Let The Words Fall Out (4)

41.9K 7.1K 754
                                    

Good morning everyone

Seneng banget bisa update pagi-pagi hahahaha

Enjoy
*
*
*

SYIFA

Di salah satu sesi belajar gitar bareng Papa, aku ingat banget satu pesannya yang menurutku harus aku realisasikan saat ini.

Apa pun atau siapa pun yang mengganggu pikiran Kakak, jangan pernah pendam sendiri rasa risihnya. Harus disampaikan supaya hati lebih tenang. Tapi ingat. Harus dengan kata-kata yang baik dan sopan.

Karena Laras dan cewek-cewek yang senyum-senyum dibelakangnya ini menggangguku secara batiniah sementara aku masih mau menikmati PRJ dengan hati yang tenang, I think I should take an action.

"Han, sosisnya udah abis, kan? Jalan lagi, yuk," ajakku. Kuserahkan selembar tisu padanya. "Ada sisa sambel tuh. Jorok banget."

Raihan tersenyum kikuk lalu menerima tisu yang kuberikan. "Thank you. Sori."

"Kalian mau ke mana?" tanya Laras masih dengan nada yang ramah.

"Mau ke Pasar Malam. Kalian?" balasku membalas dengan nada yang ramah juga.

Hey, berdasarkan pendapat Pakdhe Ben, aku jauh lebih bersahabat daripada Mama.

"Ehm...belum tahu, sih. Pengen ke sana juga. Kangen main bianglala," jawab Laras. "Kita bareng aja kali, ya?"

Aku menggeleng tegas. "Duluan aja, Ras. Gue masih mau strolling sekitaran sini dulu. Raihan udah gue booking seharian penuh jadi fotografer gue, Ras. Jadi harus dimanfaatin semaksimal mungkin," balasku sok melucu. Ditambah kedipan mata pula.

Supaya nggak keliatan banget kalau aku nggak suka mereka ada di sini gitu loh.

Wajah teman-teman Laras berubah sedikit nyebelin. Tapi Laras tetap tersenyum.

"Iya, duluan aja, Ras. Sori," Raihan akhirnya join di percakapan kami.

Alhamdulillah. Teman yang pintar. Pantesan lulus FK UI.

"Okedeh nggak papa. Gue juga bosen nggak di kampus nggak di PRJ ketemunya lo lagi lo lagi," Laras balas melucu.

Aku tertawa kecil. Abis kata-kata dan tindakannya kontradiktif.

"Kameranya biar gue aja yang pegang," Raihan mengambil alih kameraku. "Yuk. Gue mau makan kebab."

Aku terbahak lalu menonjok pelan bahunya. "Dasar rakus. Eh, bye semuanya. Nice to meet you, guys."

Setelah berada cukup jauh dari Laras and her gank, aku menyikut lengan Raihan.

"Yang tadi gebetan lo, ya?"

Raihan langsung menggeleng. "Nggak. Temen kuliah doang."

"Tapi dia suka sama lo, Han," I just need to say this.

"I know," jawabnya cepat.

Beneran? Ternyata si kaku ini peka juga.

"Terus?"

"Ya nggak ada terus-terus. Gue kan nggak suka Laras."

"Casanova," sindirku.

Raihan tertawa kecil. "Itu mah om gue, Tulang Gandi."

"Tapi dia charming banget, ya. Pasti banyak yang suka," aku belum mau lepas dari topik tentang si ramah itu.

Raihan mengedikkan bahu.

Mission : Discovering LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang