Bertemu lagi!

1.4K 117 0
                                    

"Hal yang sangat berbeda diantara kita adalah. Keyakinan dan keraguan.
Aku begitu yakin tapi kau masih ragu, tentu saja kau bahkan tidak mengenal-Nya"





Mobil itu terus melaju bersama pengendara lain, jalanan yang tampak ramai tidak menjadi penghalang tidak menjadi alasan untuk mobil itu berhenti.
Iris yang diperlihatkan orang yang mengendarai mobil itu sangat jelas terbaca. Ada rasa tidak sabar! Rasanya sangat tidak sabar bisa mendengar sapaan lembut gadis itu, rasanya sangat tidak sabar melihat gadis itu lagi, dan Abi sangat tidak sabar bisa melewati 3 jam perjalanan menuju Gdanks.

Ini semua karna hellen, kenapa juga sektetarisnya harus mengutus gadis itu ke Gdanks, harusnya dia tetap tinggal, agar rasa rindunya sudah berakhir sejak kemarin.
Ketika telah sampai di Gdanks, abi tanpa babibu langsung ke salah satu cabang perusahaannya yang ada, tentu saja kedatangan tiba-tibanya disambut kaget oleh setiap karyawan.

Semua menatap bingung kepada anak pemilik perusahaan, CEO lain yang mengurus cabang di Gdanks ini, yang merupakan sepupu abi sendiri segera keluar dan menemui abi.
Setiap orang yang ada disana menunduk menunjukkan rasa hormat mereka kepada dua orang yang saling berhadapan.

"Ada apa revan? Kenapa mendadak datang kesini? Apakah ada masalah?" tanya Dave.

Abi menggeleng.

"bagaimana jika kita mencari tempat untuk mengobrol, diruanganku mungkin"

"Tidak! Aku kesini ingin bertemu karyawan magang baru disini. Khodijah"

Dave mengernyit dalam, dia bingung kenapa abi mencari gadis itu sampai sejauh ini, Warsawa dan Gdanks berjarak cukup jauh tapi abi rela datang hanya mencari gadis itu. Memang gadis itu kenapa? Apa dia telah membuat kesalahan sebelumya ditempat abi.

"Baiklah kalau begitu, apa kau ingin langsung bertemu dengannya?"

"Iya"

"Boy dimana dia?" tanya dave pada sekretarisnya

"Ruangannya ada dilantai dua. Ruangan yang ada diujung"

Tanpa aba-aba abi segera berlari menuju lift tapi sebelum ia menekan tombol, seseorang lebih dulu keluar dari dalam.

Mata Abi tidak berkedip menatap orang dihadapannya, orang yang saat ini menunduk karna mencari sesuatu ditas kecilnya dan orang yang saat ini mampu menjatuhkan perasaan abi.

Saat orang itu mendongak matanya menajam, ekspresi kaget tercetak jelas diwajahnya. Dia sangat tidak menyangka bertemu dengan pria itu lagi.

"Hai, kau disini? Apa kabar, cukup lama tidak bertemu?"

......

Untuk menit yang kesekian lamanya, suasannya masih terus sama sejak mereka berdua berakhir diatas rooftop gedung perusahaan.
Hembusan angin yang kuat dari ketinggian seperti ini, baju serta hijabnya bergerak mengikuti arah hembusan angin.
Tak berbeda jauh dari pria disebelahnya rambut nya yang agak panjang terbang kesana-kemari diatas kepalanya.

"Apa kau tahu bagaimana rasanya putus asa?" tanya abi tiba-tiba.

Khodij menoleh, hanya sekilas dia menatap pada abi sebelum mengalihkan lagi.
"Ketika terpuruk, sedih, marah, prustasi. Semuanya menjadi campur aduk" jawabnya dengan pelan.

"Apa kau tahu caranya mengobati rasa putus asa!"

"Mengadu!"

"kepada siapa?"

"Tuhan. Allah!"

Beberapa detik abi tak bersuara lagi. Hingga pertanyaan selanjutnya mampu merubah suasana canggung menjadi semakin kacau.
"Apakah Allah sebaik itu, apa dia benar-benar akan melakukannya untukku. Menghentikan rasa prustasi ku?"

KHODIJAH (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang