4.MONSTER UNCLE

19K 798 9
                                    


Elena berjalan keluar dari cafe, tiba-tiba tangannya di tarik ke samping.

"Hey apa yang kau lakukan?" Brandon menatapnya datar saat Elena pura-pura tidak tau tujuannya ke sana.

Elena hendak melangkahkan kakinya meninggalkan Brandon tapi ia kembali di tarik memasuki sebuah mobil hitam yang terparkir di depan cafe.

"hey apa yang kau lakukan?"protes Elena setelah di paksa duduk di mobil Brandon. Tanpa menjawab Brandon menancap gas meninggalkan cafe itu.

Di perjalanan tidak ada yang membuka suara, baik Elena maupun Brandon bahkan setelah sampai di kontrakan Elena, gadis itu masih diam.

"Cari tempat yang bisa kau duduki karna aku akan mengganti baju ku di kamar mandi dan kau jangan mengintip"sarkas Elena sebelum masuk kamar mandi.

"Tubuh pelacur ku jauh lebih berisi dari pada kau"

Setelah 35 menit, Elena keluar dari kamar mandi dan memakai make up.

Brandon hanya menaikan alisnya sebelah setelah melihat penampilan Elena dari atas sampai bawah setelah gadis itu selesai.

Brandon hanya menaikan alisnya sebelah setelah melihat penampilan Elena dari atas sampai bawah setelah gadis itu selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah Baju mu terlalu terbuka" gumam Brandon.

"Tapi aku nyaman, ayo"

Setelah satu jam menempuh perjalanan, mereka tiba di ujung kota dan memasuki sebuah pekarangan yang sangat luas Brandon memarkirkan mobilnya dan keluar di ikuti Elena.

Keduanya berjalan hingga seorang wanita paru baya memanggil nama Brandon.

"Brandon"

"Yes, Mommy"

"Malam sayang, sini apa kau sudah makan?"
Tanya Briana yang menarik Elena ke sofa.

"Sudah nyonya"

Briana berdehem, ia mengetahui saat ini Elena gugup. Dapat ia lihat kedua jari-jari gadis itu sedari tadi saling meremas.

"Siapa nama mu?"

"Elena, Elena lucas"

Briana memejamkan matanya dan kembali bertanya.
"Apakah kau anak Cintia dan Lucas?"

"Ya, saya anak Cintia" jawabnya bingung, mengapa Briana mengetahui nama Mommy nya.

"Oh tuhan kau cucu ku"

Briana menarik Elena kedalam pelukannya dan benar Elena melihat foto Cintia Mommynya terpajang dengan jelas di ruangan itu, Foto Cintia waktu muda.

"Kemana ibu mu sayang, Nenek harus bertemu dengannya tolong beritahu aku, aku sangat merindukannya"

Lidah Elena keluh bingung dengan situasi ini dan perasaan itu datang lagi, perasaan yang ingin dia tepis Pertanyaan yang paling Elena hindari, ingatan yang sangat ingin Elena hapus dan kenapa Briana bisa menjadi neneknya?

"Anda tidak akan bisa bertemu dengannya" jawabnya setelah terdiam cukup lama

"Kenapa? Apa dia membenci ku? Oh tuhan seandainya aku dulu membiarkannya bersama dengan Daddy mu mungkin dia tidak akan membenci ku"

"Tidak , dia tidak membenci anda" sela Elena dengan formal.

"Lalu kenapa aku tidak bisa bertemu dengannya jika dia tidak membenci ku?"

"Mommy dan Daddy sudah meninggal"

Bagaikan di sambar petir wanita tua itu tak lain adalah Briana, merasakan sakit yang teramat sakit saat mengetahui putrinya telah meninggal dunia.

"Katakan itu bohong, katakan"

Elena manarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskan nya pelan.
"Mommy dan Daddy meninggal itulah kebenarannya" tegas Elena.

"Apakah dia sakit? Oh tuhan mungkinkah dia kekurangan uang?"

"Tidak"Elena berusaha menetralkan suaranya.

"Lalu kenapa?"

"Mommy dan Daddy tidak sakit bahkan mereka sangat sehat. Sebelum mereka meninggal kami sempat liburan. Kekurangan uang? Tidak, Daddy sangat kaya dia membangun perusahaannya sendiri dan memberikan ku dan Mommy sebuah mension yang sangat megah, Sore itu seperti biasa aku pergi ke apartemen Celsie teman ku"

Ada jeda sejenak, terlihat Elena menghembuskan nafas pelan.

"Aku pulang malam, tak terlalu larut sekitar pukul 8 malam. Tapi tiba-tiba aku mencium bau darah, aku memasuki kamar Daddy.
Di sana aku melihat jelas Mommy terkapar di lantai dengan pisau tertancap di perutnya sedangkan Daddy duduk bersandar di kursi di samping rak buku dengan mata yang menatap tajam ke arah mommy berbaring tapi Daddy tidak dalam keadaan sadar. Matanya memang menatap Mommy namun darah yang mengalir dari kepalanya dapat menjelaskan bahwa Daddy di tembak"

"Oh cucu ku yang malang seharusnya kau tak melihat kejadian mengerikan itu"Briana menarik Elena memeluk dan menenangkannya.

"Brandon pindahlah ke rumah ini"Brandon terkejut atas keputusan Mommynya yang tiba-tiba.

Brandon yang sedari tadi diam akhirnya bersuara
"Kenapa harus aku?"

"Karena kau harus menemani Elena di sini kau taukan Daddy mu selalu keluar negeri maka aku juga akan ikut"

"Tidak, aku sudah punya rumah terima kasih atas kebaikan hati mu tapi ku rasa itu tidak perlu"Sela Elena cepat.

"Tinggallah bersama ku nak, kau bilang mansion mu besar dan sekarang kau seorang diri kau akan kesepian tinggal di sana lebih baik kau tinggal bersama ku tinggalkan saja mansion itu"

Elena tersenyum kecut.

"Itu dulu, sekarang tempat tinggal ku tidak sebesar mansion ku dulu, Tempat tinggal ku sekarang hanya untuk menampung ku seorang diri"Elena tersenyum menutupi kesedihannya.

"Maksud mu? Kau menjual mansion mu?"

"Tidak "

"Adik Daddy paman Andres mengambil seluruh peninggalan Daddy Perusahaan, rumah, mobil ku dan bahkan ATM ku di ambil oleh paman" lanjut Elena.

"Apa jangan-jangan paman mu yang membunuh Daddy mu supaya semua peninggalan dapat dia ambil karna jika kau hanya seorang diri maka dia leluasa mengambil perusahaan Daddy mu"

"Tidak yang membunuh Mommy dan Daddy adalah seorang wanita"

****
Vote dan spam komen ✨♥️

MONSTER UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang