30.MONSTER UNCLE

8.8K 351 13
                                    


Elena melempar kardus yang di genggamannya, dan berlari ke kemar mandi  memuntahkan seluruh makanan yang ia makan malam ini.

Brandon berjalan mendekati istrinya memijat tengkuknya.

"Ku Mohon buang kardus sialan itu" desisnya sebelum pandangannya menghitam. Elena pingsan.

Dengan sigap Brandon menggendong Elena dan menelpon Bian.

Setelah 25 menit Bian dan James tiba di apartemen Brandon.

"Apa yang terjadi?"

"Cepat periksa dia, aku khawatir dengan kandungannya"

Bian mendekati Elena, mengecek kondisinya.
Sedangkan Brandon dan James berada di ruang tamu.

"Dia cuma syok"tutur Bian saat ikut duduk di samping Brandon.

"Apa yang terjadi brother?"

"Aaakkkhhh" teriakan Elena membuat ketiga pria itu berlari ke kamarnya

"Tolong aku, jangan bunuh aku" teriak Elena histeris tapi masih memejamkan matanya.

"Hei, tenanglah Elena, ada aku di sini" Brandon memeluk Elena meskipun gadis itu sedari tadi meronta-ronta, Bian mendekat menyuntikan obat penenang padanya.

Setelah merasa Elena sudah tenang, pria itu membenarkan posisi tidur Elena dan berjalan ke arah kardus yang tadi di buka Elena di ikuti oleh James dan Bian.

Tanpa rasa jijik atau takut Brandon memindahkan tangan serta lengan yang berlumuran darah di kardus itu dan ia menemukan secarik kertas.

Aku sudah terlalu lama menanti saat ini, saat mengurung dua burung dalam satu sangkar.

"Brengsek"

Brandon membuang kertas itu asal. Rahangnya sudah mengeras, siapa lagi yang mengganggunya.

"Sepertinya ada yang ingin bermain dengan mu brother"

Bian menatap tangan serta lengan yang berlumuran darah yang baru saja Brandon pindahkan.
"Siapa yang mengirimnya?"

"Entahlah, paket itu tiba-tiba berada di depan saat Elena keluar ia tidak mendapat siapa-siapa"

"Baiklah mari kita lihat rekaman CCTV"
Ketiganya memasuki kamar Brandon menatap monitor dengan seksama.

di sana seorang pria berjalan mengenakan jaket membawa sebuah kardus tapi sayangnya pria itu menunduk membuat wajahnya tidak terlihat di CCTV. Pria itu berhenti tepat di apartemen Brandon dan meletakkan kardus , lalu berbalik.

"Stop" ucap Brandon tiba-tiba.
Bian langsung menekan tombol pause.

"Perbesar ke arah jam tangannya"
Brandon memperhatikan jam tangan itu dengan seksama.

Seakan tersadar sesuatu, Brandon membuka laci meja dan mengambil kotak jam.

"Oh shit" umpat Brandon saat membuka kotak itu.

"Ada apa?" Tanya James dan Bian bersamaan.

"Jam itu mirip dengan jam yang ku berikan kepada teman ku, hanya ada 3 di dunia. Jam itu hanya aku dia dan Rothert si penjelajah alam yang memilikinya"

"Jadi Maksud mu, apakah pria itu adalah teman mu?" Tebak Bian

"Entahlah, aku belum tau. Tapi akan aku selidiki"

"Berhati-hatilah, kau tau? Jika kau lengah kau bisa kehilangan anak dan istri mu" ucap James kemudian meninggalkan Brandon dan Bian.

*****

Elena membuka matanya perlahan.
Dia masih merasa mual setelah melihat tangan yang penuh darah di dalam kardus yang dia buka.

Dia menatap sekeliling mencari keberadaan Brandon. Elena turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar mencari Brandon.

"Kenapa kau keluar, istirahat lah"
Elena menatap Brandon yang membawa semangkuk bubur dan segelas air putih.

"Kembali ke kamar mu dan makanlah, kau memuntahkan isi perut mu tadi. Kau pasti lapar"

"Aku tidak lapar" Elena menggeleng pelan saat Brandon menyimpan mangkuk bubur itu di nakas.

"Kau harus makan"

"Melihat bubur itu saja membuat ku mual"
Brandon menyergit tidak suka.

"Anak kita akan kelaparan kalau kau tidak makan, apa kau tidak memikirkannya"

Elena tersentak, melupakan fakta kalau saat ini dia sedang hamil.

"Tapi aku mual"

"Sedikit saja lalu minum obat mu"
Dengan berat Elena memakan bubur demi anaknya.

"Good girl"

Senyum Brandon mengembang, kembali menyuap Elena hingga bubur itu tak tersisa.

Setelah meminum obat, Elena kembali berbaring menatap langit-langit kamar Brandon.
Rasa kantuk menyerangnya, mungkin efek samping dari obat yang dia minum.

"Apakah kita tidak akan melakukan malam pertama seperti yang dilakukan pengantin baru pada umumnya?"

Elena yang hampir tertidur membulatkan matanya.
Apakah dia masih memikirkan malam pertama dalam situasi seperti ini?

.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan spam komen ✨♥️

MONSTER UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang