kepercayaan

1.8K 146 0
                                        

Tangan khodij sibuk menari diatas layar ponsel untuk mencari materi lewat internet, semakin lama semakin banyak tugas kuliahnya yang harus dia selesailan. Makalah, soal, dan berbagai macam tugas lainnya semakin membuat khodij lebih sering begadang.

Khodij menghela napas, tangannya sudah pegal men-scroll layar ponsel itu berkali-kali demi mendapat kumpulan materi-materi pelajaran. Hingga tiba-tiba saja sebuah panggilan dan ponsel itu berubah bergetar menghentikan aktifitas khodij.

Khodij menatap nama yang tertera di ponselnya, sebuah kontak yang ia beri nama Abi disana tengah menghubunginya. Saat pertemuan nya dengan abi dimasjid beberapa hari yang lalu, hal pertama yang dilakukan pria itu adalah meminta nomor ponsel khodij, dan kemudian pria itu jadi lebih sering menghubunginya. Sekedar menyapa, menanyakan kabar, atau berbasa-basi bersama khodij lewat panggilan telepon.

Khodij segera menjawab panggilan itu, menempelkan ponselnya ditelinga dan terdengarlah suara berat milik pria itu.
"kau menjawab, kau belum tidur, pukul berapa ini?" tanyanya beruntun

Khodij menoleh untuk melihat jam yang tertera didinding. Sudah pukul 10 malam dan dia masih terjaga demi mengerjakan tugasnya. Dengan tersenyum jahil khodij membuka suara.
"Mau bagaimana lagi, saat tertidur aku mendengar suara nyaring ponsel ku jadi aku terbangun"

"Astagah benarkah? Aku membangunkanmu, mengganggu tidurmu?"

Dari suaranya terdengar abi begitu khawatir merasa bersalah karna telah membangunkan khodijah.
"Maafkan aku, sekarang akan kututup, kau kembalilah tidur"

Belum lagi abi menutup panggilannya, gelak tawa khodij menyembur keluar abi jadi bingung dia urung menutup panggilan.
"Kenapa tertawa?"

"Ahaha, aku bercanda abi, aku tidak terbangun karnamu sudah sejak tadi aku terjaga karna mengerjakan tugas"

Satu hingga lima detik pria itu hanya diam, kemudian terdengar decakan dari sana.
"Dasar gadis nakal, kenapa menjahiliku apa kau mau dihukum?"

"Ya ampun, aku hanya bercanda tolong jangan hukum aku pak"

Dan keduanya tertawa karna penuturan yang aneh itu.
"tugas apa yang kau kerjakan sampai selarut ini?"

"Ada banyak, dan semuanya harus kuselesaikan sekarang"

Lagi-lagi abi berdecak membuat khodij mengernyit.
"Jadi tetap saja aku ini mengganggumu?"

Khodij mengulum senyum mendengarnya, "tidak sama sekali, aku senang kau menelpon aku jadi istirahat sejenak dari mengerjakan tugas. Jika saja kau tidak menghubungiku mungkin sekarang aku masih sibuk dengan tugasku dan membuat diriku semakin lelah"

"Jangan terlalu dipaksa, istirahat lah itu baik untukmu sekarang!"

Khodij kembali tersenyum, sejak abi lebih sering menghubunginya khodij merasa lebih baik, bukan karna abi yang menghubungi tetapi karna setidaknya khodij tidak begitu kesepian.
"Insyaallah tidak akan begitu sulit, lagipula memang seperti inilah anak kuliah"

Ada jeda sebelum pria itu menyahut lagi.
"Insya- apa? Aku tidak mengerti? Apa artinya itu?"

Khodij lupa, abi tidak mungkin mengerti dengan kalimat-kalimat seperti itu, dia berbeda dengan khodij.
"Insyaallah, Atas izin Allah. Semua terjadi jika tuhan berkehendak, dan semua ada pada kendali-Nya"

"Aku sedikit tertarik tentang agamamu itu, setiap rinci ajarannya cukup membuat aku kagum terhadap agama islam"

....

Rahmat yang turun disiang hari memberikan kesejukan pada umat manusia diwarsawa, dinginnya hujan seolah memeluk dan menyelimuti setiap aktifitas manusia-manusia itu. Tanpa ragu, tanpa henti semakin waktu berjalan semakim deras air yang tumpah dari langit.

KHODIJAH (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang