Since Day One (1)

25.1K 3.3K 335
                                    

Hai Kawan 🤗
Welcome to Oliv&Ben's story
Semoga suka dengan cerita ini
Jangan lupa kasih vote dan komennya ya. Hehehehe. Komen yang lucu. Wajib lucu. Mesti lucu. Hahahaha. Nggak ding terserah.

Semoga bisa jadi hiburan di tengah pandemik ya guys. Hiks sedih deh mesti LDR-an sama Masjom. Padahal ini malam minggu kan ya? :(
Hahaha

Enjoy
*
*
*

Kembali ke tanah air memang sudah menjadi rencana Ben. Dia juga sudah mendiskusikan hal tersebut pada papinya.

Hanya persisnya tanggal berapa, Ben sengaja merahasiakannya. Biar surprise aja gitu.

Dan ternyata berhasil. Adiknya-Renata si cewek tiang listrik-kaget begitu dia muncul di rumah. Begitu juga dengan orang-orang yang bekerja di rumah mereka.

"Kamu sudah bisa mulai ngurus perusahaan, Ben," ucap papinya seminggu setelah dia menetap di Jakarta.

"Sekarang lagi megang proyek apa, Pi? Yang deket-deket sini dulu deh," kata Ben kemudian.

"Villa eksklusif di Bogor. Beberapa belas unit. Sekarang masih ngerjain struktur bawah."

Ben mengangguk-anggukkan kepala. Boleh lah. Jakarta-Bogor masih bisa ditempuh dengan mobil dan pulang-pergi. Dia masih ingin lebih sering menghabiskan waktu dengan keluarganya.

"Satu villa di sana itu Papi bangun untuk keluarga kita. Atas nama kamu. Supaya kamu punya properti sebelum menikah."

"Aku bisa usahain sendiri, Pi," balasku. "Villa yang atas namaku biar aku yang handle full. Interiornya aku isi sendiri deh. Pakai duitku."

"Alhamdulillah. Nanti Papi kasih nomor project manager-nya, ya. Kalau mau visit ke lapangan hubungi dia aja. Papi tunggu report kamu loh."

"Siap."

Maka di sini lah Ben sekarang. Di IKEA, tokoh furnitur besar yang terletak di Tangerang. Sebenarnya cukup jauh dari rumahnya yang di Kebayoran. Tapi nggak pa-pa. Toh dia punya banyak waktu dan tidak terikat selama di sini.

Dia mau melakukan survei harga. Nantinya dia juga akan ke ACE, Informa, dan toko-toko sejenis lainnya.

Tokoh furnitur ini cukup ramai pengunjung. Mungkin karena ini hari Sabtu dan sedang awal bulan. Banyak keluarga kecil yang membawa anak.

Mata Ben terbelalak saat melihat sesosok gadis kecil dengan jins dan kaos lengan panjang yang terlihat bimbang sambil memandangi sebuah meja kerja.

Gue nggak salah lihat? Ben sampai mengucek-ucek matanya.

Bener. Itu dia!

Jantung Ben berdebar lebih cepat. Now or never. Dia harus menyapa gadis itu. Ini namanya kesempatan dari Tuhan. Nggak boleh disia-siakan.

"Hai, Oliv," sapa Ben seramah mungkin.

Yang dipanggil menoleh kaget ke arahnya. Dia sampai memundurkan wajah dengan tangan menutup mulut.

Imut banget.

Ben melambaikan tangan dengan agak kikuk. "Hai. Very long time no see."

"Bang Ben?" gumamnya.

Ben mengangguk. Dia mengulurkan tangan kanan. "Apa kabar?"

Wajah Oliv memerah. Dia tidak menyangka bisa bertemu dengan Ben di sini.

Setelah beberapa tahun.

"Baik. Kapan balik dari Kanada?"

Sebenarnya Oliv tahu dari Renata bahwa Ben sudah pulang. Tetapi kok rasanya...ah sudahlah.

Mission : Discovering LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang