Part 6. Dasar Gracia

10.6K 699 10
                                    

Gracia yang masih tertawa karena Shani, dihampiri oleh dua orang cowok yang sudah sangat Gracia kenal. Siapa lagi kalau bukan Hamids dan Vino.

"Ketawa terus lu Gre. Mulai geser ya lu?" Ucap Vino sambil terkekeh.

"Bukan mulai lagi Vin, emang udah kok." Sahut Hamids.

Gracia menghentikan tawanya lalu menatap keduanya malas.

"Ganggu aja sih lo berdua." Kesal Gracia.

"Yang lagi PDKT mah beda ya nggak mids." Kata Vino sambil menepuk bahu Hamids.

"Pernah ngrasain gue tabrak pakai mobil nggak sih?" Kata Gracia sambil menatap tajam keduanya.

"Yang bos di arena mah bebas." Hamids mulai jengah.

"Ke Rooftoop kuy, mau lempar kalian dari sana." Ucap Gracia santai.

Hamids dan Vino hanya bergidik ngeri.

"Pergi yuk Mids!" Ajak Vino.

"Kuy!!"

Mereka pun pergi meninggalkan Gracia dan Shani berdua.

"Pergi juga tuh orang berdua." Gracia menghembuskan nafas lega.

"Kamu kok nyeremin sih Gre?" Shani terkekeh geli.

"Cantik gini kok nyeremin. Makanya Kalau nggak rabun itu kacamatanya dilepas." Gracia menarik kacamata yang dipakai Shani.

"Greee! Balikin!" Shani berusaha mengambil kacamata miliknya yang ada di tangan Gracia.

"Aku balikin. Tapi ada syaratnya." Gracia tersenyum jail.

"Pasti syaratnya nggak bener nih." Shani menatap malas Gracia.

"Gampang kok, besok cici berangkat sekolah bareng aku dan kamu nggak boleh berpenampilan culun kayak gini. Titik!!" Gracia menekankan setiap katanya.

"Tapi Gre, style aku emang kayak gini, beda sama kamu." Shani meminta pengertian Gracia.

"Ya udah kalau nggak mau, padahal cuma sehari doang lho ci." Gracia bangkit dari duduknya sambil tetap membawa kacamata Shani.

"Gracia!! Kacamata aku!" Shani memanggil Gracia yang sudah keluar kelas.

Sedangkan di luar kelas Gracia tertawa karena berhasil menjahili Shani. Sepertinya ini adalah hobi baru Gracia.

Bel masuk telah berbunyi tapi Gracia tak berniat untuk masuk ke kelas. Emang dasarnya Gracia males, jadi Gracia memutuskan untuk ngadem di perpustakaan. Sampai di perpus Gracia ditanya penjaga perpus kenapa kok nggak masuk kelas. Dengan santai Gracia mengatakan bahwa Gracia dihukum karena nggak mengerjakan PR sehingga disuruh ke perpus untuk mengerjakan PR.

Untungnya Gracia diperbolehkan masuk dan Gracia tidur sampai bel pulang sekolah.

Sementara di kelas

Shani panik menyadari Gracia tak kembali ke kelas sampai pulang sekolah. Bahkan Shani sudah mencari sampai ke kantin tapi hasilnya nihil. Shani pun berpikiran bahwa Gracia marah karena kemauannya tak dituruti (emang dasarnya Shani overthinking). Shani hampir saja menangis sebelum sebuah tepukan mendarat di bahunya.

"Cici Shani ngapain disini? Kok belum pulang?" Shani menengok dan mendapati Gracia dgn memakai kacamata miliknya dan muka tanpa dosa.

"Kamu kemana sih Gre?!!" Shani sangat kesal.

"Tidur di perpus." Jawab Gracia santai. Udah lah, yuk temenin gue ambil tas." Gracia menarik tangan Shani.

Di sepanjang perjalanan menuju kelas Shani mengomeli Gracia dengan kesal. Sedangkan Gracia entah mendengarkan atau tidak.

"Cici!! Berhenti napa ngomelnya, pusing aku dengernya." Giliran Gracia yang kesal.

Lalu entah muncul dari mana Shania datang dan ikut menimpali.

