Tengah malam Gracia terbangun karena merasakan sakit lagi pada bagian tangan kirinya yang di perban. Tak ingin membangunkan Shani, Gracia hanya diam sambil menahan rasa sakitnya. Beberapa menit rasa sakit di tangan Gracia mulai hilang dan Gracia baru menyadari sesuatu.
Tubuh Shani terasa cukup panas, dengan tangan kirinya Gracia menempelkan punggung tangan ke kening Shani.
"Panas." Gumam Gracia.
"G... gre ja... jangan ting... galin aku." Shani ngelindur.
Shani terlihat menggigil dan Gracia berniat bangun untuk mencari kompres. Tapi Shani terbangun dan menarik kaos Gracia membuat Gracia mengurungkan niatnya.
"Jangan pergi." Ucap Shani lemas.
"Mau nyari kompres, kamu demam." Kata Gracia.
"Nggak usah, sini aja." Pinta Shani.
Gracia mengalah lalu menyelimuti tubuhnya dan Shani. Shani sendiri langsung memeluk Gracia lagi mencari kehangatan. Gracia mengelap peluh Shani dengan tangannya.
"Dingin ya?" Tanya Gracia.
"Iya, jangan pergi aku takut." Ucap Shani.
"Nggak kok, jangan takut. Kamu sama aku." Gracia memeluk Shani memberikannya kehangatan.
Shani sudah terlelap kembali, sedangkan Gracia tidak bisa kembali tidur. Biasanya Gracia akan memilih bangun dan menonton tv, tapi sekarang bergerak sedikit saja bisa membuat Shani terbangun. Lagipula Gracia tidak tega meninggalkan Shani yang sedang demam seperti sekarang.
Pukul 2 pagi Gracia baru bisa kembali tidur. Keduanya terlelap dalam tidurnya dan mungkin sedang menikmati mimpi yang sedang dialami.
***
Gracia terbangun lebih dulu dari Shani. Baru saja mau bangkit dari tidurnya, tangan kirinya terasa nyeri lagi. Gracia menghembuskan nafas kasar dan memilih berbaring lagi sejenak. Shani bangun dan melihat Gracia memejamkan mata sambil meringis seperti menahan sakit.
"Kenapa Gre?" Tanya Shani dengan suara serak.
Gracia sedikit terkejut lalu tersenyum.
"Aku baik-baik aja kok." Bohong Gracia.
Shani hanya mengangguk percaya dengan ucapan Gracia.
"Masih lumayan panas." Gracia menempelkan tangan kanannya di kening Shani.
"Masih pengen tidur." Shani memeluk Gracia dari samping.
"Ya udah kamu tidur, aku mau bangun. Mau bubur nggak?" Tanya Gracia.
"Mau, bubur ayam tapi." Minta Shani.
"Iya." Gracia mengambil hp nya lalu mengorder bubur ayam untuknya dan Shani.
Gracia mengambil handuk lalu pergi mandi. Sedangkan Shani memilih untuk tidur lagi. Selesai mandi Gracia memakai baju santai lalu memainkan hpnya sambil menunggu bubur ayamnya sampai. Suara bel terdengar dan Gracia beranjak dari duduknya.
"Makasih mas." Ucap Gracia ke mas-mas ojol yang mengantarkan bubur ayam.
"Sama-sama mbak, saya permisi."
Gracia berjalan menuju dapur untuk mengambil mangkuk. Setelah selesai Gracia menuju kamar untuk membangunkan Shani. Gracia tersenyum melihat Shani yang masih tidur dengan nyamannya.
"Bangun Shan, buburnya keburu dingin." Gracia menepuk pelan pipi Shani.
Dengan malas Shani bangun dari tidurnya yang nyaman. Shani merentangkan tangannya ke Gracia. Paham dengan permintaan Shani, Gracia berjongkok di depan Shani. Dengan wajah senangnya Shani naik ke punggung Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY LIFE [END]
Подростковая литератураCerita tentang seorang Shani Indira Natio yang kalem, pendiam, datar, dan tidak mempunyai teman harus jatuh cinta kepada seorang gadis tomboy yang dingin tapi baik hati bernama Shania Gracia. "Aku akan membuatmu jatuh cinta dan bergantung padaku Sh...