Elena dan Keyla duduk berdua di taman rumah sakit.
"Kau wanita yang beruntung""Maksud mu?" Elena menyergit mendengar ucapan Keyla.
"Kau di kelilingi orang-orang yang kau sayangi dan menyayangi mu"
Elena tersenyum hangat membenarkan ucapan Keyla. Gadis itu benar, dia sangat beruntung dapat di lindungi tiga pria itu.
"Siapa nama mu?"
Keyla mengulurkan tangannya dan tersenyum manis.
"Keyla, Keyla Anastasia""Kau terlihat muda, di bandingkan waktu kau di pesta pertunangan mu"
"Banyak yang tertipu dengan tubuh ku. Mereka mengira aku masih di bawah umur. Padahal usia ku sudah 20 tahun" keyla mengerucutkan bibirnya kesal karna orang-orang selalu menganggapnya bocah.
"Itu memang benar, kau sangat mungil. menggemaskan"
"Kau juga cantik, ohiya pacar mu tampan"
"Dia bukan pacar ku"
Keyla menyergit mendengar Jawaban Elena. Dapat ia lihat tadi Brandon sangat perhatian pada Elena.
"Dia calon suami ku"lanjut Elena membuat Keyla mendengus kesal.
Elena dan Keyla saling bertukar cerita, satu hal yang Elena ketahui tentang Keyla. Dia anak broken home dan terpaksa di jodohkan dengan Bian.
"Wahai tuan putri aku di suruh menjemput kalian" James muncul di hadapan kedua gadis itu.
"Ada apa James"
"Kau lupa? pagi ini Brandon sudah di izinkan pulang"
"Oh baiklah" Elena kemudian menarik Keyla berjalan di sampingnya, di sepanjang lorong rumah sakit keduanya bercerita dan tertawa saat Keyla menceritakan masa kecilnya.
*****
"Dari mana saja?" Tanya Brandon saat melihat Elena memasuki kamarnya di ikuti keyla dan James di belakangnya.
"Dia keluarkan bersama Keyla, kau jangan terlalu kasar pada pacar ku"Bian yang tiba-tiba merangkul pundak Elena.
"Brengsek lepaskan tangan kotor mu dari pundaknya"
"Elena pacar ku, apa salahnya memeluk pacar sendiri. Iyakan sayang?"
Sedangkan Keyla dapat Elena lihat dari ekor matanya, gadis itu terlihat kecewa saat Bian merangkulnya.
"Sudahlah, kalian berdua sama saja. Cepat bersiap-siap kau ingin pulangkan?" Lerai James.
Brandon mengangguk malas lalu jalan terlatih menuju kamar mandi.
*****
"sepertinya Nenek benar-benar membenci ku"
Brandon menunduk menatap Elena yang tiba-tiba membahas Briana."Sudah berapa kali ku katakan kau tidak usah memikirkannya"
"Siapa yang bersama Nenek mu saat di rumah sakit?"
Ya mereka berlima Elena, Brandon, James, Bian dan Keyla sedang berada di club milik James. Sudah seminggu sejak Brandon keluar dari rumah sakit.
Sebenarnya Brandon tidak mengizinkan Elena ikut tapi karna gadis itu merengek terpaksa Brandon pergi bersamanya.
"Dia Celsie, mantan sahabat ku. Dan dia mengaku menjadi anak Mommy ku. Entah apa yang dia katakan pada Nenek hingga Nenek mempercayai nya"
"Apa motif di balik ini? Dan kenapa dia tidak curiga bukankah dia telah menelusuri asal usul sebelum dia memanggil Elena ke mansion mu waktu itu?" Bian menatap Brandon meminta penjelasan.
"Entahlah, tiba-tiba saja Mommy mengusir Elena. Saat Celsie berada di mansion"
"Apa kau tidak curiga? Tidak mungkin Celsie muncul tanpa komando"
Bian menyerngit mendengar ucapan James, lalu membenarkan ucapan James.
"Maksud mu?"
James terlihat serius dengan kedua sikunya bertumpu pada lututnya.
"Maksud ku Celsie tidak mungkin berani menganggu keluarga Smith jika hanya untuk bersenang-senang. Pasti ada yang mengatur kedatangannya di keluarga kalian. Bisa saja dia suruhan dari Daddy Brandon atau musuhnya yang lain untuk memata-matai keluarga Smith"
Semuanya terdiam mendengar ucapan James.
"Benar juga, seperti di film-film di mana pemeran utama di ganggu oleh antagonis kemudian keduanya bertarung hingga pada akhirnya pemeran utamalah yang memenang pertarungan. Hahahaha dunia sangat Bodoh, mungkin dia pikir dunia ku se dramatis itu. Hahahaha lihat saja jika aku melihat pemeran antagonisnya akan ku cabik-cabik kulitnya"
Semua terkejut mendengar Elena. Gadis itu berdiri dengan mata yang setengah tertutup berbicara dengan suara khas orang mabuk.
Brandon menggeram kesal melihat Elena, inilah alasannya dia tidak mengizinkan Elena ikut dengannya.
.
.
.
..
.
.
Jangan lupa vote dan spam komen ✨♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER UNCLE
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA "Putuskan dia" Perintah Brandon membuat Emosi Elena benar-benar tak terkendali. "Apa urusannya dengan mu hah? Mengapa aku harus memutuskan seseorang yang memang sudah lama ku kagumi, kami berkencan" bentak Elena. Rahang Brandon m...