Happy Reading ______________________________________
"Tapi nggak harus pindah sekolah juga pa!!!" Rengek Gracia kepada papanya.
"Nggak Gre!! Pokoknya kamu harus urus perusahaan papa yang disana dan pindah ke sekolah yang lebih dekat. Kamu juga harus mandiri Gre!!" Suara bariton dari Keynal, papa Gracia, membuat Gracia bungkam seketika.
"Tapi pa....."
"Nggak ada tapi tapi, jangan membantah. Keputusan papa sudah bulat. Papa sudah siapkan semua keperluanmu, apartemen yang akan kamu tempati, sekolah sudah papa daftarkan, dan kamu hanya perlu memimpin perusahaan papa!" Ucap Keynal tegas.
"Maaa.." Gracia meminta pertolongan Veranda, mamanya.
"Turuti aja apa kata papa kamu Gre. Sekarang kamu naik lalu kemasi barang-barang kamu." Veranda berkata dengan lembut.
Gracia mendengus kesal lalu naik ke kamarnya yang ada di lantai dua. Sementara keynal dan Veranda tersenyum senang dan ber-tos ria. Sesampainya di kamar, Gracia mengemasi semua keperluannya dengan malas.
Selesai mengemasi, mengecek apa ada yang tertinggal dan memasukkan ke dalam koper, Gracia membanting tubuhnya ke kasur. Dia membayangkan kehidupan baru yang akan dimulainya esok Hari.
***
Keesokan harinya
Gracia selesai bersiap-siap untuk pergi. Dia turun ke bawah untuk sarapan bersama kedua orang tuanya. Di meja makan sudah terdapat Keynal dan Veranda dengan senyum yang menghiasi wajah mereka. Sedangkan Gracia hanya menampilkan wajah cemberutnya.
"Ih!! Anak papa kok cemberut aja sih?" Keynal menggoda Gracia sedangkan yang di goda makin mengerucutkan bibirnya. Veranda hanya bisa tersenyum melihat tingkah mereka.
Mereka pun makan diselingi obrolan ringan dan candaan dari Keynal juga Gracia.
Saat akan berangkat
"Kamu disana jaga diri ya Gre. Jaga juga pola makan kamu, jangan sampe sakit" Ucap Veranda lalu memeluk Gracia.
"Iya ma. Gracia akan jaga diri kok" ucap Gracia sambil membalas pelukan mamanya.
"Oh iya pa! Motor kesayangan Gre dibawa dong. Buat berangkat ke sekolah atau perusahaan. Ya ya ya." pinta Gracia dengan muka memelas.
"Kamu nggak mau bawa mobil aja?" tanya Keynal.
"Kan disana juga ada mobil pa, tapi Gre lebih nyaman aja kalau naik motor" jawab Gracia.
Gracia itu cewek tapi tomboynya nggak ketulungan. Jago karate, pernah hajar 10 preman sendirian dan dia menang. Punya motor KLX, karena katanya motor kayak gitu keren banget. Nggak suka naik mobil karena nggak ada sensasi katanya.
"Ya udah nanti biar motornya dianter pak Agus." ucap Keynal dan Gracia mengangguk senang.
Mereka pun pergi. Sesampainya di perusahaan, Keynal langsung memanggil sekretaris nya untuk mengumpulkan seluruh karyawan di aula. Perkenalan katanya.
Di aula
"Perkenalkan semuanya, ini anak saya Shania Gracia. Dia yang akan memimpin perusahaan ini. Memang dia masih muda tapi saya yakin dia bisa." Keynal membuka perkenalan lalu mempersilakan Gracia menyampaikan sepatah dua patah kata.
"Selamat Siang semua. Nama saya Shania Gracia kalian bisa panggil saya Gracia atau Gre. Saya masih kelas 2 SMA, memimpin perusahaan sebesar ini pasti sangat sulit, karena itu saya mohon bimbingan kalian semua. Mohon bantuannya!" Gracia sedikit membungkukkan badan lalu diiringi tepuk tangan para karyawan.
Perkenalan pun ditutup oleh Keynal dan para karyawan kembali bekerja. Setelah itu mereka menuju apartemen.
Sesampainya di apartemen
Gracia dan keynal mengeluarkan barang milik Gracia. Lalu datanglah pak Agus yang membawa motor milik Gracia.
"Nih non motornya, terus ini kunci motornya." Kata pak Agus lalu memberikan kunci motor.
"Makasih ya pak Agus." Gracia tersenyum.
Pak Agus membantu Gracia memindahkan barang-barang ke dalam apartemen. Selesai itu keynal dan pak Agus pamit pulang.
"Gre papa pamit pulang ya."
"Iya pa." Gracia mencium tangan papanya.
Lalu pak Agus dan Keynal pulang. Gracia segera menaruh barang pada tempatnya. Selesai melakukannya Gracia merasakan lapar. Dia melirik jam tangan miliknya. Pukul 11.
Gracia memutuskan untuk pergi ke sekolah barunya, sekalian disana kan ada kantin gitu pikirnya. Gracia dengan cepat mengganti bajunya menjadi hanya memakai kaos hitam dan memakai jaket.
Gracia menyambar kunci motornya dan pergi. Untuk menuju ke sekolah Gracia sempat tersesat karena dia belum mengenal daerah ini. Akhirnya Gracia sampai di SMA 48 Tunas Bangsa. Sampai di depan gerbang dia sempat menanyakan dimana tempat parkir kepada security yang berjaga.
Setelah memarkirkan motornya Gracia berjalan menuju bangunan sekolah.
"Huufft.. ini dimana coba ruang kepala sekolahnya. Mana ini sekolah besar lagi." kesal Gracia.
Tapi sepertinya dewi keberuntungan sedang berpihak pada Gracia. Dia bertemu dengan seorang siswi. Gracia pun bertanya.
"Permisi kak, saya mau tanya boleh?"
"Iya mau tanya apa? Btw nggak usah panggil kak, karena kayaknya kita seumuran. Panggil aja Okta."
"Ruang kepala sekolah ada dimana ya?"
"Ohh ruang kepala sekolah. Ada di lantai 2 ujung lorong sebelah utara. Kamu anak baru ya?"
"Iya, namaku Gracia. Kalau gitu makasih ya."
"Iya sama-sama, duluan ya Gracia"
"Iya."
Gracia lalu menuju ke tempat yang ditunjukkan oleh Okta. Sampai di depan ruang kepala sekolah Gracia menghela nafas pelan lalu mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Iya silahkan masuk." Ucap orang yang ada di dalam.
"Permisi bu Melody." Ucap Gracia. Ya Gracia sudah pernah bertemu dengan kepala sekolah disini.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBCGimana dengan awalannya??
Jadi sebenarnya ini itu udah ada part selanjutnya. Tapi nunggu ini 10 vote dulu oke👌👌👌👌Sorry for typo
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY LIFE [END]
Teen FictionCerita tentang seorang Shani Indira Natio yang kalem, pendiam, datar, dan tidak mempunyai teman harus jatuh cinta kepada seorang gadis tomboy yang dingin tapi baik hati bernama Shania Gracia. "Aku akan membuatmu jatuh cinta dan bergantung padaku Sh...