Setelah melihat Dalton dan Celsie selingkuh Elena sempat mengurung dirinya, tapi itu hanya hari-hari kemarin karena Sekarang Elena tidak peduli lagi dengan kedua manusia itu, bahkan hidupnya jauh lebih baik. Tiga bulan mengurung diri membuatnya lebih baik namun juga membuat tabungannya menipis.
Sekarang ia menjadi pelayan di sebuah cafe, Berkat pria yang bernama James ia tidak kesusahan mencari makan dan tempat tinggal yang layak.
Pagi-pagi Elena sudah berada di Cafe, James yang baru saja datang menyergit bingung.
"Apa yang kau lakukan sepagi ini Elena?"Elena yang tidak tau akan keberadaan James di belakangnya pun terkejut saat tiba-tiba suara pria itu muncul di dekatnya.
"Jangan mengagetkan ku James" gerutunya kesal."Apa yang kau lakukan?" Ulang James
Elena mendengus kesal mengangkat cangkirnya memperlihatkannya pada James.
"Aku belajar membuat latte art dan seperti yang kau lihat berantakan karena seseorang mengagetkan ku""Hey mengapa kau menyalahkan ku?
Salahkan tangan mu yang terlalu kaku" ejek James tertawa kecil."Sini aku ajari selagi ini masih pagi"
Ucapan James berhasil merubah mood Elena, bibir Elena yang tadinya mengerucut sekarang tersenyum senang.
"Benarkah?"Elena meyakinkan apakah dia tidak salah dengar? Dan james mengangguk mengiyakan.
James mendekati Elena memegang kedua tangan gadis itu menimbulkan sengatan-sengatan listrik di tangannya Posisi mereka sangat dekat, Elena yang berdiri kikuk sedangkan James berdiri tepat di belakang Elena.
Cristal partner kerja Elena duduk di salah satu meja pelanggan dengan menopang dagu berteriak sedikit kencang.
"Apakah kalian sengaja membuat ku cemburu dengan bermesra-mesraan di pagi hari?"James langsung melepaskan tangannya memberi sedikit jarak
"Apakah kau sudah bisa buat sendiri?"Elena mengangguk mengiyakan, menetralkan debaran jantungnya.
"Bagus kalau begitu, aku akan kembali ke ruangan ku" Cristal berlari kecil mendekati Elena saat James pergi dengan langkah yang cepat
"Apa yang terjadi?" Tanya Cristal penasaran.
"Apa yang terjadi?" Tanya Elena balik
"Hei Elle aku yang bertanya mengapa kau balik bertanya? Mana aku tau apa yang terjadi Kau belum menceritakannya apa kalian berciuman?"
Elena memukul Cristal pelan lalu berbisik.
"Pelan kan suara mu, Apa kau ingin dia mendengar argumen lucu mu?""Lucu? Tidak, ini tidak lucu yang lucu ekspresi mu saat berada dalam pelukannya" Goda Cristal yang tertawa terbahak-bahak.
"A-aku biasa saja dia hanya mengajari ku membuat latte art" jika saja Cristal tidak menghentikan kegiatannya dan James tadi, mungkin saja jantungnya sudah copot.
"Lalu kenapa pipi mu memerah? Apa kau sakit? Atau sedang merona?" Cristal terus saja menggoda Elena hingga gadis itu memekik kesal.
Elena berjalan menyusuri jalan setelah keluar dari cafe tempatnya bekerja, saat ini pukul 23:20 jadi wajar jika hanya beberapa orang yang lalu lalang.
Ia berjalan memasuki gang-gang sempit agar lebih cepat sampai ke kontrakannya, Semakin lama dia melangkah semakin tidak tenang pula perasaannya, Elena berhenti dan membalikan badannya.
"Tidak ada siapa-siapa"gumamnya lalu kembali melangkahkan kakinya agar cepat keluar dari gang itu.
"Jangan pulang sendiri saat larut"
Elena terkejut, seorang pria tiba-tiba berada di depannya."Siapa kau?" Tanyanya berusaha menetralkan napasnya yang memburu dan berjalan mundur.
"Kau tidak tau aku?" Tanya pria itu menunjuk dirinya sendiri
"jangan macam-macam atau aku akan teriak"
"Tenang saja, aku tidak akan macam-macam aku hanya ingin bermain dengan mu" pria itu berjalan mendekati Elena.
Elena mengidik ngeri lelaki di depannya menatapnya dengan wajah yang menyeramkan, tato di mana mana dan bau alkohol menyengat di indra penciuman Elena, tanpa aba-aba ia langsung membalikan badannya berlari sejauh mungkin.
"Jangan lari cantik, aku hanya mengajak mu bermain beberapa Ronde" Elena semakin ketakutan mendengar teriakan pria itu ia semakin melajukan larinya hingga
BRUKK
Terdengar jelas di telinga Elena seperti suara benda keras yang terjatuh bersamaan dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya serta bau amis menyeruak di Indra penciumannya Hingga Semuanya gelap.
Dia tidak merasakan apa-apa lagi hanya kegelapan yang menguasainya, suara orang-orang di sekitarnya tetap terdengar di telinganya namun rasa kantuk menyerangnya tak menunggu lama Elana tertidur.***
Bau obat-obatan marangsang indra penciuman gadis itu, matanya masih tertutup rapat entah kenapa sangat sulit ia gerakan.
oh tuhan apa aku meninggal?
Jangan sekarang tuhan, James belum mengetahui perasaan ku.
Hanya itu yang melayang di pikiran Elena hingga sebuah tangan menyentuh telapak tangannya, dengan pelan Elena membuka matanya.
"Kau sudah sadar rupanya"Ucap wanita di samping Elena, wanita itu tersenyum lembut padanya.
"Apa kau butuh sesuatu? Katakan saja"sambung wanita itu.
siapa dia? Apa dia mengenal ku?
Beberapa pertanyaan muncul di kepalanya"Ada apa sayang?" Tanyanya lagi membuat Elena menyergit bingung.
"Sudahlah Mom mungkin dia bisu"
Elena di kagetkan oleh
Suara pria yang berdiri di depannya.Elena melihat di sana berdiri pria yang menatapnya dengan tatapan datar.
"Apa yang terjadi?"
Banyak pertanyaan yang berteriak ingin di keluarkan tapi hanya itu yang mampu terucap di bibir mungilnya.
"Maafkan aku, semalam sopir ku tidak sengaja menabrak mu"jawab wanita yang sedari tadi menggenggam tangan Elena.
Jangan lupa vote dan spam komen ✨♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER UNCLE
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA "Putuskan dia" Perintah Brandon membuat Emosi Elena benar-benar tak terkendali. "Apa urusannya dengan mu hah? Mengapa aku harus memutuskan seseorang yang memang sudah lama ku kagumi, kami berkencan" bentak Elena. Rahang Brandon m...