Part 26. Mungkin Ini Saatnya

6.3K 422 33
                                    

Shani terlihat asik mengobrol dengan Veranda dan Gracia hanya menyimak sejak tadi, tak ada niatan untuk ikut bergabung dengan obrolan mereka.

"Halooo guys!!" Suara yang sangat mereka kenali.

"Berisik Zio!!" Kesal Gracia.

"Hay kak Gre, hay kak Shani, haloo Mami!!" Sapa Alto Zefio Grazio alias Alto alias Zio.

"Hay juga Alto." Shani tersenyum membalas sapaan Alto.

"Masih inget pulang kamu?" Sinis Ve.

"Ya ampun mami!! Anaknya pulang malah sinis kek gitu." Alto cemberut.

"Bercanda Alto, sini sini mami peluk." Ve merentangkan tangannya.

"Alto selalu inget keluarga kok mi, mami tenang aja."

Mereka ber-3 terlibat dalam obrolan lagi dan Gracia menyimak lagi. Alto menceritakan tentang pekerjaannya sebagai seorang polisi bagian investigasi. Itu juga yang membuat Alto jarang sekali pulang ke rumah.

Merasa bosan Gracia pamit untuk ke kamarnya yang ada di lantai dua. Sampai di kamar Gracia diam-diam mengambil kotak kecil berisi cincin di laci lemarinya. Gracia berniat untuk melamar Shani secepatnya, tanpa sepengetahuan siapapun kecuali Alto dan Gracio.

Memikirkannya saja sudah membuat Gracia tersenyum. Apalagi ketika membayangkan wajah bahagia Shani nanti. Tak ingin larut dalam halu, Gracia menyimpan kembali cincin itu lalu mengambil pakaian dan pergi mandi.

***

"Gimana Gracia selama ini?" Tanya Ve ke Shani, Alto saat itu sudah pergi ke kamar, sehingga hanya ada Shani dan Ve.

"Gracia selama ini bener-bener sayang sama Shani, selalu punya waktu walau Shani tau Gracia sangat sibuk. Gracia selalu prioritasin Shani dalam hal apapun." Jawab Shani.

"Dia bener-bener mirip sama Keynal. Mulai dari sikap sampai kebiasaan, semua nurun dari Key." Cerita Ve.

"Kebiasaan Gracia dulu apa sih ma?" Tanya Shani.

"Gracia sejak kecil dilatih bela diri sama Key, jadi sejak dulu Gracia suka banget berantem. Kalau tidur berantakan, suka telat karena susah banget buat bangun pagi. Di samping semua keburukan mereka, Gracia sama Key itu pinter dalam hal mata pelajaran, rendah hati, jika udah sayang sama satu orang mereka nggak akan biarin orang itu disakitin sama orang lain, dan juga mereka paling sadis kalau masalah balas dendam." Jelas Ve.

"Mereka keren ya ma." Komentar Shani.

"Eh Gre!! Kita lagi diomongin lho, gara-gara kita terlalu cakep nih Gre." Itu suara Keynal yang entah sejak kapan sudah pulang dari kantor.

Keynal berjalan ke arah Shani dan Ve sambil merangkul Gracia yang sudah selesai mandi.

"Singkirkan tangan papi." Ucap Gracia datar.

"Lho kenapa?" Heran Keynal.

"Aku udah mandi, papi bau asem." Rengek Gracia.

"Kapan lagi lho di rangkul papi gini." Keynal mengeratkan rangkulannya, membuat Gracia mendengus pasrah.

"Tuh kan sama-sama ngeselin." Ucap Ve ke Shani.

Shani terkekeh dengan ucapan Ve. Keynal dan Gracia berhenti rusuh dan duduk di antara Ve dan Shani, Keynal di samping Shani dan Gracia di samping Ve.

"Eh!! Nggak kebalik nih pi?" Kekeh Gracia.

"Biarkan mereka berhenti ghibah Gre." Ucap Keynal santai.

"Dasar ya kamu!!" Ve hendak mencubit Keynal tapi di halangi oleh Gracia.

"Hayo mau ngapain mami." Gracia menahan dua tangan Ve dengan cara memeluknya.

 YOU ARE MY LIFE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang