"Gege bangun!!" Shani mengecup pipi Gracia.
"Masih pagi Shani." Ucap Gracia serak.
"Mentang-mentang libur tidur mulu." Shani mencubit pipi Gracia.
"Sakit!!" Kesal Gracia.
"Bangun makanya." Cengir Shani.
"Kenapa sih? Rese banget." Dengus Gracia.
"Pengen cerita-cerita sama kamu." Ucap Shani.
"Cerita apa?" Heran Gracia.
"Kamu kok bisa sih minta restu ke orang tua aku segampang itu?" Tanya Shani.
"Kamu inget gak kamu pernah kecelakaan kelas 6 SD?" Tanya Gracia balik.
"Iya aku inget." Jawab Shani.
"Memori kamu sebelum itu kamu inget?" Tanya Gracia.
"Nggak, kata papa aku amnesia. Jadi ingatan aku sebelum kelas 6 SD aku lupa." Jawab Shani.
"Padahal masa itu adalah masa-masa terindah antara aku sama kamu." Gracia tersenyum sendiri.
"Masa terindah? Maksudnya?" Heran Shani.
"Aku emang SMP di luar negeri, tapi aku SD di Indonesia. Waktu itu aku telat masuk sekolah jadi aku gak ikut perkenalan." Jelas Gracia.
"Ceritain dong Gre." Minta Shani.
"Pengen banget ya?" Goda Gracia.
"Gege!!" Kesal Shani.
"Iya aku ceritain. Jadi waktu itu......"
Flashback on
Gracia berjalan mengikuti ibunya yang akan mengantarkannya ke ruang kepala sekolah. Entah mau apa Gracia yang masih bocah pun tak tau. Jadi Gracia memilih kabur dan mencari kelasnya. Gracia iseng masuk ke satu ruang kelas. Di dalam sana semua anak sedang bercanda dengan teman-temannya. Kecuali dia, dia itu seorang anak perempuan yang hanya diam di pojok kelas.
Gracia menghampirinya lalu melihat apa yang sedang dilakukan anak itu. Ternyata dia sedang menggambar sebuah pemandangan di buku tulisnya yang paling belakang. Gambaran anak itu sangat bagus bagi Gracia.
"Hey, gambar yang kamu buat bagus sekali," ucap Gracia.
Sontak saja semua anak di kelas menoleh ke mereka berdua karena Gracia berbicara terlalu keras.
"Te-terima kasih, tapi aku masih harus banyak belajar," balas anak itu gugup.
"Hebat, kamu keren. Bahkan gambar milikku tidak sebagus milikmu," ucap Gracia.
"Kenapa dia mau mengobrol dengan anak aneh itu?"
"Dua anak aneh."
"Seharusnya jangan mau dekat dengan anak aneh itu."
Suara itu memenuhi telinga Gracia, dia lalu melihat anak itu. Dia terlihat menangis.
"Dasar cengeng," ucap Gracia.
"Aku tidak cengeng!!" Teriak anak itu.
"Aku melihatmu menangis, itu berarti kau cengeng." Ucap Gracia.
"Aku tidak menangis!!" anak itu mengusap kasar air matanya.
"Jadi temanku dan aku tidak akan menyebutmu cengeng." ucap Gracia.
"Baiklah siapa namamu?" Tanya anak itu.
"Shania Gracia." Jawab Gracia.
Gracia mengulurkan tangannya sebagai tanda bahwa mereka berteman mulai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY LIFE [END]
Teen FictionCerita tentang seorang Shani Indira Natio yang kalem, pendiam, datar, dan tidak mempunyai teman harus jatuh cinta kepada seorang gadis tomboy yang dingin tapi baik hati bernama Shania Gracia. "Aku akan membuatmu jatuh cinta dan bergantung padaku Sh...