7.MONSTER UNCLE

15.5K 625 7
                                    

"Apakah masih lama? kita sudah terlambat Elena"
teriak Brandon, Elena belum juga keluar dari kamarnya.

"Sedikit lagi" terdengar suara Elena dari dalam kamar.

setelah menunggu beberapa saat Brandon kembali memanggil Elena, tidak ada jawaban karena kesal dia membuka pintu kamar Elena.

"Apa yang kau lakukan aku belum selesai, cepat keluar" usirnya pada Brandon yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar, Brandon mendekat pada Elena yang kesusahan menarik resleting bajunya Elena semakin panik.

"Jika kau tidak ingin aku teriak dan memanggil grandma untuk mengusir mu,keluar sekarang juga"

Brandon hanya diam dan membalikan badan Elena agar memunggunginya lalu menarik resleting baju Elena, gadis itu membeku saat merasakan sentuhan Brandon di punggungnya Elena dapat merasakan hembusan napas Brandon, bau mint menyengat indra penciuman Elena.

"Cepatlah aku tak biasa menunggu" bisiknya pada telinga kiri gadis itu

"Cepatlah aku tak biasa menunggu" bisiknya pada telinga kiri gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah 15 menit, Elena keluar mencari keberadaan Brandon.

Tatapan Brandon saat melihat Elena tak terbaca, Elena yang menemukan Brandon yang duduk di dekat jendela mendekati pria itu.

Tatapan Brandon saat melihat Elena tak terbaca, Elena yang menemukan Brandon yang duduk di dekat jendela mendekati pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brandon berdehem dan berjalan mendahului Gadis itu.

Mereka memasuki gedung yang cukup luas, Elena mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. begitu banyak orang tapi tak ada satupun yang dia kenal.

"Aku akan ke sana sebentar"

"Kau serius? tidak ada yang aku kenal di sini bagaimana jika aku tersesat? di culik?"kesal Elena

"Di sini aman, jika kau bosan kau bisa duduk di ujung sana dan jika kau haus kau bisa meminum minuman yang tersedia di sana tapi ingat jangan meminum alkohol dengan kadar yang tinggi"

"Memangnya kenapa?"

"kemungkinan terburuknya saat kau mabuk kau akan berakhir di ranjang ku" Bisiknya tepat di telinga Elena.

Elena mendorong kuat-kuat dada bidang Brandon, saat merasakan panas di pipinya.

"Lebih baik kau pergi sekarang"

Brandon tersenyum simpul lalu berjalan kearah mempelai pria.
Sedangkan Elena berjalan ke ujung ruangan mencari ketenangannya sendiri beberapa mata menatap ke arah Elena

Apakah penampilan ku aneh?

Elena duduk memperhatikan dekorasi ruangan itu.
matanya menatap sekeliling.

Seseorang menepuk pelan pundaknya, dia menoleh dan matanya bertemu dengan mata biru ke abu-abuan, rahang yang kokoh serta senyum yang mengembang di bibirnya. tampan hanya itu yang muncul di pikiran Elena

"Boleh aku duduk di dekat mu nona?" Elena mengangguk pelan.

"Bian" gumam Pria itu mengulurkan tangannya pada Elena.

"Elena"

"kau sendiri?"

"Seperti yang kau lihat tuan" Elena kembali mengedarkan pandangannya ke ruangan itu.

"Dari tadi kau melamun, apakah kau tidak nyaman berada di sini?" Elena mengangguk, ia benar-benar tidak nyaman.

"Aku risih melihat pandangan orang-orang itu pada ku aku ingin pulang tapi Uncle ku belum juga menampakan batang hidungnya"

"Bagaimana jika kita ke taman belakang, mungkin di sana kau akan merasa sedikit nyaman" ajak Bian yang tersenyum hangat.

Elena hanya mengangguk, mengikutinya Bian.
Hingga mereka sampai di taman luas yang di hiasi lampu temaram serta air mancur di dekat kursi panjang.

"Disini tidak ada lagi yang menatap mu seperti tadi, di sini aman"Bian menuntun Elena duduk di sebuah kursi.

"kau datang bersama Uncle mu? tapi kenapa tadi kau sendiri"

"Ya, tadinya aku bersamanya tapi dia pergi meninggalkan ku dan menjadi pusat perhatian orang-orang di dalam sana"

Bian terkekeh
"Mereka memperhatikan mu karna kau cantik Elena"

"kau jangan memuji ku tuan" ucap Elena dengan nada yang menyindir.

Bian tersenyum menatap Elena.
"Aku hanya mengatakan kebenaran nona"

"Berapa banyak gadis yang kau goda malam ini tuan? Tiga? lima? atau sepuluh?"

"Untuk saat ini hanya kau seorang tapi jika kita masuk ke sana aku tak bisa menjamin" Elena memutar kedua bola matanya mendengar jawaban Bian.

"Sudah ku duga"

"Sepertinya aku pernah melihat mu tapi di mana yah?" tanyanya yang tampak berpikir.

"Ah, bukankah kau pelayan cafe di depan rumah sakit?"

"kau benar, dari mana kau tau?" tanya Elena heran.

"Aku pernah melihat mu di sana, saat itu seorang pelayan menumpahkan jus di jas Brandon Smith, tentu saja Brandon marah karna dia sudah menghindar tapi tetap saja pelayan itu ceroboh dan seorang pelayan lagi mendekat kemudian membungkuk meminta maaf dan pelayan itu adalah kau"

"kau benar itu aku, tapi aku tak pernah melihat mu di sana dan kau mengenal paman ku?".

"Ya jika aku hanya membeli segelas kopi kemudian kembali ke rumah sakit kau tau dokter sangat sibuk bahkan tidur pun sangat susah, ohiya Uncle mu? Brandon?" tanya Bian kemudian.

"kau mengenalnya?"

"Bisa di bilang begitu. dia sering ke rumah sakit, kami hanya saling mengetahui nama tapi tak pernah berbincang kecuali masalah serius"jelasnya.

Keduanya saling bertukar cerita hingga melupakan bahwa mereka telah menghabiskan 1 jam di taman itu.

Brandon tiba-tiba muncul di belakang mereka.

"Terima kasih dokter sudah menjaga ponakan ku"
Tegasnya dan tersenyum, senyum yang tidak sampai di matanya.

"kita pulang" Brandon menarik Elena, tidak peduli Bian yang protes akan tindakannya yang menarik paksa gadis itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan spam komen ✨♥️

MONSTER UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang