Gracia meneguk ludah ketika tau siapa yang meneleponnya. Dengan gemetar Gracia menekan tombol hijau di layar dan menempelkan hp di telinganya.
"Ha.. ha.. haloo pi." Gugup Gracia.
"GRACIA!!!" Teriak Keynal.
"Iya pi." Seakan Gracia sudah tau apa yg akan terjadi. (Kalian pasti mikir Shani yg nelpon. Author senyum smirk hahaha)
"Kamu berantem lagi dan tangan kiri kamu luka! Iya bener?!!!" Kesal Keynal.
"Bener pi." Jawab Gracia lemas.
"Sekarang juga kamu temuin mami kamu di rumah sakit tempat mami kerja dan nggak ada tapi2an." Tegas Keynal.
"Gracia kan mau sekolah pi." Gracia mencoba mengelak.
"Nggak usah, papi ijinin. Sekarang juga kamu berangkat ke rumah sakit." Keynal memutuskan sambungan telepon.
Gracia menghela nafas berat, membuat Mario yang ada di sampingnya menaikkan alis tanda bertanya.
"Gue nggak jadi bareng lu, gue mau ke rumah sakit sekarang." Gracia lalu menepuk pundak Mario dan berlalu.
"Diamuk papinya nih pasti." Gumam Mario lalu berangkat ke sekolah.
Gracia naik taksi menuju ke rumah sakit tempat maminya bekerja. Sampai disana Gracia langsung menuju ke ruang kerja maminya. Gracia mengetuk pintu dengan ragu. Gracia masuk setelah dipersilakan. Veranda yang melihat anaknya masuk langsung melotot melihat tangan kiri Gracia yang diperban.
"Kamu berantem Gre?" Tanya Ve tajam sambil duduk di samping Gracia yg sudah duduk di sofa.
"Iya mi." Gracia menunduk.
"Ini siapa yang ngobatin?" Tanya Ve.
"Stefi mi." Gracia masih menunduk.
"Shani tau." Ve menatap Gracia.
Gracia menggelengkan kepala sebagai jawaban. Ve membelai rambut Gracia.
"Kamu kenapa berantem sih? Dimarahin kan sama papi?" Ucap Ve.
"Diajak sama temen mi." Jawab Gracia.
"Kamu emang susah berubah Gre." Ve menghela nafas panjang.
"Dari sananya mi." Gracia nyengir.
"Kamu kabarin Shani dulu sana, nanti pulangnya kamu jemput Shani, mami nggak bisa nganterin kamu." Ucap Ve.
"Takut diamuk Shani mi." Gracia membayangkan wajah menyeramkan Shani saat marah.
"Salah sendiri." Gumam Ve.
Gracia akhirnya menelepon Shani. Pada panggilan ke 2 panggilan Gracia diangkat.
"KEMANA KAMU SEMALAM GRACIA?!!!" marah Shani.
"I.. itu ci... pergi sama temen." Gracia menelan ludah.
"Kenapa nggak ngabarin?" Tanya Shani dingin.
"Ini aku kan ngabarin kamu." Jawab Gracia.
"Kenapa baru Sekarang??" Tanya Shani lagi.
"Kalau bilang lupa pasti kamu marah, kalau bilang nggak sempet pasti tetep sama kan?" Gracia pasrah saja.
"Oke." Jawab Shani singkat lalu memutuskan panggilan.
Gracia sekarang berpikir keras bagaimana cara agar Shani memaafkannya. Sampai akhirnya Gracia menyerah karena tidak menemukan ide.
"Mi, Shani marah." Adu Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY LIFE [END]
Teen FictionCerita tentang seorang Shani Indira Natio yang kalem, pendiam, datar, dan tidak mempunyai teman harus jatuh cinta kepada seorang gadis tomboy yang dingin tapi baik hati bernama Shania Gracia. "Aku akan membuatmu jatuh cinta dan bergantung padaku Sh...