"kau tidak perlu pura-pura baik padaku Brandon itu tidak mempan"Jessica dan Brandon berada di restoran mewah yang tentunya itu semua sudah di atur oleh orang tua mereka.
"Maksud mu?"
"Aku tau kau tidak menyukai wanita" ucap Jessica yang memasukan es krim ke dalam mulutnya.
Apakah dia berpikir aku tidak normal?
"Tidak tidak, aku tidak bermaksud mengatai mu gay" sambungnya mengerti akan pikiran Brandon.
"Lalu?"
"Maksud ku, kau pematah hati wanita dan aku tau kau tidak menyukai ku dan hanya berusaha terlihat baik, tapi maaf aku tidak mudah tertipu"Brandon mengangguk mengiyakan, namun tetap tidak bersuara.
"Apa kau tersinggung? oh ya bagaimana dengan perjodohan ini?" Jessica kembali bersuara memancing Brandon mencairkan suasana canggung di antara mereka.
"Bagaimana dengan mu? apakah kau memiliki kekasih?"
"Tidak " jawab Brandon.
"Jadi, apa alasan kita menolaknya kau taukan aku masih mau bebas" Tanya Brandon to the point.
"Jalan satu-satunya yaitu jalani perjodohan bodoh ini, kita harus terlihat dekat di depan orang tua kita sampai saatnya kita masing-masing membawa pasangan kita. bagaimana?" Usul Jessica yang tersenyum misterius yang hanya diangguki oleh Brandon.
"Bagaimana jika aku menyukai mu?"pertanyaan itu mampu membuat Brandon menghentikan kegiatan makannya.
"Jangan bercanda" sinis Brandon.
"Hal ini tidak bisa di pungkiri Brandon. kita di jodohkan dan kau tau sendirikan cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu"
"Tapi tidak dengan ku"Desisnya.
*****
Brandon kembali ke mansion setelah mengantar Jessica pulang.
Brandon melangkahkan kaki menuju kamarnya dengan bantuan cahaya handphone, karna ada pemadaman listrik membuat seluruh ruangan menjadi gelap.
"Brandon"
Brandon menolehkan kepala ke sumber suara yang memanggilnya.
Brandon masuk kamar Elena, gadis itu duduk memeluk lututnya sendiri di depan pintu.
Saat menyadari Brandon mendekatinya. tiba-tiba tubuh mungil Elena memeluk erat pria itu dan menangis tersedu-sedu.
"hey kenapa? ada yang menganggu mu?"
Namun Elena tetap diam semakin mengeratkan pelukannya.
Brandon menuntut Elena berbaring di kasur dan menenangkan gadis itu.
"Jangan pergi"
"Aku tidak pergi, aku akan mengambil lilin"
"Tidak perlu, jangan meninggalkan ku" ucapnya lirih.
"Baiklah, aku akan menemani mu sampai listrik menyala kembali"Brandon ikut berbaring di sampingnya hingga keduanya tertidur.
Matahari mengintip melalui cela-cela jendela. terdengar siulan-siulan burung di pagi hari.
Deg
sebuah tangan kekar memeluk perut Elena dari belakang.
saat ia berbalik wajah Brandon tepat berada di depan wajahnya dan memori kemarin terulang seperti film di kepalanya.
Oh tidak aku memeluknya?
Elena melepaskan pelukan Brandon dan lari terbirit-birit ke kamar mandi membersihkan tubuhnya dan segera membuat sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER UNCLE
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA "Putuskan dia" Perintah Brandon membuat Emosi Elena benar-benar tak terkendali. "Apa urusannya dengan mu hah? Mengapa aku harus memutuskan seseorang yang memang sudah lama ku kagumi, kami berkencan" bentak Elena. Rahang Brandon m...