Abi

2.2K 141 0
                                    

"Hai Abi"








Selepas dari tempat kerja nya khodij langsung pergi ke masjid bertemu dengan anak-anak untuk kembali belajar bersama, dan setelahnya dia tidak langsung pulang seperti biasanya, hari ini dia memilih untuk singgah disebuah taman yang cukup sepi karna hari sudah beranjak menggelap.

Khodij duduk disebuah bangku sendirian dan sibuk dengan otak liarnya terlalu banyak hal yang sedang bergelayutan didalam kepala khodij saat ini tapi hanya ada satu topik, siapa pria misterius itu?.

Khodij menerka setiap kemungkinan yang ada, mencoba memahami arti kejadian yang baru-baru ini dialaminya. Pria bermasker, pria dengan senyuman menghangatkannya, siapa dia sebenarnya?

Bugh!!

Khodij terlonjat sangat kaget saat sebuah tas dilemparkan disampingnya, semua lamunan khodij bubar begitu saja dan ketika menoleh kini ia mendapati seorang pria duduk disampingnya, benar-benar berada disampingnya.
Baru saja khodij akan angkat bicara pria itu menghentikannya.

"Jangan mengusir ku, ini tempat umum kau tahu itu kan?"

Tidak! Khodij tidak akan mengusir pria ini hanya saja dia ingin meminta penjelasan kenapa dia harus duduk dibangku ini, ada banyak bangku dan tempat yang masih kosong.

Pria itu menoleh lalu tersenyum pada khodij.

Dia? Dia lagi?

"Kau?"

"Iya? Apa kita saling mengenal?"

Khodij diam sekarang pria yang sedari tadi memenuhi kepalanya berada tepat diseblah nya, lalu khodij harus apa? Apa dia bertanya saja atau apa?

"Kurasa aku menjadi pelupa dan kau tiba-tiba saja bisu!"

"A-apa?"

"Apa kau mengenalku atau aku mengenalmu, atau kita saling mengenal?"

"Ti-tidak aku tidak mengenalmu hanya saja.."

"Kalau begitu perkenalkan aku Revan abinde jackson. Kau bisa memanggilku revan, abin, jackson atau apapun yang kau mau"

Khodij masih belum menerima uluran tangan pria dihadapannya, dia masih terfokus pada wajah dan nama pria itu, akhirnya khodij tahu siapa nama pria misterius tapi dia masih belum mengerti kenapa pria itu bisa sampai ada di mimpinya.

"Apa sekarang tangan mu tiba tiba mengalami kelumpuhan?" tanya pria itu karna merasa tidak mendapat balasan dari uluran tangannya.

"Abi?" gumam khodij pelan tapi mampu didengar sang pria misterius.

Khodii dengan segera menangkupkan tangannya didepan dada, lalu tersenyum menunduk kearah pria yang ia panggil dengan nama Abi. "Namaku khodij"

"Kenapa memanggil ku Abi? Dan kenapa tidak menjabat tangan ku?" sewot abi tidak mengerti.

"Kau bilang aku bisa memanggilmu apapun yang aku mau. Dan soal aku tidak menjabat tanganmu, maafkan aku tapi agamaku tidak mengizinkan itu" jelas khodij.

"Kau orang pertama yang memilih memanggilku Abi, orang yang ku jumpai selalu memanggilku revan atau tuan jackson. Dan kau juga orang pertama yang menolak menjabat tanganku, tapi tenang saja aku tidak akan mempermasalahkan hal itu."

Khodij sedikit penasaran apa Abi tidak mengingat bahwa sebelumnya mereka pernah saling berpapasan atau memang Abi bukan lah orang yang sama dengan yang menabraknya.
Khodij ingin bertanya hanya saja dia tidak tahu harus mulai dari mana dan juga dia tidak ingin terkesan terlalu sok kenal, bagaimana kalau dia salah orang.

KHODIJAH (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang