Part 15. Menanti

7.5K 527 8
                                    

1 tahun kemudian

Gracia dan Shani kini sudah mulai fokus dengan ujian yang akan dilakukan oleh setiap anak kelas 12. Ralat sebentar, yang fokus hanya Shani karena Gracia fokusnya terbagi antara perusahaan dan sekolah. Walaupun begitu Gracia masih bisa mempertahankan nilainya.

Walau sesibuk apapun seorang Shania Gracia, dia masih menyadari perubahan yang terjadi dengan pacarnya alias Shani. Gracia sendiri tidak tau apa yang membuat Shani lebih pendiam dan sedikit menjaga jarak dengannya.

Gracia selalu meminta penjelasan tapi hanya Jawab tidak apa-apa yg selalu Gracia dapat.

***

"Bagaimana? Apa yang kamu dapat?" Tanya Gracia ke orang di seberang telepon.

"Sebelumnya saya mau bertanya dulu nona Gracia, apa benar Natio grup memutuskan kerja sama dengan Harlan grup?" Tanya seorang laki-laki di seberang telepon.

"Ya itu benar, apa ada hubungannya?" Tanya Gracia.

"Ada, Natio grup terancam gulung tikar karena orang kepercayaan Natio grup berkhianat, entah apa yang membuat NG malah memutuskan kerja sama dengan HG. Yang jelas sekarang NG dibantu oleh perusahaan Pertama Grup." Jelas laki-laki itu.

"Lalu apa yang jadi masalah?" Gracia Bingung.

"Anak dari Pertama grup bernama Nadhif dijodohkan dengan Shani. Dan pak Natio tidak menolak hal itu."

Sekarang hati Gracia benar-benar sakit mendengar kenyataan ini. Kenapa pak Natio tak menolak sedangkan dirinya tau bahwa Shani adalah pacar Gracia? Kenapa Natio grup tak meminta bantuan perusahaannya? Hal ini membuat Gracia sangat frustasi.

"Nggak mungkin pak Natio nerima perjodohan itu dengan mudah hanya karena perusahaan, kamu cari tau apa yang terjadi lebih lengkap sekarang." Perintah Gracia.

"Baik nona Gracia."

Gracia berniat meminta penjelasan ke Shani. Masalah ini nggak akan Gracia diamkan. Gracia menelepon nomor Shani. Cukup lama diangkatnya.

"Shani temuin gue di taman **** sekarang." Setelah mengatakan itu Gracia langsung mematikan sambungan telepon.

Sedangkan Shani terlihat bingung dengan Gracia. Menelepon hanya untuk minta bertemu padahal biasanya dia akan jemput. Nada yang datar dan penuh emosi benar-benar Shani rasakan.

***

Gracia menatap datar Shani yg baru saja datang. Shani langsung menghampiri Gracia dan duduk di sampingnya.

"Bisa kamu jelasin tentang perjodohan itu?" Gracia menatap datar Shani.

Shani hanya menggeleng sebagai jawaban. Gracia menghela nafas kasar.

"Kenapa kamu nggak nolak?" Tanya Gracia masih dengan nada datarnya.

"Aku nggak bisa nolak. Maaf Ge." Shani menunduk.

"Terus kita gimana Shani?!" Kesal Gracia.

"KITA PUTUS GE!" Ucap Shani tegas.

Gracia terpaku di tempatnya. Masih tidak menyangka apa yang Shani ucapkan. Gracia memejamkan mata.

"Oke kalau itu mau kamu. Tapi aku menanti kamu kembali ke aku Shani." Gracia mengecup pipi Shani sekilas lalu pergi.

Shani tak bisa lagi menahan air matanya. Jujur dia tidak pernah mau putus dengan Gracia. Shani sayang Gracia itu saja. Tapi ancaman yang diterimanya membuat Shani tak ingin Gracia terluka.

"Aku harap kamu nolongin aku Ge." Batin Shani lalu beranjak pergi.

Gracia yang melihat Shani menangis jujur ingin segera membawa Shani ke pelukannya, tapi keputusan Shani tadi membuat hatinya hancur bagai gelas yang terjatuh dari atas gedung, hancur berkeping-keping.

 YOU ARE MY LIFE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang