho? Kamu nangis?"

"Kho kamu kenapa? Kamu dimana sekarang? Tolong kasi tahu abang, abang khawatir"

"Maafin khodij bang. Khodij lalai jagain Aisyah, khodij lupa. Khodij nyesal"

Sejadi-jadinya khodij menangis didalam mobil nya. Dia menunduk dalam menyesali kecerobohannya. Entah dimana putrinya saat ini, dia khawatir memikirkan keberadaan anak kecil itu. Air mata mengucur deras membasahi pipi Khodij.

"Khodij abang gak ngerti. Kamu tolong tenang dulu, ceritai pelan-pelan sama abang."

Khodij berusaha menenangkan dirinya, dia sadar dia tidak akan menemukan aisyah dengan hanya menangis seperti ini. Perlahan dia menceritakan segalanya pada Angga, pria itu terdengar kaget akan kelalaian Khodij, in untuk pertama kalimya gadis itu melupakan tanggung jawab dan membuat kesalahan seperti ini.

Tak butuh waktu lama, Angga bergerak, dia menyerahkan segala urusan pasien pada perawat asistennya, dan juga dokter lain, rekan kerjanya. Segera mungkin ia membelah jalan kota dengan mobil miliknya dan menemui khodij yang masih menangis didalam mobil yang terparkir.

"Gimana? Aisyah udah ketemu?"

Masih dengan isak tangis nya, Khodij menggeleng lemah.
"Ini semua salah Khodij. Khodij ceroboh, khodij gak bisa jagain aisyah" khodij kembali menangiss dan menunduk dalam

Angga yang sadar betul jika saat ini Khodij begitu tertekan segera meraih gadis itu kedalam dekapannya, membenamkan wajah Khodij yang bersimbah air mata.
"Tenang hei, kita pasti nemuin Aisyah, abang janji aisyah akan balik lagi sama kita. Jangan nangis, yang kuat sayang! Hm?"

Khodij mengangguk lemah.
"Kamu udah Sholat magrib?"

"belum"

"Yaudah kita Sholat dulu, kita cari masjid terdekat, setelah itu kita lanjut cari aisyah."

Angga menuntun Khodij menuju mobil miliknya dan segera mengemudikan mobil itu menuju salah satu masjid terdekat. Dalam sholatnya Khodij terus meminta pertolongan sang robbi, memohon perlindungan untuk putri kecilnya dimanapun ia berada.
Tak hentinya air mata mengalir karna rasa bersalah dan kekahwatiran yang menekan batin Khodijah.

......

"Jadi ini rumah mu?"

"Iya ini rumah Aisyah"

Abi menurunkan Aisyah dari gendongannya. Setelah melirik jam dipergelangan tangannya cepat-cepat pria itu menyebut istigfar, dia akan terlewat waktu maghrib sedikit lagi.

"Aisyah! Apa rumah mu saat ini kosong?"

"Kayaknya bunda belum pulang paman. Makanya rumah nya kosong"

Abi menghela napas, dia benar-benar tidak yakin harus meninggalkan gadis kecil itu sendirian. Tapi dia juga tidak memiliki waktu untuk menunggu.
"Paman harus segera pulang nak. Apa kau baik-baik saja jika paman tinggal?"

"gakpapa kok paman, aisyah udah dirumah udah aman, nanti juga bunda pulang kok."

Meski masih ragu tapi akhirnya Abi mengangguk dan memilih untuk segera pulang sebelum dia semakin terlambat, namun saat teringat sesuatu dia segera berbalik, meminta pensil dan selembar kertas di dalam tas aisyah, kemudian pria itu menuliskan nomor ponsel nya.
"Hubungi paman saat orang tua mu sudah kembali"

Kemudian Abi berlari menuju mobil nya.

...

"Aku masih tetap mau cari Asiyah bang!" kekeh Khodij dengan raut cemas nya.

Sudah sejak tadi mereka mencari keberadaan Aisyah. Tapi mereka tak menemukannya.
Angga berusaha meminta Khodij untuk kebih tenang dan menyerahkan semuanya pada Allah. Angga meminta agar mereka sebaik nya pulang dan melapor pada pihak kepolisian.

"Kho. Kita pulang dulu sekarang yah, kita minta bantuan polisi. Ini udah malam gak baik buat kamu"

"Aku gak peduli bang, aku mau Aisyah."

"Siapa tahu aja Aisyah udah ada dirumah. Mending kita pulang dulu oke?"

"Tapi.."

"Khoo"

Dengan pasrah Khodij mengangguk. Dengan harapan penuh dia bisa bertemu dengan putri kecil nya saat tiba di rumah dia melesatkan mobil itu menuju ke kediamannya.









KHODIJAH (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang