Setelah malam itu, tidak ada yang saling menyapa keduanya perang dingin. Brandon yang tiba-tiba menjadi tertutup membuat Elena bertanya tanya, apa yang sebenarnya terjadi?
Pagi ini seperti pagi sebelumnya. Tidak ada yang menyapa bahkan mereka berbicara hanya seadanya.
Brandon menyesap kopinya hingga tandas lalu berjalan melewati Elena.Elena menghela nafas menatap punggung Brandon yang hilang di balik pintu.
"Ada apa dengannya?"
Setelah perdebatan sekitar 1 bulan yang lalu Brandon tiba-tiba menjadi orang yang berbeda.
Elena berjalan ke dapur tapi tiba-tiba pandangannya mulai berkabut hingga akhirnya ia melihat pria berkemeja putih menggendongnya menatapnya dengan cemas.
----
"Selamat bapak akan menjadi seorang ayah" ucap sang dokter setelah memeriksa kondisi Elena.
"Maksud dokter, Elena hamil?"Dokter itu mengangguk membenarkan ucapan pria itu.
"Usia kandungan istri bapak masih sangat muda, jadi pesan saya jangan membuatnya banyak pikiran" tambah dokter tua itu.
"Berapa usia kandungannya?"
"20 hari, menjelang 3 Minggu. Jadi berikan makanan yang sehat jangan membuat istri bapak banyak pikiran" Ucap dokter itu lalu meninggalkan James yang mematung di ujung pintu.
"Elena hamil?" Hanya itu yang dapat keluar dari bibir James, yang menyelamatkan Elena adalah James kebetulan pria itu ingin bertemu dengan Brandon tapi yang dia dapat Elena yang tersungkur di lantai dengan lemas.
James mengepalkan tangannya menahan amarahnya.
James duduk di samping Elena yang sedang terlelap. Gadis itu terlihat sangat pucat."Ada apa dengan Elena?" Brandon masuk ke ruangan itu menatap Elena sekelas lalu kembali menatap James.
Bukannya menjawab, James menatap tajam pria yang sedang berdiri tak jauh darinya.
"Ada apa denganmu James?" Brandon mendekati James yang jelas-jelas menatapnya emosi
Belum sempat Brandon duduk di sofa, kerah bajunya sudah di tarik oleh James dan memberikan bogem mentah pada wajah Brandon.
Brandon tersungkur di lantai dengan memegangi bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.
"Ada apa dengan mu brengsek?"
"Ada apa dengan ku? Yang harusnya bertanya itu aku brandon. Kenapa kau menghamili gadis polos seperti Elena" teriak James membuat Elena terbagun.
"Aku haus" lirih Elena membuat kedua pria itu menatapnya. Dengan cekatan James memberikan segelas air putih pada Elena.
"Apa yang terjadi?"
"Kau pingsan karna banyak pikiran, apa yang sebenarnya kau pikirkan Elena"
"Ada apa?" Tanyanya Brandon datar.
"Tidak, aku tidak banyak pikiran"
Ketiganya terdiam cukup lama hingga James menghela nafas kemudian menatap keduanya bergantian.
"Elena kau hamil" Elena terkejut, hamil?
"Jangan bohong James"
"Aku serius, kau hamil. Kau harusnya lebih pandai lagi menjaga diri mu Elena bukannya aku mau mengatur tapi kau sudah ku anggap sebagai adik ku sendiri, dan bagaimana bajingan ini memperkosa mu? Kenapa kau tidak melawan?" Desis James menunjuk Brandon.
"Aku yang di perkosa kau tau?dia yang merangkak kepada ku. Aku sebagai pria normal tidak mungkin menolak" jawab Brandon asal tanpa menghiraukan wajah Elena yang memerah.
"Aku tidak mempercayai mu"
Elena berdehem menjelaskan kejadian di malam itu tanpa menatap James. Elena memilih menatap kukunya di bandingkan James yang terlihat marah.
"Oh God" desis James.
"Selesaikan masalah kalian, aku akan pergi. Ingat kau harus mengontrol emosi Elena jangan membuatnya banyak pikiran" pesan James yang berjalan ke arah pintu.
"Ohiya maaf brother aku mewarnai bibir mu" James terkekeh lalu pergi setelah mengatakan itu.
"Ada apa dengan wajah mu?" Elena menyentuh pipi Brandon tapi pria itu menghindar.
"Itu tak penting, bayi mu"
"Aku akan merawatnya sendiri, jika kau memang benar membenci ku tidak masalah asalkan anak ini tetap hidup di dunia ini. Dia tidak salah, yang salah itu kita jadi biarkan aku pergi merawat anak ini"
Suara Elena bergetar berusaha menahan tangis. Ia tahu ayah dari calon anaknya tidak akan mungkin membiarkan anaknya lahir, Brandon yang terkenal berdarah dingin.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan spam komen ✨♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER UNCLE
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA "Putuskan dia" Perintah Brandon membuat Emosi Elena benar-benar tak terkendali. "Apa urusannya dengan mu hah? Mengapa aku harus memutuskan seseorang yang memang sudah lama ku kagumi, kami berkencan" bentak Elena. Rahang Brandon m...