18.MONSTER UNCLE

11K 453 5
                                    

Keduanya di larikan ke rumah sakit. Dan tentu saja kecelakaan itu langsung di ketahui media massa.

Seseorang memasuki kamar Elena dengan memakai pakaian dokter. Pria itu menatap lekat-lekat wajah Elena lalu menyuntikkan sesuatu pada selang infus gadis itu.

*****

"Kasihan ya gadis di kamar sebelah" Seorang suster berbicara pada temannya.

"Memangnya ada apa?"

"Katanya ada seseorang yang yang mengaku sebagai dokter lalu menyuntikan sesuatu di infus gadis di kamar sebelah"

"Hah?"

"Katanya gadis itu baru sadar tapi seorang dokter tiba-tiba masuk mengaku sebagai dokter pada keluarga gadis itu dan sekarang dia masih di tangani oleh beberapa dokter, Untung saja dokter Bian datang lebih cepat melepaskan selang infusnya. Jika tidak mungkin saja gadis itu meninggal tapi jika obat yang di suntikan orang itu telah tercampur di darahnya mungkinkan besar gadis itu meninggal"

"Kasihan sekali yah baru saja kecelakaan mobil sekarang ingin di celaka kan lagi. apa jangan-jangan kecelakaannya juga di rencanakan?"

"Hustt pelan kan suara mu, pria ini datang bersama gadis itu. mereka korban mobil yang sama"

Keduanya tersentak saat Brandon membuka matanya menatap mereka tajam.

"Kalian di tugaskan merawat ku, bukan bergosip di sini" suara dingin Brandon membuat kedua suster itu menunduk.

"Kau" tunjuk nya pada seorang suster.

"A-aku tuan?" Suster itu menunjuk dirinya sendiri merasa tak yakin bahwa yang di maksud Brandon adalah dirinya.
Pertanyaannya di jawab anggukan oleh Brandon.
Dengan pelan suster itu mendekati Brandon.

"Siapa gadis yang kau maksud tadi?"

"Ga-gadis yang bersama anda kemarin tuan"
Brandon tersentak. Elena lah yang mereka maksud.

Berapa lama aku tertidur sampai melewatkan hal ini?

"Berapa lama aku tertidur?"

"Tiga hari tuan"Brandon langsung melepas paksa selang infusnya berjalan tertatih ke arah kamar inap Elena.

Di sana terlihat jelas sang dokter sangat sibuk dengan beberapa alatnya sedangkan Elena kejang-kejang. Rahang Brandon mengeras langsung memasuki ruangan itu dan membentak sang dokter.

"Apa yang kau lakukan dokter, cepat tangani dia" bentak Brandon membuat semua dokter kaget akan kehadiran Brandon.

Beberapa dokter menghalanginya yang ingin mendekati Elena dan membawa pria itu keluar.

"Maaf tuan, kami sedang berusaha jadi jangan menganggu kami"

"Berusaha katamu brengsek? Kalian hanya terdiam melihat gadis ku kejang-kejang. Jika sampai ada masalah dengan gadis itu kalian semua tidak akan bekerja di rumah sakit lagi"

Semua dokter tersentak, siapa yang tidak mengetahui Brandon Smith, seorang pengusaha muda yang kejam apapun yang ia mau pasti ia lakukan. Apapun yang ia inginkan pasti ia dapatkan dan apapun yang ia ancaman pasti terjadi.

"Panggil semua dokter terbaik kalian jika sampai terjadi apa-apa dengan gadisku katakan selamat tinggal pada profesi kalian"

Dua jam Brandon menunggu di depan ruangan itu tapi sampai saat ini tidak ada berita tentang Elena.

"Dimana kau" tanya Brandon pada seseorang di balik telpon.

"...."

"Cari tau siapa di balik kecelakaan ku dan cari tau juga siapa yang menyuntikan obat-obatan pada selang infus Elena"

*****

"Bagaimana?

"Setelah kecelakaan itu saya ke rumah sakit dan memberikan Elena obat" jawab seorang pria yang baru saja duduk.

"Obat? Apa kau membunuhnya Frans?"

"Tidak aku hanya memberinya ketamine dengan dosis yang banyak"

"Itu sama saja kau ingin membunuhnya"

Namun bukannya khawatir, keduanya malah terkekeh di tengah gelapnya ruangan itu.

****

Setelah satu Minggu di rumah sakit, Brandon di izinkan pulang. Sedangkan Elena, gadis itu masih dalam keadaan koma.

Selama di rumah sakit Brandon lah yang terus menjaga gadis itu, tentu saja tanpa sepengetahuan Briana.

Sebenarnya pria itu tidak takut bila semua fasilitas yang di berikan Briana akan ia tarik kembali, karna dia sudah mampu membangun perusahaan sendiri tanpa bantuan keluarga Smith dengan kata lain itu milik Brandon bukan milik keluarga Smith.

Dia menyetujui permintaan wanita itu untuk bersama dengan Celsie karna ia yakin Celsie tidak melakukan itu sendiri.

Dari awal memang Brandon yakin Celsie adalah gadis suruhan seseorang untuk menghancurkan keluarga Smith, Dan dari awal pula Brandon yakin bahwa anak Cintia adalah Elena bukan Celsie.

Pria itu tersenyum memperbaiki posisi bantal Elena.

"Aku pergi dulu, I love you sleeping beauty"

Bisik Brandon lalu mengecup bibir gadis itu dan berjalan keluar memerintahkan beberapa bodyguard menjaga di depan pintu kamar Elena.

.....

"Dia sadar tuan"

Ucap seseorang di seberang telpon.

Brandon mematikan sambungan telpon lalu menatap satu persatu yang berada di ruangan itu.

"Meeting ini kita lanjutkan lain kali saja"

Orang-orang yang berada di ruangan itu mengerjap tidak percaya. Mereka sudah berada di pertengahan meeting tapi dengan mudahnya Brandon menunda meeting penting ini entah karna apa alasannya.

"Della,kosongkan jadwal ku dalam dua hari ini dan jika ada kesempatan atur kembali pertemuan dengan para petinggi-petinggi itu"

Bukan Brandon namanya jika tidak arogan, tidak berbuat semaunya ia tidak terlalu memikirkan pekerjaannya saat ini. Bahkan tanpa ia bekerja uangnya akan mengalir setiap detiknya dan bahkan meskipun ia tak bekerja ia akan tetap menjadi orang kaya pertama di Amerika, dan tentu saja semua itu milik Brandon bukan milik keluarga Smith.

Pria itu dengan senyum manis di bibirnya berjalan di loby membuat para karyawan takjub sekaligus heran dengan sikap atasannya.

Brandon yang di kenal dingin entah mengapa siang itu tersenyum bahagia.

....

Elena mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia Berjalan dengan selang infus ke kamar mandi membersihkan wajahnya. Dan keluar dengan wajah yang segar serta memakai pakaian rumah sakit yang di letakan suster tadi.

"Dasar gadis keras Kapala, apa dokter tidak mengatakan bahwa kau harus istirahat? Kau jangan banyak bergerak dulu. Dan apa ini kenapa kau ke kamar kecil tanpa memanggil suster?"

Gadis yang di maksud pun terlonjak kaget saat melihat seorang pria dengan gagahnya duduk di sofa dekat ranjang king size.

Pria itu mendekati Elena membuat Elena spontan berjalan mundur hingga akhirnya punggung Elena bertemu dengan tembok yang terasa dingin.

"Aku merindukan mu" pria itu membungkuk tepat di depan bibir Elena.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan spam komen ✨♥️

MONSTER UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang