EXP : 1

8.5K 481 29
                                    

Hahaha ternyata author masih pengen lanjutin ini cerita guys, belum lengkap kalau GreShan belum punya anak. Enjoy guys!!

______________________________________

Sudah lebih dari dua bulan Gracia dan Shani menjalani kehidupan seperti biasa dan terkesan biasa-biasa saja. Mereka terlihat akur dan bahagia, walaupun terkadang ada sedikit cek-cok yang tidak berarti, entah itu karena Gracia pulang larut malam, Gracia lupa membawa hp, Gracia sering lupa mengabari Shani, dan banyak kecerobohan Gracia yang lain. Ya tapi setidaknya itu semua masih bisa mereka atasi dengan baik dan tidak perlu menggunakan banyak emosi.

Saat ini GreShan sedang berkunjung ke rumah orang tua Shani dan secara kebetulan orang tua Gracia juga ada di sana. Jadi lah sekarang terlihat seperti kumpul keluarga besar.

"Eh iya, kalian kapan rencana mau punya anak?" Akhirnya pertanyaan yang sangat Gracia tunggu keluar juga dari mulut Veranda.

Gracia memandang ke arah Shani lalu mengkode Shani untuk menjawabnya.

"Emm... mungkin nanti aku bisa diskusikan sama Gracia." Jawab Shani.

"Jangan kelamaan, mama udah pengen gendong cucu." Timpal Dira.

Shani hanya tersenyum canggung mendengarnya.

---

Gracia dan Shani telah sampai di rumah pada malam hari. Shani masih terus memikirkan pertanyaan Ve tadi siang. Gracia yang melihat Shani menjadi lebih diam sedikit paham dengan kondisi perasaan Shani.

"Kenapa Shani?" Tanya Gracia lembut saat mereka duduk di atas tempat tidur.

"Eng.... enggak kok." Bohong Shani.

"Jangan coba bohong dong. Kamu tau aku bisa lihat kebohongan kamu." Gracia mengusap lembut kepala Shani.

"Aku masih mikirin tadi Ge." Jujur Shani.

"Kenapa? Kamu belum siap?" Tanya Gracia.

Shani mengangguk pelan. Jujur dia belum siap jika harus mengandung dalam waktu dekat.

"Wajar aja sebenarnya mereka nanya itu. Udah hampir tiga bulan kita nikah dan belum punya rencana buat punya anak. Orang tua juga pasti pengen segera nimang cucu. Tap...."

"Kamu kenapa malah ikut nambahin pikiran sih Ge?!" Sentak Shani.

"Bukan gitu Shan, aku tuh ma...."

"Udah lah Ge, kamu nggak ngasih solusi malah nambah masalah aja." Shani membaringkan tubuhnya dan membelakangi Gracia.

Gracia menghembuskan nafas panjang, sepertinya mood Shani sedang buruk dan ini bukan waktu yang tepat untuk membahas masalah ini lebih lanjut.

Gracia ikut membaringkan tubuhnya lalu memeluk Shani dari belakang. Tidak lupa kecupan di pipi dan ucapan selamat malam dari Gracia. Apapun masalahnya, sebisa mungkin Gracia tidak akan melupakan ritual sebelum tidurnya itu.

"Good night Shani." Ucap Gracia pelan.

"Night too Ge." Balas Shani sangat lirih seperti tanpa suara.

Pagi harinya Gracia kembali bekerja seperti biasa. Dan walaupun Shani masih marah, baju dan segala keperluan Gracia masih di siapkan olehnya. Shani tidak mau menghilangkan kewajibannya sebagai seorang istri.

"Shani!!" Panggil Gracia yang baru saja turun dari lantai atas.

"Kenapa?" Tanya Shani datar.

"Pakein." Gracia nyengir sambil menunjukkan dasi di tangannya.

 YOU ARE MY LIFE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang