"Ibu mana yang menjual anaknya?" Ulang Sania lalu tertawa kencang"Itu aku Brandon, itu aku. Aku tidak suka kau menjadi penghalang aku mendapat kan pria kaya waktu itu. Dan kau bertanya kenapa aku menculik istri mu?" Tatapan Sania beralih pada Elena.
"Dulu aku mencintai Lucas, hingga aku melepaskan Daddy mu. Aku mencari Lucas setelah mencampakkan Daddy mu dan menjual mu. Tapi sialnya dia tidak sungguh-sungguh ingin bersama ku, dia lebih memilih istrinya. Aku pasti marah, aku sudah melepaskan semuanya tapi ternyata dia hanya menganggap ku sebagai pengisi saat waktu kosongnya. Aku membunuhnya dengan tangan ku sendiri tapi tiba-tiba istri sialannya masuk membuat iblis di dalam jiwa ku tersenyum. Hingga akhirnya keduanya ku bunuh tapi malangnya seorang gadis kecil melihat ku. Dia melihat aku membunuh orang tuanya. Aku berpikir membiarkannya hidup beberapa hari setelah ini mungkin bukan masalah besar. Aku akan membunuhnya,tapi dunia sangat sempit ternyata dia menikah dengan putra ku"
Penjelasan Sania tentunya membuat semuanya terkejut.
"Jadi kau yang membunuhnya?" Teriak Elena mengayunkan tangannya pada Sania hingga suara tembakan mengalihkan tatapannya semua.
Elena jatuh di lantai dengan darah keluar dari dada kirinya.
Brandon langsung memeluk istrinya.
"Elena bangun Elena""Elena" Brandon terus saja memanggil nama Elena namun wanita hamil itu tetap terpejam.
Mata Brandon mencari siapa yang menembak istrinya hingga matanya tertuju pada satu pria yang ia kenal memegang sebuah pistol
"Jason?"
Ya pria itu adalah Jason sahabat dekat Brandon."Senang bertemu dengan mu brother"
Brandon langsung berlari hendak memukul Jason tapi di hentikan saat panasnya peluru menembus kakinya. Terasa panas dan sakit.
Ya Brandon di tembak oleh sahabatnya sendiri.Tanpa Jason sadari James dan Bian sudah berdiri di belakangnya.
James memukul kepala Jason hingga darah segar mengalir hingga tengkuknya sedangkan Bian langsung merebut pistol di tangannya melemparkannya pada Brandon.
"Selamat tinggal Brother" Brandon menembak perut Jason, membiarkan beberapa peluru masuk ke tubuh Jason mengabaikan teriakan Sania yang menyuruhnya menghentikannya dan rintihan Jason yang kesakitan.
Tatapan Brandon beralih ke Elena, oh tuhan wanita itu sangat pucat.
Brandon melemparkan pistol itu ke James lalu mendekati Elena. Berusaha menggendong istrinya dan berjalan keluar dengan kaki yang pincang.
"Sisanya kalian yang urus, jika perlu bunuh mereka dia juga bukan Mommy ku" desis Brandon sebelum Benar-benar pergi.
*****
Brandon memasuki kamar VIP, sejenak ia memejamkan matanya ragu, melihat wanita di depannya.
Gadis itu berbaring dengan beberapa alat yang menempel pada tubuhnya, seakan-akan hidupnya bergantung pada alat itu.
Brandon mendekat, menarik kursi duduk di samping Elena yang masih setia memejamkan matanya.
Brandon mengenggam tangan Elena dengan sangat erat seolah-olah takut akan ada yang merampas wanita itu darinya.
"Kenapa kau belum sadar hm? Apa kau tidak kasihan pada ku Elena? Anak ku meninggal dan kau masih setia berbaring di tempat ini tanpa membuka mata mu. Aku sangat menyayangi kalian"
Setetes air mata lolos dari pelupuk mata Brandon. Pria itu menangis, pria arogan, dingin dan keras itu juga memiliki kesedihan.
"Biarkan aku terlihat lemah, biarkan aku menangis sekali ini saja Tuhan aku mohon jangan mengambil seseorang yang sangat aku cintai, aku tau sebelumnya aku tidak pernah berdoa kepada mu. Tapi ku Mohon kali ini saja biarkan wanita ini bersama ku"
Brandon lalu mengeratkan genggaman tangannya pada tangan mungil itu dan menangis dalam diam.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan spam komen ✨♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER UNCLE
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA "Putuskan dia" Perintah Brandon membuat Emosi Elena benar-benar tak terkendali. "Apa urusannya dengan mu hah? Mengapa aku harus memutuskan seseorang yang memang sudah lama ku kagumi, kami berkencan" bentak Elena. Rahang Brandon m...