24.MONSTER UNCLE

10.5K 427 8
                                    

"Heii bangun, jika tidak aku akan menyiram kalian dengan air keras"

James menyibakkan selimut tebal yang menutupi Elena dan Brandon.

Elena mengerjapkan kedua matanya. tatapannya jatuh pada pria yang berkacak pinggang berdiri tidak jauh darinya

"Kau membuat ku cemburu Elena"

Seakan baru tersadar tatapan Elena jatuh pada perut ratanya, lengan Brandon melingkar di sana. Elena langsung menyibakkan lengan Brandon lalu berlari ke toilet.

Merasa terganggu, Brandon membuka matanya melihat sekeliling dan mencari gadisnya.

"Apa yang kau lakukan?"
Tanya Brandon dengan suara serak menyandarkan punggungnya di kepala ranjang saat melihat James duduk di sofa.

"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan pada gadis polos itu? Hm?"

Brandon terkekeh
"Apa itu penting?"

"Sangat penting bodoh, Elena sudah ku anggap adik sendiri. Jadi jangan macam-macam dengannya"

"Aku pamannya"

"Mana ada paman yang menyukai ponakannya, jangan meracuni otak polos Elena" Timpal James

"Heiii kenapa tidak boleh, apakah kau cemburu?"

"Jangan bodoh, sudah ku katakan Elena hanya ku anggap sebagai adik tidak lebih. Aku hanya tidak mau jika kau merusaknya. Kau Kan terkenal pematah hati wanita"

"bagaimana dengan Jessica? Kau juga menganggapnya sebagai adik atau kekasih hm?"
Selidik Brandon yang melipat kedua tangannya di depan dada.

"Jessica itu berbeda, dia bukan adik ku juga bukan kekasih ku"

"Kau menyukainya"

"Hei aku tidak menyukainya"

"Benarkah?"

Elena, berjalan melewati mereka
"Aku akan kebawah membeli makanan, kau pasti lapar. Kau mau makan apa?"  Tanya Elena pada James.

"Aku juga akan kebawah, ayo"

"Kau temani saja Brandon di sini, aku sekalian ingin berjalan-jalan. Aku merasa bosan di sini. Ku titip paman ku padamu ya"

Setelah kepergian Elena James menatap serius ke arah Brandon.

"Apa tindakan mu selanjutnya?" Suara James memecah keheningan.

"Entahlah, aku belum memikirkannya. Tapi yang ku tau musuh ku bukan hanya satu dua tapi banyak yang menginginkan nyawa ku"

James menyerngit heran.

"Kau mengetahui tapi diam saja"

"Ada kalanya seseorang mundur untuk menang"ucap Brandon dengan tatapan yang sulit di artikan.

Elena berjalan di koridor rumah sakit. Tapi tiba-tiba terdengar suara seseorang yang dikenalnya.

Saat ini rumah sakit memang sepi, dengan pelan Elena mengikuti suara pertengkaran itu.

"Kau brengsek" teriak seorang gadis mungil yang Elena perkirakan berumur 15 tahun.

Pria itu terdengar tertawa kemudian memojokan gadis itu.
Sedangkan Elena yang bersembunyi di balik tembok menyaksikan pertengkaran keduanya.

"Kau pikir aku takut jika kau menangis? Menangis lah semakin kau tersakiti semakin aku puas menyaksikannya, kau hanya jalang kecil yang berpura-pura menjadi malaikat" desis pria itu.

Elena tidak dapat melihat jelas siapa pria itu karna pria tersebut memunggunginya.

"Hentikan" teriak gadis itu  menutup kedua matanya.

"Berapa bayaran mu semalam? Hm? 5 juta?"

Bian langsung menoleh ke arah tembok karna menyadari kehadiran Elena.

Elena berlari sekencang mungkin meninggalkan tempat itu agar tidak di curigai oleh Bian.

Sesampainya di kamar Brandon, Elena langsung menyimpan plastik yang berisi bubur dan beberapa makanan lainnya.

"Ada apa?" Tanya Brandon saat melihat Elena penuh dengan keringat.

"A-aku habis olahraga"

"Benarkah?"

Elena mengangguk memberikan keduanya bubur.

"Apakah aku juga harus makan bubur? Aku tidak sakit Elle" James tidak terima saat melihat semua pelastik berisi bubur.

"Hanya itu yang ku temukan. Makanlah"

"Apa aku terlambat?" Tanya Bian yang tiba-tiba masuk dan duduk di samping James.

Elena menatap Bian lekat.
Tiba-tiba gadis itu muncul di balik pintu. Gadis yang tadi Elena lihat bersama Bian.

"Siapa gadis kecil yang kau bawa itu. Adik mu?" Tanya Brandon penasaran.

James tertawa dan menatap Bian curiga.
"Anak siapa yang kau curi Bian?"

"Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi di mana yah?" Ucap James bermonolog

"Dia calon istri ku" jawab Bian

Prttttt

Brandon menyemburkan airnya.
"Apa kau pedofil?" Sembur Brandon.

"Hei dia mungkin baru berumur 13 tahun" timpal James.

"Umur ku 20 tahun"
Semua yang ada di ruangan itu tercengang.

Gadis itu lebih tua dari kelihatannya, jika di lihat dia masih seperti anak SMP. Siapa yang mengira jika dia berumur 20 tahun. Rambut di Cepol asal, baju kaos yang kedodoran menambah kesan imutnya.

.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan spam komen ✨♥️

MONSTER UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang