Chika menangis keras sambil memukul-mukul pundak Gracia yang menggendongnya. Sedangkan Shani tersenyum melihat Gracia yang panik-panik lucu, Shani hanya bisa membelai anak keduanya dengan lembut. Iya anak kedua, Shani baru saja melahirkan anak keduanya dengan Gracia. Anak kedua ini Shani yang memberi nama, dan namanya adalah Angelina Christy Greshani.
Dan Chika menangis karena menolak untuk sekedar menyentuh adiknya itu. Entah karena apa. Gracia mengalah lalu ijin keluar sebentar untuk menenangkan Chika.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Gracia gemas.
"Papaaa." Chika masih menangis sambil menggelengkan kepala.
"Dia adik kamu Chika. Kamu harus sayang dong sama dia. Mau ya liat adik kamu? Sama papa?" Gracia mencoba membujuk Chika.
Chika kembali menggeleng kuat. Dia malah menelusupkan kepalanya ke leher Gracia.
"Duh duh sayangnya papa. Cup cup." Gracia berjalan-jalan di koridor untuk sekedar mengalihkan perhatian Chika.
"Papa? Chika? Dede?" Tanya Chika.
Gracia diam sejenak. Mencerna pertanyaan Chika.
"Chika punya adik sekarang. Chika harus sayang sama adek." Ucap Gracia.
Gracia membawa Chika kembali ke ruangan Shani. Saat di depan pintu Chika sempat ingin menangis kembali.
"Mau ya ketemu adek?" Tanya Gracia.
Chika mengangguk ragu. Gracia tersenyum lalu mencium pipi Chika dengan gemas. Gracia membawa Chika masuk dan mendekat ke arah Shani yang tersenyum. Chika melihat ke arah Christy tapi belum berniat menggerakkan tangannya yang masih melingkar di leher papanya.
"Papa?" Chika kembali melihat ke arah Gracia.
Gracia tersenyum lalu mengisyaratkan untuk menyentuh Christy. Dengan ragu dan pelan, tangan Chika menyentuh pipi Christy. Entah apa yang dia rasakan, tapi tiba-tiba matanya berbinar dan menatap Gracia sambil tersenyum senang.
"Akhirnya mau juga." Kekeh Shani.
"Denial dulu kalik." Gracia ikut terkekeh.
"Dede." Chika masih tersenyum senang.
Gracia mengambil kursi lalu duduk dan memangku Chika, membiarkan Chika asik dengan adiknya. Tadi aja sok-sokan nggak mau, sekarang malah seneng. Dasar Chikuy.
"Geee." Shani mengulurkan tangan kirinya.
Gracia yang paham dengan maksud Shani langsung menautkan jari-jari tangan kanannya dengan tangan kiri Shani.
"Kamu nggak mau tidur sayang? Pasti capek." Tanya Gracia.
"Jagain dua anak? Bisa emang?" Goda Shani.
"Oh anda jangan meremehkan kekuatan seorang papa ya Shani." Kekeh Gracia
"Iya-iya. Aku tidur ya, kamu jangan jailin Chika terus." Ucap Shani.
"Iya sayang. Udah sana tidur." Balas Gracia.
Shani lalu tidur dengan tidak melepaskan genggaman tangannya dari Gracia. Jaga-jaga jika Gracia pergi. Melihat Shani tidur, Chika ikut menguap dan berbalik duduk menghadap badan Gracia.
"Mama. Bobo." Ucap Chika.
"Kamu mau bobo juga? Di pangku papa aja ya?" Tanya Gracia.
Chika hanya mengangguk dan menguap sekali lagi sebelum memeluk Gracia. Tangan kiri Gracia yang bebas dia gunakan untuk menahan tubuh Chika.
"Ayo papa semangat." Batin Gracia.
Notifikasi hp Gracia yang beruntun tidak membuat fokus Gracia teralih. Lagipula Gracia tidak bisa memegang hp atau apapun dengan kondisi tangan kanan yang digenggam Shani dan tangan kiri menahan tubuh Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY LIFE [END]
Teen FictionCerita tentang seorang Shani Indira Natio yang kalem, pendiam, datar, dan tidak mempunyai teman harus jatuh cinta kepada seorang gadis tomboy yang dingin tapi baik hati bernama Shania Gracia. "Aku akan membuatmu jatuh cinta dan bergantung padaku Sh...