Saat ini Gracia sedang menemani Shani yang akan melahirkan. Sudah satu jam Shani kontraksi, tapi bayinya belum keluar juga. Gracia meringis merasakan perih di punggung tangannya saat kuku Shani menancap di sana.
"Ge... sa.... sakit." Rintih Shani.
"Ada aku disini sayang, aku tau kamu kuat." Ucap Gracia.
Gracia sebenarnya tidak kuat mendengar teriakan Shani, tapi dia juga tidak mau meninggalkan Shani yang sedang berjuang melahirkan anak mereka.
Setengah jam kemudian akhirnya anak mereka lahir dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. Shani dan Gracia sama-sama bisa bernafas lega.
"Makasih sayang." Gracia mengecup kening Shani.
Shani masih berusaha mengatur nafasnya. Shani menarik tangan Gracia pelan, paham dengan maksudnya, Gracia mengusap lembut kepala Shani lalu kembali mengecup keningnya.
"Silahkan bu, ini anaknya, jenis kelaminnya perempuan." Ucapan suster membuat Gracia menoleh.
Gracia menggendong anaknya, mata Gracia berbinar melihat wajah anaknya yang sangat lucu. Perlahan, Gracia meletakkan anak mereka di samping Shani.
Tiba-tiba kedua orangtua Gracia dan Shani datang dengan sedikit terburu-buru. Melihat cucu mereka dalam kondisi sehat, mereka langsung bernafas lega.
"Kalian udah siapin nama?" Tanya Keynal.
"Ge?" Shani melihat ke arah Gracia.
"Gege udah siapin kok." Gracia tersenyum.
Jujur, nama ini baru Gracia yang tau. Bahkan Shani tidak tau nama seperti apa yang akan diberikan oleh Gracia ke anak pertama mereka.
"Namanya, Yessica Tamara Greshani."
***
Semenjak mempunyai seorang anak, Gracia tidak pernah terlambat pulang ke rumah. Selalu tepat jam 5 sore, tidak kurang dan tidak lebih. Jika ada pekerjaan lebih, Gracia memilih membawanya pulang ke rumah dan mengerjakannya di malam hari.
"Gre pulang!" Sapa Gracia saat masuk ke rumah.
"Kamu udah pulang sayang?" Shani menyambut Gracia dan menyalami tangannya.
"Lagi ngapain sayang?" Tanya Gracia.
"Mau masak buat makan malam. Kamu mau mandi? Butuh air hangat?" Tanya Shani balik.
"Nggak usah deh, aku gerah banget. Pake air dingin aja." Jawab Gracia.
"Ya udah sana mandi, kalau belum mandi nggak boleh pegang-pegang Chika." Shani memperingatkan.
"Iya sayang, aku udah hapal kok." Gracia mengecup bibir Shani sekilas lalu naik ke kamarnya dan mandi.
Gracia mandi hanya butuh waktu 15 menit. Saat keluar dari kamar mandi terdengar suara tangisan Chika yang memenuhi kamar. Gracia mendekat ke arah Shani yang sedang menggendong Chika.
"Mau gendong Chika dong." Pinta Gracia.
Shani mengiyakan dan memberikan Chika ke gendongan Gracia.
"Ululululu anak papa kenapa nangis? Cup cup cup." Gracia mengayunkan Chika dengan pelan.
Dalam gendongan Gracia, Chika langsung diam dan berhenti menangis. Membuat Gracia tertawa pelan dan Shani heran.
"Kangen papa ya? Gemes banget sih." Gracia mengecup pipi Chika dengan gemas.
"Kayaknya dia emang selalu nangis deh pas kamu pulang. Mau di gendong kamu." Shani mendekat lalu menoel-noel pipi Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY LIFE [END]
Teen FictionCerita tentang seorang Shani Indira Natio yang kalem, pendiam, datar, dan tidak mempunyai teman harus jatuh cinta kepada seorang gadis tomboy yang dingin tapi baik hati bernama Shania Gracia. "Aku akan membuatmu jatuh cinta dan bergantung padaku Sh...