Elena mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya di pagi hari. Elena bergerak namun tiba-tiba rasa sakit menjalar di pahanya.
Ada apa ini?
Dengan pelan Elena menatap kebawah.
Matanya membulat saat melihat tubuh polosnya di balik selimut.
Tidak berhenti di situ tatapannya tertuju pada pria yang berbaring membelakanginya.
Dan matanya menangkap pakaiannya semalam berserakan di lantai.Dengan sekuat tenaga Elena memukul badan brandon dengan tangan-tangan mungilnya tapi tidak di hiraukan oleh pria itu.
"Bangun brengsek"
Dengan mata yang setengah tertutup Brandon berbalik berbicara dengan suara seraknya.
"Ada apa sayang, jangan menganggu tidur ku"Elena menggenggam mendengar ucapan Brandon.
"Brengsek kau menodai ku Brandon"Brandon duduk menatap Elena yang memberikan tatapan membunuh.
"Ada apa?"
"Ada apa kata mu? Kau menodaiku" Elena tidak habis pikir, bagaimana bisa pria itu masih terlihat santai setelah mengambil keperawanannya.
"Siapa yang di nodai? Aku atau kau Elle?" Ucapnya dengan suara pelan.
"Apa maksud mu?"
"Kau yang menyiksa ku, semalam kau pikir aku tidak tersiksa dengan sikap mu yang bergelayut di tubuh ku dan tiba-tiba menarik kemudian mencium
Bibir ku. Aku pria normal Elena, kaulah yang menodai ku"Elena tersentak, dan tiba-tiba kenangan semalam berputar di kepalanya.
"Ka-kau kenapa tidak menahan ku? Akukan dalam keadaan tidak sadar, kau yang sadar harusnya mengingatkan ku bukannya menodai ku, kau memanfaatkan memabukkan ku" Eleknya dengan kedua pipi yang merona.
"Aku sudah menolaknya Elle tapi kau yang berbuat seenaknya. Aku normal siapa yang tidak tegang merasakan tubuh indah mu bergelayut manja di lengan ku. Ohiya semalam kau sangat liar aku menyukainya sayang"
"Diam kau brengsek" teriak Elena saat melihat brandon beranjak menuju kamar mandi.
******
"Kau marah?"
Elena tidak menghiraukan Brandon dengan pelan ia berjalan ke dapur.
"Hei kita sama-sama salah kemarin, jadi jangan marah yah"
Tetap saja Elena tidak bergeming ia tetap memotong wortelnya.
"Jadi apa mau mu nona?" Tanyanya setelah lelah membujuk Elena.
"Bisakah kau pergi, kau bosnya jadi kau tidak boleh terlambat" Jawab Elena tanpa mengalihkan pandangannya.
"Aku ti-"
Ponsel Brandon berdering.
"Ada apa Jessica?"
Elena memicingkan matanya saat mendengar nama Jessica.
"Hotel? Kapan?"
"...."
"Oh entahlah, aku akan mengatakan dulu pada Elena. Jika di izinkan aku akan menjemputmu jam 7 malam"
Telinga Elena semakin tajam saat mendengar hotel.
"...."
"Iya jika aku di izinkan aku pasti menjemput mu, apa? Kau ingin ke kantor ku? Tidak perlu Jessie aku yang akan menjemputmu. Berdandanlah secantik mungkin. Kututup dulu yah see you"
Elena kembali pura-pura memotong wortel meskipun pikirannya bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan di hotel.
"Elena, malam ini ada acara di hotelnya James dan Jessica tidak punya pasangan. Dia meminta ku menjadi pasangannya malam ini. Bolehkah?" Tanya Brandon pelan.
Melihat Elena tidak merespon Brandon memanggil wanita itu sekali lagi.
"Pergilah, buat apa minta izin pada ku itu hak mu tidak ada yang melarang mu pergi"
Katakan jangan pergi dengan wanita lain. Aku tak suka
Jangan, kau tetap diam. Tunggu reaksi Brandon
Hati dan pikiran gadis itu tidak sejalan.
"Ok" Brandonpergi meninggalkan Elena yang mendengus kesal.
"Bisakah kau sedikit peka brengsek" maki Elena saat yakin Brandon benar-benar sudah menghilang di ruangan itu
****
"Tuan ada berita yang ku dapatkan tapi Entahlah aku ragu, ini kabar buruk atau kabar baik untuk mu"
Brandon menyerngit mendengar ucapan pria yang berdiri di depannya.
"Katakanlah" Brandon menyergit lalu kembali menandatangani berkas di hadapannya.
"Ayah anda meninggal dunia"
Pulpen yang di genggaman Brandon mengambang di udara.
"Katakan sekali lagi"
"Ayah anda meninggal dunia, ia di bunuh di dekat sungai yang berada di ujung kota yang letaknya di samping tempat tinggal anda waktu anda masih bersamanya"
Brandon memejamkan matanya.
"Ada lagi?"
"Ada tuan"
"Lanjutkan"ucapnya kemudian menatap lekat pria itu.
"Sepertinya ayah anda sebelum meninggal merasakan kesakitan yang amat sakit"
"Maksud mu?"
"Kami menemukan informasi bahwa ia memiliki tembakan di lengan serta pahanya. Bukan hanya itu tapi juga beberapa sayatan pisau di wajahnya serta kulit yang terkelupas menampakan dengan jelas dagingnya dan di temukan juga beberapa botol cuka di TKP yang di duga di gunakan oleh pelaku setelah mengelupas kulit ayah anda."
"Dimana pria itu sekarang?"
"Dia masih di rumah sakit menunggu keluarga"
"Kita ke rumah sakit sekarang lalu kau urus pemakamannya hari ini juga"
Meskipun Terry sudah menculik dan menyiksa Elena tapi pria itu tetap Daddy Brandon. Pria itu pernah menjadi bagian terpenting di hidupnya.
....
"Dari mana saja?" Elena langsung menyambut Brandon yang memasuki apartemennya tapi Brandon mengacuhkannya.
"aku tanya, dari mana saja? Apa kau pergi dengan Jessica hingga larut seperti ini?apa kau sudah makan? Apa yang ingin kau makan"
"Diam Elena, kau tidak mengerti apa-apa jangan ikut campur dengan hidup ku"
Suara Brandon naik satu oktaf membuat Elena ketakutan."Aku hanya bertanya jika tidak mau kau tak apa tapi tidak perlu membentak ku"lirih Elena yang berjalan menuju kamarnya.
Sedangkan Brandon memijit pangkal hidungnya frustasi.
"Hei-hei aku minta maaf, aku tidak bermaksud membentak mu" ucap Brandon saat memasuki kamar Elena."Tak apa, keluarlah aku ingin istirahat"
"Aku benar-benar minta maaf Elena hari ini aku benar-benar lelah"
"Aku mengerti kau lelah karna malam ini kau pergi dengan Jessica kan? Aku paham aku juga paham posisi ku, bisakah kau meninggalkanku? Aku ingin istirahat"
"Aku tidak bersama Jessica hari ini ku mohon mengertilah" Ucap Brandon dan meninggalkan Elena yang menunduk sedih.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan spam komen ✨♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER UNCLE
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA "Putuskan dia" Perintah Brandon membuat Emosi Elena benar-benar tak terkendali. "Apa urusannya dengan mu hah? Mengapa aku harus memutuskan seseorang yang memang sudah lama ku kagumi, kami berkencan" bentak Elena. Rahang Brandon m...