"Mampus lu diomelin adek gue. Hahahaha." Shania tertawa cekikikan.

"Bodo amat lah." Gracia menyambar tasnya dan berlalu keluar kelas.

"Gra tunggu woy!" Shania mengejar Gracia yang sudah keluar kelas.

Shani hanya bisa bengong melihat pertengkaran Gracia dengan kakaknya.

"Nape kak?" Tanya Gracia ketika sudah berhenti berjalan.

"Gue ada kuliah hari ini. Anterin Shani pulang ya?" Pinta Shania.

"Owh, oke lah. Kuy Shan kita pulang." Gracia menarik tangan Shani.

Gracia melambaikan tangan pada Shania. Shania hanya tersenyum melihat kelakuan seorang Shania Gracia yang alay-nya udah nggak ketulungan.

Saat di parkiran, telepon Gracia berbunyi dan Gracia langsung mengangkatnya. Gracio.

"Siapa Gre?" Tanya Shani.

"Cio." jawab Gracia singkat.

Gracia meloudspeaker telponnya dan memperlihatkan kepada Shani.

"Halo Zheyeng." sapa Gracio.

"Lu siapa gue maaf?"

"Kakak udah lupa yee sama kembaran paling tampan dan cool ini." Narsis.

"Jijik gue. Lu kapan balik Indonesia woy? Kagak kangen sama kembaran Paling cantik dan unyu gini." Narsis (2).

"Minggu depan dedek Cio pulang. Udah kangen pacar gue." Lah (?).

"Pacar aja lu kangenin. Kagak usah pulang aja lu. Ya udah ya Cio, gue mau anterin Shani pulang dulu. Bye!" Tanpa menunggu balasan dari Cio, Gracia mematikan telponnya.

"Lah kamu punya kembaran Gre?" Tanya Shani tak percaya.

"Punya, namanya Samuel Gracio. Dia ditugasin papa di luar negeri buat ngurus bisnis papa." Jelas Gracia.

"Kirain kamu anak tunggal" Shani mengangguk.

"Udah deh, kuy pulang" Gracia memberikan satu helm kepada Shani.

Shani dan Gracia pulang ke apartemen dengan candaan Gracia di sepanjang perjalanan. Shani yang biasanya pendiam pun sesekali menanggapi candaan Gracia.

Sampai Di Kamar Apartemen

"Mau ikut ke kamarku nggak Shan?" Tanya Gracia.

"Nanti aja deh Gre. Mau ganti baju dulu." Jawab Shani.

"Ya udah. Sana masuk" Gracia dan Shani masuk ke kamar masing-masing.

Saat Shani ke kamar Gracia

"Gre?" Shani mengetuk pintu kamar Gracia.

"Masuk aja Ci, nggak aku tutup rapet itu." Jawab Gracia dari dalam.

Shani masuk ke kamar Gracia lalu menutup pintu. Shani menghampiri Gracia yang sedang duduk dengan mata fokus pada laptopnya. Shani sedikit mengintip dan melihat nama keluarganya (Natio) di laporan yang sedang dikerjakan Gracia.

"Kok ada nama Natio sih Gre?" Tanya Shani.

"Kamu nggak tau ya? Pak Natio sama papa aku bapak Keynal itu sudah menjalin kerjasama sekitar 5 tahun. Bahkan aku sudah mengenal dengan baik keluarga kamu. Aku juga udah kenal kamu sebelum kamu kenal aku." Jelas Gracia.

"Kok bisa sih?" Shani masih tak percaya.

"Aku udah tau bisnis sejak SMP ci. Jadi aku juga wajib tau orang-orang yang menjalin kerjasama dengan perusahaan papa." Gracia meyakinkan Shani.

Yang ada di pikiran Shani...

"Lalu jika Gracia sudah mengenal aku, kapan dia pergi ke rumahku? Bahkan aku belum pernah lihat Gracia saat aku SMP? Gracia orang yang begajulan, suka bolos dll ini ternyata orang yg sangat serius ketika berhadapan dengan pekerjaan. Gracia memang misterius."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Masih nunggu?
Makasih buat yg masih nunggu. Semoga aja kalian suka sama cerita ini.
Janlup vote dan komennya.

See you next part

 YOU ARE MY LIFE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang