35.MONSTER UNCLE

7.8K 318 16
                                    

Brandon menatap wanita yang masih berbaring di kasur itu. sudah 17 Minggu, tapi masih setia dengan tidurnya.

"Kau tau? Kau tampak berantakan"

Suara bariton terdengar di ambang pintu.
Brandon memutar tubuhnya melihat siapa pria yang berdiri tegak di sana.

Matanya menajam,  kembali menggenggam tangan Elena yang masih memejamkan mata.

"Dan seperti zombie, kau butuh istirahat dude" tambah seseorang yang baru saja masuk.

"Itu bukan urusan kalian"

Keduanya menghela napas berjalan mendekati Brandon dan Elena.

"Selamat pagi princess" sapa Bian pada Elena lalu mendekatkan mulutnya di dahi perempuan itu.

"Jauhkan mulut sialan mu dari istri ku. Kau ingin mulut mu tidak bisa berfungsi lagi brengsek?" Desis Brandon menatap nyalang pada Bian yang ingin mencium istrinya.

Bukannya takut pria itu malah terkekeh.
"Kau tetap galak yah"

Brandon tidak menanggapi ucapan temannya itu. Teman? Ya, mereka berteman. Entah sejak kapan Brandon pun tidak tau karna dua pria laknat ini terus saja mengekor dengannya.

"Bagaimana keadaannya" james yang menarik kursi di samping Brandon.

"Kau bisa lihat sendiri kan"

"Istirahatlah dude kami yang akan menjaga Elena"

Brandon menatap Bian dengan tatapan menusuk.
"Tidak" 

"Kau harus istirahat, lihatlah diri mu. Mata mu sungguh merah dan bisa ku tebak kau belum tidur sejak semalam kan"

James menepuk pundak Brandon pelan.
"Kau harus tidur bodoh, kau tidak maukan jika Elena bangun dia di banjiri rasa bersalah karna dia kau menyiksa diri mu. Jika kau tidak percaya pada kami. Kau bisa tidur di sana. sofa itu cukup luas untuk mu"

Brandon mengalah, dirinya memang benar-benar lelah.
Pria itu melangkahkan kakinya menuju sofa menghempaskan tubuhnya di sofa empuk yang tidak jauh dari ranjang istrinya.

*****

Sayup-sayup Brandon mendengar beberapa orang berlari. Ia membuka matanya lalu menatap Bian dan beberapa dokter lainnya yang sedang berdiri di samping ranjang istrinya.

Bian terlihat panik, sedangkan James di ujung, tepatnya di depan kamar mandi berdiri dengan kaku.

Brandon melihat orang-orang di hadapannya yang kebingungan. Lalu tatapannya jatuh pada Elena yang bersimbah darah.

Mata Brandon membulat

Apa yang terjadi ? Mengapa ada darah?

Brandon mendekat, Elena terbatuk-batuk sedangkan darah segar itu terus mengalir dari mulut Elena membuat Brandon menegang. mata yang sedari tadi melotot seakan memberitahukan kepada dunia bahwa ia kesakitan hingga akhirnya mata itu terpejam dan semua orang di ruangan itu langsung tertunduk lesu.

"Ada apa ini? Apa dia meninggal?" Teriak Brandon menarik kerah baju Bian.

"Kita kehilangannya" lirih Bian hampir tak bersuara.

Brandon luruh. Pria itu menangis, wanita yang ia cintai telah pergi, dia benar-benar sendiri. Sepertinya pilihannya untuk tidur di sofa sialan itu adalah sebuah kesalahan. Istrinya telah pergi, bersama anaknya.

*****

"Tarik kakinya"

James berkacak pinggang mendengar perintah dokter sialan yang sedang berdiri di sampingnya

"Kau gila? Cepat ambil air"

"Itu tidak akan mempan bodoh" tolak Bian tapi kaki bodohnya tetap berjalan mengambil botol yang berada di samping ranjang Elena.

"Hei bangun"

James menepuk-nepuk pipi kanan Brandon sedangkan Bian mempercikkan air di wajahnya.

Geram dengan kelakuan Brandon yang terus meracau dalam tidurnya Bian langsung menumpahkan semua air itu pada wajah tampan Brandon.

Dan benar saja, berhasil. Brandon langsung terduduk menatap horor kedua temannya.

"Apa yang kau lakukan?"

"James menyuruh ku menyiram air pada wajah mu"
Tunjuk Bian tepat di depan hidung James.

Sedangkan yang di tunjuk melotot.
"Hei aku hanya menyuruh mu mempercikkan salah mu yang menuang semua air itu"

Bela James hingga keduanya kembali beradu mulut.

"Hahahah" suara wanita mengentikan aksi mereka.

Ketiganya menoleh ke sumber suara.

"Harusnya kau yang membangunkan dia Elena, bocah besar mu ini sungguh tidak menghargai perjuangan kami" keluh Bian berjalan ke arah Elena.

Sedangkan Brandon menatap tidak percaya wanita yang berbaring di ranjang itu benar-benar istrinya.

Lidahnya kelu jadi tadi itu hanya mimpi?

Brandon berlari mendekati Elena mengenggam tangannya.

Elena berusaha bangun tapi di tahan oleh Brandon.

"Diamlah, kau cukup membuka mata itu sudah membuat ku bahagia"

Elena tersenyum menatap pria di depannya.

Pria yang biasanya rapi sekarang jelas berbanding terbalik dari kata rapi.
Dia berantakan, kantung mata yang menghitam, jambang halus yang tumbuh di rahangnya tampak jelas di mata Elena, rambut yang biasanya di sisir rapi kini agak panjang dan terlihat berantakan oh dan jangan lupa tubuh yang agak kurus.

Tubuh Brandon terlihat kurus membuat Elena bertanya-tanya berapa lama ia tidur di ruangan ini. Hingga dada kiri Elena berdenyut membuat wanita itu memejamkan mata menahan rasa sakit itu.

Brandon tersadar, istrinya tidak baik-baik saja.

"Hei ada apa dengan mu?"

Brandon mengguncangkan tubuh Elena. Kemudian matanya beralih menatap James yang berdiri kaku di dekat kamar mandi sedang Bian yang panik langsung meraih jarum suntik serta orang-orang yang berbaju putih berlari memasuki kamar Elena membuat Brandon seakan akan di berikan tamparan keras.

Dejavu ?
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan spam komen ✨♥️

MONSTER UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang