Veranda bergegas memeriksa kondisi Gracia. Tidak ada yang salah, berarti sebentar lagi Gracia sadar. Seharusnya.
"Mi Gracia gak papa kan?" Tanya Shani khawatir.
"Mungkin efek koma selama 3 minggu ini. Jadi mungkin butuh beberapa penyesuaian." Jawab Ve.
Shani dan Keynal bernafas lega. Setidaknya tidak ada masalah dengan keadaan Gracia. Tinggal menunggu waktu yang tepat dan Gracia akan sadar. Tentang pelaku penyerangan Gracia kemarin, Keynal sudah menangkap mereka. Alfa ternyata dalang di balik semua kejadian itu.
Selain mendekam di balik jeruji besi, Alfa juga telah mendapatkan sebuah pelajaran berharga dari Keynal. Ya, Keynal berhasil membuat Alfa hampir koma seperti Gracia.
"Kalian tidur lagi aja, ini udah jam 11." Ucap Ve.
"Mi, malem ini bolehin Shani yang tidur di samping Gracia." Mohon Shani.
"Iya, mami biar tidur sama Key." Ve tersenyum memberi izin.
Veranda dan Keynal tidur di sofa, dengan Ve yang bersandar pada bahu Keynal. Shani duduk di kursi samping ranjang Gracia. Shani memainkan jari-jari tangan Gracia.
"Biasanya kalau kamu aku ganggu gini kamu terus bangun. Masa kamu gak mau bangun sekarang?" Ucap Shani lirih.
"Pokoknya kamu harus udah bangun saat aku bangun nanti." Lanjut Shani lalu mulai tidur berbantalkan tangan kanannya.
***
Gracia terbangun dari komanya, dirinya melihat Shani, Ve dan Keynal yang masih tertidur. Gracia melirik jam dan ternyata sudah pukul setengah enam pagi. Gracia tersenyum tipis melihat wajah tenang Shani saat tidur.
Dengan kekuatan seadanya tangan Gracia terulur untuk menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Shani. Kini Gracia dapat melihat wajah Shani sepenuhnya.
Entah karena terganggu oleh Gracia atau memang sudah waktunya bangun, Shani membuka mata dan meregangkan tubuhnya yang terasa pegal. Setelah melakukannya, Shani kembali merebahkan kepalanya berniat tidur lagi. Shani belum sadar bahwa Gracia sudah bangun.
Dengan iseng Gracia menepuk pipi Shani saat dia hampir terlelap lagi. Shani terbangun karena terkejut, dia langsung menatap Gracia yang malah tertawa kecil. Gracia langsung menempelkan jari telunjuknya ke bibir Shani saat Shani hampir berbicara.
Gracia menggeleng pelan. Shani mengerutkan keningnya. Gracia melirik ke arah Ve dan Keynal yang masih terlelap. Shani mengangguk mengerti. Gracia tersenyum.
Shani kembali merebahkan kepalanya dan membiarkan tangan Gracia bermain-main di wajah hingga rambutnya. Sentuhan Gracia masih sama, selalu terasa sangat lembut. Tiba-tiba Shani menautkan tangannya dengan tangan Gracia yang masih terpasang infus.
"Kangen kamu." Ucap Shani lirih.
"A... aku ju.. ga." Ucap Gracia serak.
Veranda terlihat menggeliat lalu mengucek matanya. Dengan setengah sadar dia bertanya ke Shani apakah Gracia sudah sadar. Gracia kembali membungkam mulut Shani saat dia mau berbicara.
"I.. iya Gracia be.. belum bangun." Jawab Gracia.
"Suara kamu kok kayak Gre sih Shan?" Tanya Ve lagi.
"Nggak tau juga." Masih Gracia yang menjawab.
"Hmmm." Ve hanya berdehem.
Shani tidak bisa lagi menahan tawanya. Veranda malah terlihat bingung kenapa Shani tertawa. Tapi setelah mendapatkan kesadaran seutuhnya, Ve melihat Gracia yang juga ikut tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY LIFE [END]
Teen FictionCerita tentang seorang Shani Indira Natio yang kalem, pendiam, datar, dan tidak mempunyai teman harus jatuh cinta kepada seorang gadis tomboy yang dingin tapi baik hati bernama Shania Gracia. "Aku akan membuatmu jatuh cinta dan bergantung padaku Sh...