Kini Gracia benar-benar putus kontak dengan Shani. Keberadaan Gracia pun Shani tak tau. Bahkan, waktu yang dibutuhkan Gracia juga tak pasti. Shani terus murung bahkan mulai malas makan. Orang tua Shani juga sangat khawatir dengan kondisi Shani yang seperti sekarang. Namun, Gracia juga tak bisa dihubungi dan orang tua Gracia tidak tau tentang anaknya yang satu itu. Alto? Sudah hilang lagi itu bocah satu.
Lalu dimana Gracia? Gracia sedang berada di rumah temannya sekaligus sepupunya di Bandung. Namanya Zee, anaknya Yona dan Sagara. Yona yang sudah dianggap mama sendiri oleh Gracia sudah tau masalah yang menimpa Gracia. Tak bisa berbuat apapun kecuali menasehati Gracia untuk lebih sabar dan mengontrol emosi.
Sekarang Gracia sedang berjalan-jalan bersama Zee di sebuah kebun teh yang cukup dekat dengan rumah Zee. Kedatangan Gracia cukup membuat Zee tak kesepian dan Gracia akhirnya punya teman curhat. Gracia banyak menceritakan masalahnya kepada Zee dan Zee selalu punya solusi untuk Gracia.
"Kak Gre nggak mau pulang ke Jakarta gitu? Udah 1 Minggu lho." Ucap Zee.
"Belum siap aja." Balas Gracia.
"Ya harus siap dong kak. Nggak kangen ci Shani emang?" Goda Zee.
"Kangen sih, tapi gue masih kecewa aja dia berani pergi ke club. Padahal aku udah pernah larang, coba aja gue pulang ke Jakarta besoknya, bisa hancur masa depan Shani." Ucap Gracia.
"Iya juga sih." Zee menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"2 hari lagi deh, terus balik." Putus Gracia.
"Nah gitu dong." Zee menepuk punggung Gracia.
"Tapi gue masih ragu Zee." Gracia menghela nafas.
"Jangan ragu dong, kalau ragu terus sampai Shani nikah lu nggak bakal temuin Shani." Dengus Zee.
"Oke, gue yakin." Mantap Gracia.
"Eh udah sore aja, pulang kuy! Nanti dicariin mamah Yona." Ajak Gracia.
"Ya kali ga kuy." Kekeh Zee.
***
"Shani makan dulu ya?" Bujuk Dira, mama Shani.
"Nggak mau ma, Shani nggak laper." Tolak Shani.
"Tapi kamu belum makan dari kemarin lho, nanti sakit gimana? Sedikit aja gak papa." Dira masih mencoba membujuk Shani.
"Sakit juga Gracia nggak peduli." Ucap Shani lalu menunduk.
"Kenapa? Kalian ada masalah?" Tanya Dira lalu duduk disamping Shani.
"Gracia marah ma." Ucap Shani lirih.
"Marah kenapa? Nggak mungkin nggak ada penyebabnya kan." Dira mengusap lembut rambut Shani.
"Ini salah Shani, Shani udah bikin Gracia kecewa." Satu tetes air mata lolos dari mata Shani.
"Berarti yang salah Shani kan? Besok minta maaf ya sama Gracia." Dira memeluk anaknya.
"Gracia minta waktu, Gracia nggak mau nemuin Shani. Shani takut Gege pergi ma." Tangis Shani pecah di pelukan Dira.
"Mungkin Gracia emang lagi butuh waktu, Gracia juga pasti capek gara-gara kerjaan. Emosinya masih agak labil, kamu sabar ya. Gracia hanya butuh waktu." Dira mengusap punggung Shani.
Shani mengangguk lalu mengusap air matanya. Dira tersenyum lalu mengecup kening Shani.
"Sekarang makan dulu, nanti mama bantu bujuk Gracia." Shani mengangguk lalu menerima suapan Dira.
---
Shani kembali masuk ke kampus seperti biasanya, tujuannya kali ini adalah Vino. Hanya Vino yang tau banyak tentang Gracia. Shani mencari Vino di kelasnya, dia menemukan Vino sedang mengobrol dengan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY LIFE [END]
Teen FictionCerita tentang seorang Shani Indira Natio yang kalem, pendiam, datar, dan tidak mempunyai teman harus jatuh cinta kepada seorang gadis tomboy yang dingin tapi baik hati bernama Shania Gracia. "Aku akan membuatmu jatuh cinta dan bergantung padaku Sh...