Dito sedang berlutut di depan Gracia sambil membawa sebuket bunga.
"Sejak awal aku melihatmu aku merasakan bahwa aku jatuh cinta. Pesona darimu yang mampu membuat diriku terpikat. Jantungku tak bisa berhenti berdebar-debar jika berada di dekatmu. Gracia apa kamu mau menerimaku sebagai kekasih mu?" Ucap Dito dengan yakin.
Gracia tersenyum lalu menjawab.
"Aku menerimamu......"
Shani baru saja akan melangkah pergi. Namun, jawaban Gracia selanjutnya membuat Shani berhenti melangkah.
"Aku menerimamu sebagai teman, tidak lebih." Ucap Gracia.
Dito yang tadi tersenyum kini berdiri dan melunturkan senyumannya.
"Tapi kenapa? Apa karena wanita yang bernama Shani itu?! Sudah jelas aku lebih baik darinya!! Dan kenapa kamu masih memilihnya?!" Tanpa sadar Dito emosi.
"Iya mungkin dia tidak sempurna, mungkin dia banyak kurangnya. Tapi ada satu yang membuat dia begitu sempurna untukku. Aku mencintai dirinya dengan tulus, dan dia bisa menerimaku dengan tulus juga. Aku bukan manusia sempurna, begitu juga dengan Shani. Tapi dia ada untuk melengkapi aku dan aku juga sebaliknya. Aku bukan orang yang bisa membuka hati dengan mudah dan aku bukan orang yang akan meninggalkan orang dengan cepat. Jadi maaf, aku dan kamu hanya bisa sebatas teman, jika kau ingin lebih aku tidak bisa. Hatiku hanya milik Shani." Jelas Gracia dengan panjang.
Shani menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang didengarnya. Semua pikiran buruk akan Gracia hilang dalam sekejap, Gracia mencintai Shani sepenuh hati. Kini, Shani tak akan meragukan Gracia lagi.
"Ge.." Shani akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya.
Gracia terlihat terkejut karena ternyata Shani sejak tadi melihat apa yang mereka lakukan.
"Sejak kapan kamu di sana sayang?" Tanya Gracia.
Shani tidak menjawab, hanya berjalan cepat ke arah Gracia lalu memeluknya erat. Dito semakin geram dengan Shani. Dirinya gagal mendapatkan Gracia hanya karena seorang Shani.
Dito berniat menampar Shani, karena posisi Gracia yang membelakangi Dito dan Shani sedang memeluk Gracia, maka ini sangat memudahkan Dito untuk menampar Shani. Dito sudah melayangkan tangannya sebelum Shani bergerak cepat menghindar dari tamparan Dito dan berakhir dengan tangan Dito mengenai leher Gracia.
"Mau main kasar ya?" Tanya Gracia sinis tanpa menoleh.
"Eh... su.. sumpah aku gak.. se.. sengaja." Ucap Dito gugup.
"Sengaja atau tidak, lo udah niat mau nyakitin Shani. Gue gak akan biarin punya gue disentuh sama orang lain." Ucap Gracia lalu berbalik.
"Anda salah berurusan dengan Shania Gracia." Gracia berkata tegas.
Tanpa basa-basi lagi, Gracia yang saat itu sudah tersulut emosi menghajar Dito tanpa ampun. Jika saja Shani tidak menghentikan aksi Gracia, Dito bisa saja kehilangan nyawa saat itu juga.
"Jangan ganggu gue sama Shani lagi. Gue juga narik kata-kata gue tadi, gue gak mau punya temen bangsat kayak lo!!" Gracia menarik Shani lembut meninggalkan Dito yang sudah babak belur karena dipukuli Gracia.
Gracia menarik Shani menuju ke mobil. Seperti biasa Gracia membuka pintu mobil untuk Shani. Gracia kini membawa Shani entah kemana. Shani ingin sekali menggenggam tangan Gracia, tapi selalu diurungkan karena Gracia terlihat diam sejak tadi.
Gracia tersenyum dalam hati melihat gelagat Shani sejak tadi. Gracia melirik tangan Shani dengan cepat, lalu menggenggamnya dengan lembut dan membuat Shani sedikit kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY LIFE [END]
Teen FictionCerita tentang seorang Shani Indira Natio yang kalem, pendiam, datar, dan tidak mempunyai teman harus jatuh cinta kepada seorang gadis tomboy yang dingin tapi baik hati bernama Shania Gracia. "Aku akan membuatmu jatuh cinta dan bergantung padaku Sh...